TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Takotsubo Kardiomiopati, Sindrom Patah Hati Memicu Kematian

Ternyata ada, lho, sindrom patah hati!

ilustrasi takotsubo kardiomiopati. (pexels.com/freestocks.org)

Hubungan percintaan maupun interaksi sosial dengan sesama sering kali menimbulkan perasaan tidak nyaman di hati. Hal ini bisa disebabkan oleh sikap pasangan yang acuh, seseorang yang kita sukai menyukai orang lain, perlakuan tidak menyenangkan dari rekan kerja, atau hal tidak menyenangkan lainnya.

Perasaan tidak senang dan patah hati kita kadang kala membuat dada terasa sesak dan ternyata hal itu ada tinjauan ilmiahnya lho sobat! Yup, takotsubo kardiomiopati atau orang mengenalnya dengan sindrom patah hati, penasaran? Berikut ini penjelasannya!

1. Penamaan takotsubo kardiomiopati diinisiasi dari perangkap atau jerat gurita di Jepang 

ilustrasi penjerat gurita di jepang. (technabob.com)

Sebuah laporan yang terbit dalam Canadian Medical Association Journal tahun 2009 menyebutkan bahwa takotsubo kardiomiopati adalah kardiomiopati reversibel yang langka.  Penamaan takotsubo ini berasal dari bahasa Jepang yang berarti "kendi penjebak gurita" dan memiliki bentuk bagian bawah yang bulat serta leher yang sempit.

Bentuk dari jebakan gurita di Jepang ini menyerupai ventrikulogram kiri dalam sistole jantung manusia. Bentuknya yang mengikat ini membuat sindrom dengan gejala perasaan sesak di dada itu dinamakan takotsubo.

Baca Juga: Tahu Gak? Sindrom Patah Hati Bisa Picu Kanker Lho

2. Takotsubo kardiomiopati memiliki gejala yang sama dengan serangan jantung 

ilustrasi takotsubo kardiomiopati. (pexels.com/freestocks.org)

Laporan dalam jurnal berjudul “Electrocardiographic and Seasonal Patterns Allow Accurate Differentiation of Tako-Tsubo Cardiomyopathy from Acute Anterior Myocardial Infarction: Results of a Multicenter Study and Systematic Overview of Available Studies” menyebutkan bahwa takotsubo kardiomiopati sangat sulit dibedakan dengan serangan jantung. Menurutnya dalam entitas jantung pada gambaran klinis, perjalanan klinis, dan hasil, takotsubo kardiomiopati tidak mudah dibedakan dengan infark miokard akut.

Hal ini karena gejalanya hampir sama dan keterkaitan dengan risikonya pun cukup besar, terutama pada wanita pasca menopause. Mengenai gejala utama takotsubo kardiomiopati seperti nyeri dada dan sesak, ini berbasis data distribusi gender pasien wanita di sebagian besar laporan sebelumnya yang identik.

3. Meski sering terjadi dalam waktu yang bersamaan, takotsubo kardiomiopati berbeda dengan krisis miastenia 

ilustrasi takotsubo kardiomiopati. (pexels.com/cottonbro)

Pada sebuah jurnal yang terbit tahun 2022 dalam Cureus: Journal of Medical Science menjelaskan bahwa takotsubo kardiomiopati dan krisis miastenia adalah dua krisis yang sama sekali berbeda, namun dilaporkan berkali-kali terjadi bersamaan. Mekanisme takotsubo kardiomiopati adalah pingsannya miokardium sekunder akibat dari vasospasme pembuluh darah koroner karena pelepasan katekolamin yang berlebihan dalam tubuh.

Sedangkan krisis miastenia disebabkan eksaserbasi miastenia gravis dan bisa disebut juga dengan kelainan autoimun yang menyebabkan gangguan transmisi potensial trans-sinaptik dan menyebabkan kelemahan otot pernapasan dengan gejala kesulitan bernapas. Jadi, sesak napas akibat krisis miastenia jelas bukan bagian dari takotsubo kardiomiopati.

4. Stres dan kesedihan yang mendalam menjadi penyebab takotsubo kardiomiopati 

ilustrasi seseorang yang kesepian. (pexels.com/Alex Green)

Sebuah jurnal yang berjudul “Stress, Emotion and The Heart: Tako‐tsubo Cardiomyopathy” dalam Postgraduate Medical Journal menyebutkan bahwa takotsubo kardiomiopati adalah sindrom jantung yang dipicu oleh stres dan kecemasan emosional yang mendalam, terutama pada wanita paruh baya. Hal ini merupakan dampak dari mekanisme stres dan emosional akut yang bisa memicu infark miokard akut, sistem kerja dari takotsubo kardiomiopati.

Hal di atas diperkuat dengan data dalam penelitian yang berjudul “Takotsubo Cardiomyopathy: An Overlooked Cause of Chest Pain” bahwa stres fisik (krisis hipertensi, pembedahan, gangguan pernapasan, penyakit neurologis, atau eksaserbasi asma) atau stres emosional yang parah (kemarahan, kesedihan, rasa bersalah) dapat memicu takotsubo kardiomiopati dalam dua pertiga kasus. Sementara beberapa laporan mencatat, dominasi faktor sindrom tersebut dipicu emosional.

Baca Juga: 5 Tips Menekan Risiko Patah Hati Sebelum Jadian, Kendalikan Harapan

Verified Writer

Ahmad Rifai Yusuf

Tajam menganalisa, senyap menulis, dan bergerak menyebar.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya