5 Fakta seputar Vaksin Johnson & Johnson asal Belanda

Kabar baiknya, cukup sekali suntik saja! #IDNTimesHealth

Anggota "pasukan" vaksin COVID-19 di Indonesia bertambah satu lagi! Diumumkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pada Sabtu (11/9/2021), Indonesia menerima 500.000 vaksin Janssen dari Johnson & Johnson (J&J).

Didatangkan dari Belanda bersama dengan alat pelindung diri (APD), vaksin J&J diketahui menerima izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI sejak Selasa (7/9/2021) lalu. Kemenkes menyatakan bahwa vaksin J&J ditujukan untuk kelompok usia 18 tahun ke atas.

Dengan begitu, misi pemerintah Indonesia untuk mempercepat dan memperluas cakupan vaksin pun semakin terealisasi. Apa yang patut diketahui mengenai vaksin J&J? Simak ulasan selengkapnya!

1. Vaksin J&J gunakan platform serupa dengan AstraZeneca-Oxford

5 Fakta seputar Vaksin Johnson & Johnson asal Belandailustrasi vaksin J&J (theconversation.com)

Vaksin dari J&J menggunakan platform adenovirus, virus yang menjadi biang kerok batuk pilek. Adenovirus juga merupakan platform yang digunakan oleh vaksin Vaxzevria buatan AstraZeneca-Oxford. BPOM Amerika Serikat (FDA) melampirkan bahan-bahan vaksin J&J meliputi:

  • Adenovirus tipe 26 rekombinan yang tidak dapat mereplikasi dan yang mengekspresikan spike protein virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19
  • Asam sitrat monohidrat
  • Trisodium sitrat dihidrat
  • Etanol
  • 2-hidroksipropil-β-siklodekstrin (HBCD)
  • Polisorbat-80
  • Natrium klorida

Adenovirus digunakan untuk mengantarkan gen strain SARS-CoV-2 ke sel manusia. Lalu, sel akan memproduksi protein SARS-CoV-2 untuk meniru virus untuk mempersiapkan sistem imun menghadapi COVID-19 di kemudian hari.

2. Cuma sekali suntik, seberapa efektif vaksin J&J?

5 Fakta seputar Vaksin Johnson & Johnson asal Belandailustrasi vaksin J&J (everydayhealth.com)

Berbeda dengan vaksin COVID-19 lainnya yang butuh dua suntukan, vaksin J&J hanya membutuhkan satu dosis penyuntikan saja. Penyimpanan vaksin J&J tergolong mudah, dengan suhu 2-8 derajat Celsius. Kemenkes mengatakan bahwa untuk kelompok usia 18 tahun ke atas, vaksin J&J akan diberikan dengan dosis 0,5 mililiter (ml).

Efikasi J&J terbukti tinggi. Studi uji klinis tahap ketiga vaksin J&J pada Juni 2021 lalu—melibatkan hampir 40.000 partisipan—menyatakan bahwa vaksin ini dapat menangkal COVID-19 ringan hingga sedang hingga 66,3 persen dan COVID-19 berat hingga 76,3 persen, 14 hari setelah vaksinasi.

Baca Juga: RI Terima 500 Ribu Dosis Vaksin Johnson & Johnson dari Belanda

3. Bagaimana efektivitas J&J terhadap varian Delta?

5 Fakta seputar Vaksin Johnson & Johnson asal Belandailustrasi virus corona varian Delta (twitter.com/WebMD)

Selain efikasi yang tinggi terhadap SARS-CoV-2 tipe awal, studi J&J yang dimuat dalam New England Journal of Medicine tersebut juga menyebutkan kalau vaksin ini ampuh terhadap varian B.1.351 (Beta) dan P.2 (Gamma). Lalu, bagaimana dengan varian B.1.617.2 (Delta) yang jadi varian dominan di dunia saat ini?

Diumumkan pada Juli 2021 lalu, J&J menyatakan bahwa vaksin satu dosisnya tidak kalah efektif untuk menangkal variant of concern (VoC). Salah satunya adalah varian Delta yang dinyatakan VoC pada Juni 2021 lalu. Dimuat dalam jurnal bioRxiv, antibodi yang dihasilkan oleh vaksin J&J dikatakan dapat bertahan hingga 8 bulan.

4. Kontroversi pembekuan darah J&J

5 Fakta seputar Vaksin Johnson & Johnson asal Belandailustrasi penyuntikan vaksin J&J (usnews.com)

Pada 13 April 2021 lalu, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) dan FDA sempat menghentikan pemberian vaksin J&J karena laporan kasus pembekuan darah (trombosis) dengan sindrom trombositopenia 1-2 minggu setelah suntikan. Saat itu, sudah 6,8 juta dosis vaksin J&J yang digulirkan!

Namun, pemberhentian tersebut hanya sebentar. Pada 23 April 2021, vaksin J&J kembali diizinkan karena CDC dan FDA menganggap bahwa manfaat vaksin J&J jauh melebihi risikonya. Selain itu, kasus trombosis dengan sindrom trombositopenia pada vaksin J&J juga tergolong langka.

Memang, para peneliti J&J juga mencatat 11 kasus pembekuan darah di uji klinis tahap ketiga. Akan tetapi, mereka menjelaskan bahwa para partisipan yang mengalaminya setelah vaksinasi memiliki kondisi penyerta yang memicu kejadian tersebut.

5. Gejala-gejala yang patut diwaspadai

5 Fakta seputar Vaksin Johnson & Johnson asal Belandailustrasi vaksin J&J (crainsdetroit.com)

Secara keseluruhan, vaksin J&J aman. Telah merampungkan uji klinis, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan vaksin J&J. Dari uji klinis tahap ketiga, J&J menjabarkan beberapa efek samping umum setelah vaksinasi, seperti:

  • Reaksi lokal di lokasi suntikan, seperti sensasi nyeri, kulit kemerahan, atau bengkak
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Malaise
  • Mual
  • Demam

Gejala-gejala tersebut umumnya hilang dalam beberapa hari. Namun, dari uji klinis tersebut, J&J mencatat bahwa terdapat tujuh kasus efek samping yang cukup parah, seperti:

  • Reaksi alergi parah (1 kasus)
  • Sindrom pascavaksinasi, seperti sakit kepala, demam, dan kelemahan (1 kasus)
  • Bell's palsy (2 kasus)
  • Sindrom Guillain-Barre (1 kasus)
  • Perikarditis (1 kasus)
  • Radikulitis brakialis (1 kasus)
5 Fakta seputar Vaksin Johnson & Johnson asal Belandailustrasi penyuntikan vaksin Janssen (flickr.com/New York National Guard)

Reaksi alergi parah amat dikhawatirkan pada penyuntikan vaksin COVID-19, termasuk vaksin J&J. Jadi, jika kamu memiliki riwayat alergi pada bahan vaksin, beri tahu ke tenaga kesehatan, ya! Berbagai gejala alergi vaksin meliputi:

  • Pembengkakan di wajah atau tenggorokan
  • Kesulitan bernapas
  • Merasa pusing atau lemah
  • Detak jantung cepat
  • Ruam

Sekali lagi, trombosis dengan sindrom trombositopenia tergolong langka, tetapi kita tetap harus waspada. Oleh karena itu, CDC menyarankan untuk memperhatikan gejalanya selama 3 minggu pertama setelah penyuntikan vaksin J&J. Gejala trombosis dengan sindrom trombositopenia meliputi:

  • Sakit kepala parah yang tidak kunjung reda
  • Pandangan kabur
  • Sesak napas
  • Sakit dada
  • Sakit perut yang tidak kunjung reda
  • Kaki membengkak
  • Mudah memar
  • Bintik-bintik darah kecil pada kulit di sekitar tempat suntikan
5 Fakta seputar Vaksin Johnson & Johnson asal Belandailustrasi vaksin J&J (tampabay.com)

Dengan datangnya vaksin J&J, Indonesia semakin dekat dengan misinya untuk memperluas cakupan dan mempercepat laju vaksinasi. Tak cuma itu itu, vaksin J&J hanya membutuhkan satu dosis suntikan saja!

Memang, beredar berbagai kabar kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang tak mengenakkan, terutama pembekuan darah. Namun, tidak perlu khawatir, manfaat vaksin J&J jauh melebihi risikonya asalkan kamu terbuka dengan layanan kesehatan mengenai kondisi kesehatanmu. Ingat, lebih baik divaksinasi daripada tidak sama sekali.

Baca Juga: Menkes: Vaksin Johnson & Johnson Tiba September, Hanya Sekali Suntik

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya