TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Donasi Sperma Diambil dari Jasad Wafat, Apakah Wajar dan Manusiawi?

Salah satu kebijakan di Inggris yang kontroversial

ilustrasi sperma (pexels.com/Nadezhda Moryak)

Saat Inggris tengah menghadapi kekurangan "benih" untuk menambah populasi, sebuah keputusan kontroversial pun akhirnya dimaklumkan juga, yaitu sperma boleh diambil dari jasad manusia yang sudah meninggal dunia.

Karena angka pendonor sperma sangat rendah di Inggris, maka negara tersebut harus mengimpor sekitar 7 ribu pendonor dari mancanegara, dominan berasal dari Denmark dan Amerika Serikat. Adakah pertimbangan ilmiahnya?

1. Tidak melanggar etika

Sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of Medical Ethics, Nathan Hudson dari University of Leicester dan Joshua Parker dari Wythenshawe Hospital di Inggris mengemukakan bahwa laki-laki akan diizinkan untuk memberi persetujuan agar sperma mereka dapat diambil saat mereka meninggal, untuk didonorkan kepada keluarga Inggris yang membutuhkan.

"Kami mengetahui sedikitnya jumlah pendonor sperma di Inggris, dan inilah salah satu solusinya," ujar Joshua Parker, peneliti dari Wythenshawe Hospital.

Selain layak secara teknis, proses ekstraksi sperma dari jasad juga bersifat layak secara etika.

Baca Juga: Studi: Paparan Polusi Udara Bikin Kualitas Sperma Jelek

2. Prosedur teknis yang terkesan tidak etis saat masih hidup

Prosedur ekstraksi sperma setelah seorang laki-laki wafat memang secara teknis dan etis diperbolehkan. Namun, ada alasan mengapa lebih mudah mengambil sperma saat seseorang sudah wafat.

Terdapat dua prosedur teknis untuk ekstraksi sperma sesudah seorang lelaki wafat:

  • Memasukkan pelacak melalui lubang dubur untuk mengirimkan aliran listrik yang memicu prostat agar mengalami ejakulasi (elektroejaculation).
  • Membedah buah zakar (skrotum) untuk mengekstraksi sperma langsung.

Menurutmu, bagaimana jika dua prosedur ini dilakukan saat seorang masih hidup? Betul, tidak etis. Akan tetapi, karena sudah menjadi jasad, maka kedua prosedur tersebut bisa dilakukan tanpa melanggar etika.

3. Kasus ekstraksi sperma dari jasad

ilustrasi ekstraksi sperma (laurelfertility.com)

Sebenarnya, donor sperma dari jasad pernah terjadi dalam beberapa kasus. Salah satu kasus yang paling terkenal di Inggris terjadi pada 2014, saat pasangan suami istri mengambil sperma putra mereka yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.

Mereka kemudian membekukan dan mengirim sperma tersebut ke laboratorium La Jolla IVF di California, Amerika Serikat (AS), agar dikembangkan dalam bayi tabung (IVF) dan dilahirkan oleh seorang inang. Pasangan tersebut ingin memiliki seorang cucu laki-laki. Dilahirkan di AS, anak tersebut sekarang hidup bersama kakek dan neneknya di Inggris

Namun, permasalahannya adalah:

  • Meskipun berstatus anak, pasangan tersebut telah melanggar hukum Human Fertilisation and Embryology Act 1990 karena mengambil sperma sang anak tanpa persetujuan.
  • Pasangan tersebut menghendaki cucu laki-laki. Meskipun seleksi kelamin adalah hal lumrah di AS, hal tersebut juga melawan hukum di Inggris.

4. Manfaat donor sperma setelah wafat

Setelah berbicara dari segi etika, hukum, dan teknis, apakah kelebihan dari donor sperma dari jasad?

  • Kita berbicara mengenai harapan bagi mereka yang mandul. Dengan ini, mereka memiliki harapan untuk memiliki keturunan, meskipun dengan metode inseminasi buatan.
  • Bagi pasangan yang sudah menikah namun sang suami wafat sebelum memiliki keturunan, wasiat mereka untuk mendapat keturunan bisa dituntaskan. Lungkang gen sang suami dapat tetap diturunkan ke generasi berikutnya.
  • Dalam segi sains, perkembangan ekstraksi sperma dari jasad dapat membuka wawasan baru untuk perkembangan metode ekstraksi sperma baik dari jasad atau dari makhluk hidup.
  • Prosedur yang lebih mudah untuk ekstraksi sperma dibandingkan saat masih hidup. Saat masih hidup, mereka harus menahan diri dari ejakulasi selama beberapa hari sebelum dapat melakukan donor.

Baca Juga: Dear Suami, Ini 8 Cara Ampuh Meningkatkan Kualitas Sperma

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya