TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Booster Sinopharm Diklaim Meloyo dalam Melawan Varian Omicron

Dibuktikan oleh studi pracetak terbaru!

Seorang nakes menunjukkan vaksin COVID-19 buatan Sinopharm. (IDN Times/Daruwaskita)

Munculnya mutasi baru virus corona SARS-CoV-2, B.1.1.529 atau varian Omicron, menyalakan alarm baru bagi dunia dalam menghadapi pandemik COVID-19. 

Dengan jumlah mutasi terbanyak, varian Omicron dikatakan lebih menular dan meningkatkan risiko reinfeksi COVID-19. Belum lagi, berbagai temuan memperingatkan kemampuannya untuk menghindari sistem imun.

Oleh karena itu, makin kuatlah rekomendasi untuk dosis ketiga atau booster vaksin COVID-19 untuk menambah perlindungan. Akan tetapi, ada kabar kurang mengenakkan yang datang dari Sinopharm. Menurut penelitian terbaru, vaksin platform inactivated SARS-CoV-2 buatan China ini tidak mampu menangkal varian Omicron.

1. Melibatkan hampir 300 nakes

Vaksin buatan Sinopharm yang akan digunakan dalam vaksinasi di Peru pada Februari 2021. (flickr.com/Ministerio de Defensa del Perú)

Dimuat dalam medRxiv, sebuah studi pracetak di China yang dilakukan oleh Shanghai Jiao Tong University School of Medicine bermaksud meneliti pengaruh varian Omicron terhadap efikasi vaksin dan reinfeksi. Karena belum melewati ulasan sejawat (peer review), hasil studi masih dapat berubah dan belum bisa dijadikan patokan pasti.

Studi ini melibatkan vaksin Sinopharm (BBIBP-CorV) dan 292 tenaga kesehatan (nakes) yang sudah mendapatkan booster sekitar 8—9 bulan setelah menyelesaikan dua dosis. Para peneliti meneliti serum para nakes untuk melihat kinerja antibodi dari vaksin Sinopharm dalam melawan varian Omicron dan SARS-CoV-2 orisinal asal Wuhan.

Baca Juga: Perbedaan Gejala Varian Omicron pada yang Sudah dan Belum Divaksinasi

2. Hasil: proteksi booster vaksin Sinopharm masih terdeteksi

Vaksin buatan Sinopharm yang akan digunakan dalam vaksinasi di Peru pada Februari 2021. (flickr.com/Ministerio de Defensa del Perú)

Para peneliti mencatat bahwa booster vaksin Sinopharm masih memiliki proteksi terhadap varian Omicron. Pada 28 hari setelah dosis booster, para peneliti melihat angka titer antibodi naik 6,1 kali lipat dibanding pada dosis kedua.

Lebih lanjut lagi, para peneliti juga menjelaskan bahwa dari sebagian besar nakes masih menunjukkan antibodi terhadap varian Omicron. Dari 292 nakes, serum dari 228 nakes (78,08 persen) masih menunjukkan proteksi dari antibodi penetral (neutralizing antibody).

3. Penurunan titer hingga 20,1 kali lipat

Petugas kesehatan menyiapkan suntikan vaksin virus corona (COVID-19) buatan Sinopharm, di Lima, Peru, Selasa (9/2/2021) (ANTARA FOTO/REUTERS/Sebastian Castaneda)

Namun, berita buruknya, varian Omicron memang mengurangi kemampuan vaksin Sinopharm. Hal ini dibuktikan dari berkurangnya kemampuan penetralan vaksin hingga 10 kali lipat, indikasi bahwa varian Omicron memang dapat bersembunyi dari kekebalan dari infeksi dan vaksinasi COVID-19.

"... membuktikan bahwa varian Omicron dapat menghindar dari proteksi imun yang dihasilkan oleh infeksi SARS-CoV-2 dan vaksin COVID-19," tulis para peneliti.

Para peneliti mencatat bahwa dua dosis vaksin Sinopharm memang pada dasarnya tidak cukup. Diukur 8—9 bulan setelah dua dosis, para peneliti memperingatkan bahwa aktivitas neutralizing antibody "hampir tidak terdeteksi".

Sementara serum pada 288 nakes masih menunjukkan kinerja neutralizing antibody setelah diberi booster, antibodi tersebut tetap berkurang kinerjanya melawan varian Omicron. Tidak main-main, pengurangan tersebut berkisar hingga 20,1 kali lipat!

Baca Juga: Respons Antibodi Vaksin Sinopharm Lebih Lemah terhadap Varian Delta?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya