Benarkah Kurang Aktivitas Fisik Tingkatkan Risiko Keparahan COVID-19?
Satu lagi alasan untuk tidak malas gerak!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bukan rahasia kalau gaya hidup sedenter alias banyak duduk dan sedikit berolahraga mengundang berbagai masalah kesehatan. Oleh karena itu, salah satu kunci penting tubuh sehat dan bugar adalah gaya hidup aktif dengan olahraga teratur.
Di tengah masa pandemi COVID-19, pentingnya gaya hidup aktif makin ditekankan. Kenapa? Selain dapat menjaga daya tahan tubuh optimal, ada penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa gaya hidup sedenter atau kurang gerak dapat meningkatkan risiko infeksi dan kematian akibat COVID-19.
1. Kurang gerak, faktor tersembunyi yang membuatmu rentan terinfeksi COVID-19
Dalam sebuah studi berjudul "Physical inactivity is associated with a higher risk for severe COVID-19 outcomes: a study in 48,440 adult patients", kurang gerak dikaitkan dengan gejala COVID-19 kronis dan risiko kematian tinggi. Gaya hidup pasif berada di bawah usia lanjut dan riwayat transplantasi organ sebagai penyebab gejala kronis COVID-19.
Studi yang dipublikasikan di British Journal of Sports Medicine pada 13 April 2021 kemarin membeberkan temuan bahaya yang mengintai orang-orang yang kurang gerak. Disebutkan bahwa mereka yang aktivitas fisiknya minim selama 2 tahun sebelum pandemi lebih mungkin dilarikan ke rumah sakit, mendapat perawatan intensif, hingga meninggal dunia akibat COVID-19.
Biasanya, kondisi penyerta COVID-19 paling umum adalah usia lanjut, diabetes, obesitas, dan penyakit kardiovaskular. Namun, setelah dibandingkan dengan kondisi-kondisi penyerta tersebut, tim peneliti dari California, Amerika Serikat (AS), tersebut mengatakan kalau kurang gerak adalah faktor risiko terkuat tetapi tidak diperhatikan!
Baca Juga: Janggut Tingkatkan Risiko COVID-19? Simak Penjelasannya!
Baca Juga: 7 Alasan Kenapa Lansia Perlu Segera Mendapat Vaksinasi COVID-19