TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Obat dari AstraZeneca Bisa Cegah dan Rawat COVID-19, Kabar Baik!

Seberapa besar tingkat keampuhannya?

ilustrasi perusahaan farmasi AstraZeneca (pbs.org)

Pada awal Oktober 2021, dunia bergembira dengan kabar bahwa Merck dan Ridgeback mengembangkan molnupiravir, obat yang bisa memerangi risiko rawat inap dan mortalitas akibat penyakit virus corona baru COVID-19 hingga 50 persen.

Kabar baik tak hanya berhenti sampai di situ. Perusahaan farmasi dan bioteknologi Inggris-Swedia, AstraZeneca, mengumumkan bahwa mereka juga sedang mengembangkan terapi COVID-19, yaitu AZD7442.

Hasil uji klinis ketiga yang dirilis pada Senin (11/10/2021) menunjukkan kabar baik mengenai potensi tambahan senjata lainnya dalam melawan COVID-19. Mari simak ulasan selengkapnya!

1. Sekilas mengenai AZD7442, menawarkan efek proteksi hingga 12 bulan

ilustrasi penelitian di laboratorium (astrazeneca.com)

AZD7442 adalah terapi antibodi yang melibatkan kombinasi antara dua long acting antibody (LAAB), tixagevimab (AZD8895) dan cilgavimab (AZD1061). Dua LAAB ini adalah produk turunan sel B yang disumbangkan oleh pasien-pasien COVID-19.

Sebuah penelitian oleh Vanderbilt University Medical Center yang dimuat di jurnal Nature pada Juli 2020 memperlihatkan keampuhan terapi LAAB untuk mencegat pengikatan SARS-CoV-2 ke sel inang. Sebelumnya, AstraZeneca telah meneken lisensi dua LAAB tersebut pada Juni 2020.

ilustrasi laboratorium R&D AstraZeneca (astrazeneca.com)

Menurut keterangan di laman resmi AstraZeneca, AZD7442 ampuh mencegah protein spike strain virus corona SARS-CoV-2 menginvasi sel manusia dan dioptimalkan dengan ekstensi waktu paruh (half time) serta pengurangan reseptor Fc. Apa tujuan dari optimalisasi ini?

Dengan teknologi ekstensi half time YTE, AZD7442 menawarkan perlindungan dari COVID-19 tiga kali lipat dengan durasi 9-12 bulan. Selain itu, pengurangan reseptor Fc bertujuan untuk mengurangi risiko berkembangnya penyakit berbasis antibodi lainnya dari pemberian AZ7442.

Baca Juga: Merck: Molnupiravir Ampuh Tekan Kematian akibat COVID-19

2. Studi melibatkan hampir 1.000 pasien COVID-19 dengan komorbiditas parah di 13 negara

ilustrasi vaksin AstraZeneca (pixabay.com/Paul McManus)

Sebuah uji klinis tahap 3 bertajuk TACKLE menguji efikasi AZD7442 dibandingkan dengan plasebo. Uji klinis ini melibatkan pada 903 pasien positif COVID-19 berusia 18 tahun ke atas bergejala ringan hingga sedang selama 7 hari atau kurang dari 96 lokasi di 13 negara, yaitu:

  • Brasil
  • Republik Ceko
  • Jerman
  • Hongaria
  • Italia
  • Jepang
  • Meksiko
  • Polandia
  • Rusia
  • Spanyol
  • Ukraina
  • Inggris
  • Amerika Serikat (AS)

Selain 13 persen pasien adalah lansia (60 tahun ke atas), sebanyak 90 persen pasien memiliki komorbiditas yang dapat mengakibatkan COVID-19 gejala parah seperti kanker, diabetes, obesitas, penyakit paru-paru kronis, asma, penyakit kardiovaskular, atau imunosupresi.

3. Hasil: AZD7442 efektif mencegah COVID-19 dan menurunkan risiko akibat COVID-19 50-67 persen!

Ilustrasi satu botol dosis vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca. (Dok. European Thrombosis and Haemostasis Alliance (ETHA))

Pemberian AZD7442 600 miligram (mg) lewat suntikan intramuskuler (IM) dilakukan secara acak. Hasilnya, AZD7442 ditemukan mengurangi risiko berkembangnya COVID-19 gejala parah hingga kematian hingga 50 persen pada pasien COVID-19 rawat jalan, yaitu 18 kejadian pada kelompok AZD7442 dibandingkan 37 di kelompok plasebo.

Selain itu, AstraZeneca menemukan bahwa pemberian AZD7442 dalam 5 hari sejak timbulnya gejala mengurangi risiko berkembangnya COVID-19 gejala parah hingga kematian sebesar 67 persen, yaitu 9 kejadian di kelompok AZD7442 banding 27 kejadian di kelompok plasebo.

"Hasil ini menambah bukti keampuhan terapi ini untuk mencegah dan mengobati COVID-19. Intervensi dini dengan AZD7442 dapat mengurangi perkembangan penyakit secara signifikan dan memberikan perlindungan selama lebih dari 6 bulan," ujar Executive Vice President, Biopharmaceutical R&D di AstraZeneca, Menelas Pangalos.

4. Riset sebelumnya: AZD7442 turunkan risiko COVID-19 bergejala hingga hampir 80 persen dan ampuh untuk varian baru!

Vaksin COVID-19 AstraZeneca (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Sebelumnya, efikasi AZD7442 juga diuji pada Agustus 2021 lewat uji klinis tahap 3 bertajuk PROVENT. Studi ini melibatkan 5.197 pasien COVID-19 dewasa di lima negara (AS, Inggris, Spanyol, Prancis, dan Belgia). Selain 43 persen pasien adalah kaum lansia, 75 persen juga memiliki komorbiditas yang membahayakan COVID-19.

Diberikan dalam dosis 300 mg, AZD7442 ditemukan mengurangi risiko perkembangan COVID-19 hingga 77 persen dibandingkan dengan plasebo, yaitu 0 kasus kematian pada kelompok AZD7442 dibandingkan 3 kasus COVID-19 parah yang berakhir pada 2 kematian pada kelompok plasebo.

Berdasarkan temuan in vitro yang ditabulasikan di ACTIV dan National Center for Advancing Translational Sciences (NCATS), AstraZeneca juga mengklaim bahwa AZD7442 efektif melawan varian-varian baru, seperti varian B.1.621 atau Mu hingga variant of concern (VoC), seperti:

  • B.1.1.7 atau Alpha
  • B.1.351 atau Beta
  • P.1 atau Gamma
  • B.1.617.2 atau Delta

Baca Juga: Studi: Vaksin AstraZeneca Ampuh Cegah COVID-19 Varian Delta

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya