TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bukan Sugesti, Hati Gembira Bikin Kuat Lawan Virus dan Umur Panjang

Daripada memikirkan hal negatif, ya kan?

freepik.com/peoplecreations

Bagaimana jika ingin tetap sehat? Minum vitamin? Vaksin tiap bulan? Olahraga? Makan bergizi? Minum air putih? Iya, semua hal tersebut memang dijamin akan membuatmu sehat. Tetapi, ternyata, ada satu hal yang bisa membuatmu tetap prima.

"Kebahagiaan."

"Wah! Dalam sekali!"

Eh, tapi ini tidak bercanda! Dunia, dari badan keagamaan hingga badan ilmiah, pun mengakui bahwa hati yang gembira adalah obat yang manjur.

"Hakuna matata."

Pernah dengar, kan? Dalam bahasa Swahili, frasa tersebut berarti "tidak khawatir".

Bukan soal pseudosains, juga bukan sulap, bukan sihir. Kenapa? Karena hal ini pun terbukti secara ilmiah! Kok bisa begitu?

1. Gaya hidup yang lebih sehat

Sayur-sayuran (IDN Times/ Muchammad Haikal)

Saat seseorang bahagia, makanan apapun terasa lebih enak. Betul atau betul? Setidaknya, itulah hasil dari sebuah studi gabungan pada 2017 yang dilakukan oleh Lithuanian University of Health Science di Lituania dan University College London di Inggris, melibatkan 7.000 orang dewasa.

Bertajuk "Link between healthy lifestyle and psychological well-being in Lithuanian adults aged 45–72: a cross-sectional study", riset tersebut memaparkan bahwa orang yang gembira memiliki kemungkinan 47 persen untuk makan makanan yang bergizi, dibandingkan dengan yang bermuram durja!

Bukan rahasia jika makan makanan yang sehat dengan hati yang gembira adalah kombinasi yang manjur untuk tubuhmu!

Namun, kami garis bawahi, "makanan sehat", bukan makanan cepat saji. Jika kamu gembira lalu tetap makan makanan cepat saji, nihil, Bambang. Kamu akan tetap sakit akhirnya, hanya saja lebih bahagia.

https://hellosehat.com/

Selain itu, penelitian tersebut mengungkap bahwa dari 7 ribu peserta penelitian tersebut, peserta dengan hati gembira memiliki kemungkinan 33 persen untuk berolahraga hingga 10 jam seminggu.

Para peneliti di University of Georgia di Amerika Serikat menyatakan bahwa olahraga rutin bermanfaat bagi tubuh karena dapat menurunkan tensi darah, mencegah penyakit jantung, menguatkan tulang, dan lain-lain.

Ingat, bahagia = olahraga rutin. Jika kamu bahagia, tetapi kamu tetap malas-malasan di ranjang, berarti kamu harus mempertimbangkan arti kebahagiaan!

Jadi, bahagia di sini mendatangkan manfaat bagi tubuhmu jika kamu terbawa oleh kebahagiaan tersebut untuk melakukan hal yang berguna dan mengonsumsi makanan/minuman yang menyehatkan.

Jika malah membuatmu melakukan hal destruktif, itu hanya pelarian sementara!

Baca Juga: Ini 6 Cara Ampuh Menjaga Kesehatan Mental dari Media Sosial, Coba deh!

2. Tidur lebih nyenyak

unsplash.com/Gregory Pappas

Selain makanan dan olahraga, orang yang gembira cenderung tidur lebih nyenyak. Hal tersebut diungkapkan oleh para peneliti di University College London pada 2008.

Melibatkan 700 orang dewasa, penelitian yang bertajuk "Positive affect, psychological well-being, and good sleep" tersebut mengungkap bahwa persentase susah tidur ditemukan sebanyak 47 persen pada mereka yang tidak menikmati hidup.

Mendukung penelitian tersebut, peneliti asal University College London dan Cornell University di Amerika Serikat, meninjau 44 penelitian yang mengaitkan kebahagiaan dengan kualitas tidur seseorang. Hasilnya, memang menunjukkan keterkaitan yang signifikan!

3. Imun lebih setrong!

chiroeco.com

Berhubungan dengan kedua poin di atas. Jika kamu gembira lalu makan dan minum yang bergizi, berolahraga rutin, serta tidur dengan nyenyak, hal tersebut menyebabkan efek domino yang bermanfaat bagi tubuh.

Apa itu? Sistem imunmu jauh lebih tebal dari orang yang tidak gembira.

Secara spesifik, penelitian pada 2006 yang dilakukan oleh para peneliti di Carnegie Mellon University berjudul "Positive emotional style predicts resistance to illness after experimental exposure to rhinovirus or influenza a virus" menyatakan bahwa hati gembira menguatkan imun untuk membentengi diri dari serangan flu dan batuk pilek!

Sedangkan, menurut peneliti dari universitas yang sama pada 2003 menyatakan bahwa orang yang tidak bahagia tiga kali lipat lebih rentan terhadap penyakit flu!

Lalu, apa hubungannya kebahagiaan dengan sakit flu atau masuk angin? Hal tersebut hingga sekarang belum dapat dibuktikan dalam penelitian ilmiah.

Sebuah penelitian pada 2006 oleh University of Pittsburgh yang bertajuk "Trait positive affect and antibody response to hepatitis B vaccination" menyatakan bahwa perasaan bahagia memicu sumbu Hypothalamus-Pituitary-Adrenal (HPA), bagian terpenting dari neuroendokrin (sistem saraf pada hormon) yang mengendalikan tingkat stres, pencernaan, hormon, hingga sistem kekebalan tubuh!

Gangguan pada sumbu HPA mengakibatkan bipolar, kecemasan, susah tidur, kelelahan, depresi, dan gangguan lainnya.

"Jadi, harus percaya yang mana?"

Tidak perlu dipikirkan yang mana. Yang jelas, kebahagiaan memang membuat tubuhmu lebih kebal terhadap penyakit flu dan masuk angin.

4. Jantung sehat di masa tua

trustcarehealth.com

"Jadi hanya batuk pilek dan flu saja? Ah, sia-sia dong!"

Enggak dong. Selain kedua penyakit yang sering datang apalagi saat musim pancaroba ini, kamu juga dapat mengusir penyakit mematikan, lho! Salah satunya adalah penyakit jantung.

Sebuah penelitian pada 2006 yang dilakukan oleh Sealy Center on Aging di Amerika Serikat berjudul "Hypertension in older adults and the role of positive emotions" yang melibatkan lebih dari 6.500 manula berusia di atas 65 tahun mengiyakan hal tersebut. Faktanya, kebahagiaan mengurangi kemungkinan untuk terkena sakit jantung sebanyak 9 persen.

Penelitian dari Brigham and Women’s Hospital dan Harvard University pada 2013 bertajuk "Estimating Deaths From Cardiovascular Disease: A Review of Global Methodologies of Mortality Measurement" mengiyakan bahwa kebahagiaan mencegah salah satu penyakit yang memakan korban paling banyak di dunia tersebut.

theloop.ca

Di penelitian lain yang dilakukan dalam rentang waktu 10 tahun oleh para peneliti di Columbia University Medical Center menyatakan bahwa kebahagiaan selama itu dapat menekan kemungkinan penyakit jantung hingga 22 persen! Persentase itu bahkan sudah termasuk faktor umur, tingkat kolesterol, dan tekanan darah.

Apakah murni karena kebahagiaan saja? Oh, tentu tidak. Kalau hanya kebahagiaan saja, maka tidak ada penelitian yang mendasari hal tersebut.

Bahkan, penelitian pada 2015 oleh para peneliti di Erasmus Medical Centre di Belanda membantah hal tersebut. Melibatkan 1.500 orang, penelitian berjudul "Positive affect is not associated with incidence of cardiovascular disease: a population-based study of older persons" tersebut tidak menemukan keterkaitan antara kebahagiaan dan kesehatan.

"Lalu, kenapa bisa?"

Pada 2012, para peneliti dari Massachusetts General Hospital di Amerika Serikat memaparkan bahwa, lagi-lagi, hubungan kebahagiaan dengan kesehatan didasari oleh kebiasaan hidup sehat seperti pada poin pertama.

Baca Juga: 11 Kondisi Kulit yang Jadi Tanda Masalah Kesehatan, Ketahui Macamnya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya