Mana Lebih Efektif, Thermo Gun Diarahkan ke Dahi atau Tangan?
Salah ukur, COVID-19 bisa lolos
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lebih dari setahun sejak kemunculan COVID-19, penyakit akibat virus corona strain baru, SARS-CoV-2, aktivitas masyarakat dunia tak lagi sama. Pakai masker saat ke luar rumah, rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan jaga jarak (3M) sudah menjadi protokol kesehatan yang diterapkan secara luas.
Selain 3M, berbagai fasilitas umum mewajibkan cek suhu para pengunjungnya. Tak perlu kontak fisik, petugas menggunakan non-contact infrared thermometer (NCIT) atau yang biasa kita sebut "thermo gun". Umumnya, pengunjung tidak diperbolehkan masuk bila suhu tubuh yang terukur mencapai 37 derajat Celcius atau lebih.
Biasa "ditembakkan" ke dahi, sekarang tidak jarang thermo gun juga diarahkan ke punggung atau pergelangan tangan. Kemungkinan karena anggapan yang viral beberapa bulan lalu bahwa thermo gun yang diarahkan ke kepala bisa berefek pada otak, yang akhirnya para ahli menyatakan bahwa itu tidak terbukti.
Walau sudah disanggah banyak ahli, di beberapa tempat penggunaan thermo gun tetap diarahkan ke tangan. Pertanyaannya, manakah yang lebih efektif untuk deteksi suhu tubuh dengan thermo gun, kepala atau tangan? Berikut ini pembahasannya.
1. Pengukuran suhu diutamakan pada membran timpani
Pengukuran suhu yang dikatakan paling akurat adalah di membran timpani. Apa itu membran timpani? Kalau kamu googling, maka kamu akan menemukan kalau membran timpani adalah gendang telinga.
Beberapa penelitian pun mengemukakan bahwa suhu pada gendang telinga adalah yang paling mewakili tubuh. Oleh karena itu, termometer timpani - yang dicolok ke telinga - dikatakan paling akurat untuk mendeteksi suhu tubuh, baik untuk mengetahui gejala demam atau hipotermia.
Dalam kasus kali ini, daerah manakah yang dapat menunjukkan suhu membran timpani paling akurat? Dahi atau pergelangan tangan?
Baca Juga: 6 Fakta Ilmiah Thermo Gun, Tak Seberbahaya seperti yang Kamu Pikirkan
Baca Juga: 5 Fakta Sinovac, Kandidat Vaksin COVID-19 Pilihan Indonesia