Hydroxychloroquine Berisiko ke Jantung, Bahaya sebagai Obat COVID-19?
Malah obat itu diasosiasikan dengan bertambahnya pasien mati
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Repurposed drug adalah salah satu program yang sedang dijalankan beberapa perusahaan farmasi di dunia untuk menemukan obat COVID-19. Secara mudahnya tujuan repurposed drug yaitu mengubah ulang fungsi obat-obatan terdahulu menjadi yang diinginkan. Sebagai contoh obat cacing diujicobakan untuk menjadi vaksin COVID-19.
Dari sekian banyaknya obat yang menjadi bagian repurposed drug, salah satunya adalah Hydroxychloroquine. Obat yang dikenal juga sebagai obat anti malaria ini sedang ramai dibicarakan lantaran diasosiasikan menambah jumlah kematian ketimbang menyembuhkan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai Hydroxychloroquine tersebut.
1. Hydroxychloroquine dikenal sebagai obat untuk menangani malaria
Dikenal juga dengan nama plaquenil, Hydroxychloroquine yang fungsinya sebagai anti malaria ini sempat dipertimbangkan untuk obat modifikasi anti rematik. Menurut rheumatology.org obat ini mampu mengurangi rasa sakit dan bengkak akibat peradangan. Lebih dari itu Hydroxychloroquine juga digunakan sebagai obat untuk mengatasi penyakit sistem imun.
Baca Juga: Fakta Hydroxychloroquine, Obat COVID-19 yang Disebut Ampuh oleh Trump
Editor’s picks
Baca Juga: Ini 8 Jenis Obat COVID-19 yang Terdaftar Secara Resmi pada BPOM