TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

COVID-19 Bisa Menyebabkan Gigi Copot? Ini Faktanya!

Gigi yang tanggal juga dipengaruhi oleh keparahan COVID-19

ilustrasi rongga mulut (freepik.com/asierromero)

Pada awalnya, COVID-19 dipandang sebagai penyakit pernapasan. Namun, dengan perkembangan pengetahuan, penyakit ini ternyata menyerang lebih dari pernapasan, melainkan organ-organ lainnya.

Berbagai penelitian terbaru mengungkapkan dampak COVID-19 terhadap organ yang tak disangka sama sekali, yaitu rongga mulut. Apakah benar COVID-19 bisa menyebabkan gigi copot? Apa hubungannya COVID-19 dengan kerusakan rongga mulut? Mari simak faktanya berikut ini.

Baca Juga: 22 Gejala Long COVID setelah Sembuh dari Omicron, Hati-hati!

1. Keparahan COVID-19 pengaruhi kerusakan rahang mulut

ilustrasi sakit gigi (freepik.com/wayhomestudio)

Dimuat dalam jurnal Advances in Oral and Maxillofacial Surgery pada November 2021, sebuah penelitian di Belanda mencari tahu hubungan antara keparahan COVID-19 dan kerusakan gigi. Penelitian ini melibatkan sebanyak 1.730 pasien COVID-19 pada Oktober 2020.

Dari jumlah pasien tersebut, sebanyak 389 pasien tercatat pernah berkonsultasi dengan departemen bedah mulut dan maksilofasial (OMFS). Penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan antara keropos tulang alveolar dan keparahan COVID-19. Pasalnya, pasien COVID-19 dengan keropos tulang alveolar 5,6 kali lebih mungkin dirawat di ICU dan wafat.

Selain itu, banyaknya gigi yang tanggal juga dipengaruhi oleh keparahan COVID-19. Per satu gigi tanggal, pasien COVID-19 10,2 persen lebih berisiko terkena COVID-19 parah dibanding ringan atau sedang.

2. Rongga mulut, salah satu daerah paling tinggi ACE-2

Jadi, apakan ada penjelasan untuk fenomena ini? Dilansir American Academy of Periodontology, lapisan mukosa oral dan lidah adalah bagian tubuh dengan kadar angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) tertinggi, reseptor yang umum dikaitkan dengan penyebaran SARS-CoV-2.

Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa ACE2 yang tinggi di lidah serta lapisan mukosa oral dan nasal adalah penyebab gejala menurunnya indra perasa (hipogeusia) dan penciuman (anosmia) yang umum pada pasien COVID-19.

Sebelum riset di Belanda tersebut, sebuah riset yang dilakukan di Meksiko dan dimuat dalam jurnal Medical Hypotheses tahun 2020 juga menemukan adanya hubungan antara penyakit periodontal dan keparahan COVID-19. Di sisi lain, keparahan COVID-19 juga ditunjukkan dari kadar ACE2.

Baca Juga: Studi Indonesia Paparkan Maraknya Fenomena Long COVID

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya