TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dua Dosis Vaksin Johnson & Johnson Makin Efektif Lawan COVID-19

Lebih ampuh daripada yang 1 dosis saja!

ilustrasi: vaksin COVID-19 buatan J&J dan Janssen (dallasnews.com)

Pada 11 September 2021 lalu, Indonesia mendatangkan vaksin dari perusahaan Johnson & Johnson (J&J) dari Amerika Serikat (AS) yang berkolaborasi dengan Janssen di Belanda. Berbeda dengan vaksin lain, J&J menawarkan vaksin satu dosis saja.

Akan tetapi, berbagai riset terkini mengekspos minimnya efektivitas vaksin J&J dibanding vaksin lainnya. Oleh karena itu, lewat studi terbarunya, J&J mengakui kalau vaksinnya memang butuh dosis kedua atau booster.

Baca Juga: 5 Fakta seputar Vaksin Johnson & Johnson asal Belanda

1. Suntikan kedua dongkrak efektivitas J&J hingga 94 persen

Vaksin COVID-19 dari Janssen di bawah naungan Johnson & Johnson/J&J. (flickr.com/New York National Guard)

Jika sebelumnya vaksin J&J dikatakan lebih lemah dari Pfizer-BioNTech dan Moderna, dengan suntikan kedua, J&J mengklaim kalau vaksinnya tidak kalah saing dalam memberikan perlindungan terhadap virus corona SARS-CoV, penyebab COVID-19. Ini dibuktikan lewat studi ENSEMBLE 2 tahap ke-3 J&J di AS pada lebih dari 30,000 partisipan berusia 18 tahun ke atas.

Dirilis pada Selasa (21/9/2021) kemarin, J&J mengatakan kalau suntikan dosis kedua yang diberikan 56 hari atau 2 bulan setelah dosis pertama dapat meningkatkan efikasi vaksin hingga 94 persen terhadap COVID-19 gejala ringan hingga parah atau kritis. Booster kedua vaksin J&J terlihat meningkatkan antibodi yang naik 4-6 kali lipat.

Selain itu, jika booster diberikan 6 bulan setelah dosis tunggal, J&J menjamin bahwa kadar antibodi dapat naik hingga 12 kali lipat setelah dosis pertama. Dengan temuan ini, J&J berharap BPOM AS (FDA) dapat mengesahkan dosis kedua vaksinnya dalam waktu dekat.

2. Sebelumnya, efektivitas hanya di atas 70 persen

Vaksin COVID-19 dari Janssen di bawah naungan Johnson & Johnson/J&J (npr.org)

J&J kemudian membandingkan hasil studi ENSEMBLE 2 dengan hasil efikasi suntikan satu dosis saja. Dimuat dalam jurnal medRxiv pada 16 September lalu, studi ENSEMBLE pada Maret-Juli 2021 lalu yang melibatkan lebih dari 390.000 partisipan di AS ini belum diulas sejawat (peer reviewed).

Dibandingkan dengan lebih dari 1,5 juta partisipan yang tak divaksinasi, satu dosis suntikan vaksin J&J dikatakan memiliki efikasi 79 persen terhadap COVID-19 dan 81 persen dalam mencegah rawat inap akibat COVID-19. J&J memaparkan lebih lanjut, bahwa setelah 28 hari pasca vaksinasi, vaksinnya menawarkan perlindungan:

  • Sebanyak 75 persen terhadap COVID-19 yang parah/kritis secara global
  • Sebanyak 74 persen terhadap COVID-19 parah/kritis di AS yang juga:
    • Sebanyak 89 persen mencegah rawat inap akibat COVID-19
    • Sebanyak 83 persen mencegah kematian akibat COVID-19

Selain itu, J&J juga menjamin bahwa vaksinnya tidak mengalami penurunan perlindungan saat menghadapi B.1.617.2 atau varian Delta, yang saat ini mendominasi kasus COVID-19 global.

Baca Juga: Vaksin COVID-19 Bertujuan Membentuk Antibodi? Ini Faktanya!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya