TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Radang Sendi (Artritis): Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Bikin sendi menjadi kaku dan sulit untuk digerakkan

ilustrasi radang sendi atau artritis (freepik.com/doucefleur)

Sendi adalah salah satu bagian terpenting dari tubuh. Dari leher hingga jemari kaki, sendi-sendi menghubungkan tulang agar dapat bergerak optimal. Diperkirakan manusia memiliki sekitar 200-350 sendi. Nah, sendi bisa mengalami peradangan, yang mana kondisi ini dikenal sebagai radang sendi atau artritis.

Radang sendi membuat sendi jadi susah digerakkan dan sensasi nyerinya kadang tak tertahankan. Berikut ini informasi seputar gejala, penyebab, diagnosis, dan pengobatan radang sendi yang perlu kamu ketahui.

1. Apa itu radang sendi atau artritis?

ilustrasi arthritis atau radang sendi (freepik.com/user18526052)

Sesuai dengan namanya, radang sendi adalah kondisi inflamasi atau peradangan pada sendi, jaringan yang mengelilingi sendi, dan jaringan ikat lainnya.

Ada sekitar 100-200 jenis artritis yang dapat dikelompokkan menurut penyebab dan diagnosisnya. Dari angka tersebut, National Health Service (NHS) mengatakan bahwa osteoartritis dan artritis reumatoid adalah jenis yang paling umum. Selain itu, jenis artritis umum lainnya termasuk

  • Ankylosing spondylitis
  • Spondylosis serviks atau osteoartritis degeneratif
  • Fibromialgia
  • Lupus atau SLE
  • Asam urat atau gout
  • Artritis psoriatik
  • Artritis enteropati
  • Artritis reaktif
  • Artritis sekunder
  • Polymyalgia rheumatica

Baca Juga: Sering Membunyikan Persendian Apakah Berbahaya? Ini 7 Fakta Medisnya!

2. Gejala

ilustrasi radang sendi atau arthritis (freepik.com/karlyukav)

Gejala radang sendi bergantung pada jenisnya. Jadi, gejala pada osteoartritis bisa berbeda dengan artritis reumatoid. Hal ini berlaku juga pada jenis artritis lainnya. Meski begitu, mayoritas artritis memiliki beberapa gejala yang sama dan berhubungan dengan sendi, seperti:

  • Nyeri dan kaku pada persendian
  • Inflamasi di dalam dan sekitar persendian
  • Gerakan persendian jadi terbatas
  • Kulit sendi yang terkena berubah kemerahan dan teraba hangat
  • Otot melemah dan menciut

Dilansir Healthline, banyak pasien artritis mengatakan bahwa gejala paling parah dirasakan pada pagi hari. Tak jarang itu membuat penderitanya kehilangan nafsu makan, demam, hingga anemia.

3. Penyebab

ilustrasi radang sendi atau artritis (commons.wikimedia.org/Ian Furst)

Artritis biasanya terjadi akibat penurunan jumlah jaringan pada tulang rawan, jaringan ikat yang kuat dan fleksibel pada persendian. Ini karena tulang rawanlah yang menyerap tekanan dan guncangan pada persendian.

Itulah yang menyebabkan osteoartritis, salah satu jenis radang sendi yang paling sering ditemui. Risikonya meningkat bila ada riwayat infeksi atau cedera pada persendian, atau adanya riwayat penyakit tersebut dalam keluarga.

Beda dengan osteoartritis, artritis reumatoid adalah kondisi yang disebabkan oleh gangguan autoimun, fenomena saat imun tubuh berbalik menyerang jaringan tubuh yang sehat. Gangguan autoimun merusak sinovium, jaringan lunak pada persendian yang menghasilkan cairan untuk menyehatkan tulang rawan dan melumasi persendian.

Mengutip Mayo Clinic, berikut ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko radang sendi:

  • Usia: risiko berbagai jenis artritis meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Jenis kelamin: perempuan lebih mungkin mengembangkan artritis reumatoid, sedangkan laki-laki lebih mungkin mengembangkan gout atau radang sendi akibat kadar asam urat yang tinggi.
  • Kegemukan: berat badan berlebih menekan persendian, terutama lutut, pinggul dan tulang belakang. Orang yang obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena artritis.

4. Artritis pada usia muda

ilustrasi radang sendi lutut (curearthritis.org)

Meskipun sering dikaitkan dengan usia lanjut, tetapi radang sendi juga bisa menyerang usia muda, bahkan pada anak-anak dan remaja. Jenis yang bisa menyerang usia muda dikenal sebagai artritis idiopatik juvenil (juvenile idiopathic arthritis atau JIA). Beberapa jenis utama JIA adalah:

  • JIA artikular oligo
  • JIA poliartikular (polyarthritis)
  • JIA onset sistemik
  • Artritis entesitis

JIA dapat menyebabkan nyeri atau inflamasi pada lebih dari satu persendian selama 6 minggu. Seperti namanya, penyebab JIA sering tidak diketahui secara pasti (idiopatik). Untungnya, mayoritas kasus JIA dapat terus membaik seiring bertambahnya usia.

5. Diagnosis

ilustrasi tes darah untuk diagnosis arthritis (rheumatologyadvisor.com)

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengecek cairan di sekitar persendian, apakah nyeri sendi kemerahan atau teraba hangat, serta rentang gerak persendian. Bila perlu, dokter akan merujuk pasien ke dokter spesialis reumatologi.

Ekstraksi dan analisis tingkat peradangan dalam darah dan cairan sendi dapat membantu dokter menentikan jenis artritis yang dimiliki pasien. Tes darah yang bisa memeriksa jenis antibodi spesifik seperti anti-cyclic citrullinated peptide (anti-CCP), rheumatoid factor (RF), dan antunuclear antibody (ANA) juga merupakan tes diagnostik yang umum.

Dokter umumnya menggunakan pemindaian pencitraan seperti sinar-X, MRI, dan CT scan untuk melihat gambar tulang dan tulang rawan. Ini dapat menyingkirkan penyebab lain dari gejala, misalnya osteofit (bone spurs).

Baca Juga: 6 Kebiasaan Sehari-hari yang Tanpa Disadari Dapat Memicu Artritis

6. Pengobatan medis

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Artritis dapat dirawat secara medis maupun nonmedis. Sayangnya, artritis tidak bisa disembuhkan. Pengobatan bertujuan untuk meringankan gejala agar kualitas hidup pasien tetap terjaga.

Biasanya, dokter atau spesialis reumatologi akan meresepkan sejumlah jenis obat yang berbeda. Obat yang biasa diresepkan dokter antara lain:

  • Analgesik: seperti hydrocodone atau asetaminofen untuk mengatasi nyeri, tetapi tidak membantu mengurangi inflamasi.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID): seperti ibuprofen dan salisilat untuk membantu mengendalikan rasa sakit dan inflamasi. Akan tetapi, karena salisilat dapat mengencerkan darah, jadi harus digunakan dengan sangat hati-hati, terutama bila sedang mengonsumsi obat pengencer darah lain.
  • Krim mentol atau kapsaisin: untuk memblokir transmisi sinyal nyeri dari persendian.
  • Imunosupresan: seperti prednisone atau cortisone untuk mengurangi inflamasi.

Bila yang dialami adalah artritis reumatoid, dokter mungkin akan meresepkan obat kortikosteroid atau disease-modifying antirheumatic drugs (DMARD), yang menekan sistem kekebalan untuk menanggulangi kondisi autoimun.

ilustrasi pengobatan arthritis (jointinstitutefl.com)

Opsi terakhir untuk mengobati artritis adalah operasi, umumnya untuk mengganti sendi asli yang sudah tidak berfungsi dengan sendi buatan. Bentuk operasi ini paling sering dilakukan untuk mengganti persendian pada pinggul dan lutut.

Jika artritis menyerang jari atau pergelangan tangan, dokter akan mungkin akan melakukan penggabungan (fusi) sendi. Dalam prosedur tersebut, ujung tulang disambungkan sampai sembuh dan menyatu.

7. Terapi fisik

ilustrasi terapi fisik atau fisioterapi (freepik.com/pressfoto)

Dokter atau ahli reumatologi sering merekomendasikan terapi fisik atau fisioterapi untuk membantu pasien mengatasi beberapa gejala dan mengurangi keterbatasan mobilitas pada persendian. 

Beberapa bentuk fisioterapi yang mungkin disarankan meliputi:

  • Terapi air hangat: latihan di kolam air hangat. Air hangat mendukung beban dan mengurangi tekanan pada otot dan persendian.
  • Terapi fisik: latihan khusus yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan individu. Terkadang, terapi fisik dikombinasikan dengan perawatan penghilang rasa sakit seperti kompres dingin atau panas serta pijat.
  • Terapi okupasi: saran praktis dalam melakukan aktivitas sehari-hari, memilih alat bantu dan peralatan khusus, melindungi sendi dari kerusakan lebih lanjut, serta mengelola tekanan dan beban pada persendian.

Tidak jarang fisioterapi dikombinasikan dengan pengobatan medis agar hasilnya efektif. Selain itu, dokter juga biasanya merekomendasikan penggunaan alat bantu gerak agar tekanan pada sendi yang mengalami peradangan berkurang, seperti tongkat atau bidai.

ilustrasi renang (unsplash.com/Haley Phelps)

Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik berkelanjutan efektif untuk mengurangi gejala artritis dalam jangka panjang.

Karena banyak pasien artritis yang memiliki kondisi lain, misalnya penyakit jantung, penting untuk memilih aktivitas fisik yang sesuai. Menurut Medical News Today, aktivitas fisik yang aman untuk sendi untuk orang dewasa dengan artritis dan penyakit jantung meliputi joging, renang, dan bersepeda. 

8. Pengobatan nonmedis

ilustrasi makanan untuk pasien artritis (mdorthospecialists.com)

Pola makan sehat bergizi seimbang dengan olahraga yang tepat, tidak merokok, dan membatasi asupan alkohol dapat menjaga kesehatan pasien artritis secara keseluruhan.

Tidak ada diet khusus untuk pasien artritis. Namun, beberapa jenis makanan bisa membantu mengurangi peradangan pada sendi. Jenis makanan yang disarankan adalah:

  • Ikan
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian
  • Buah-buahan dan sayur-mayur
  • Kacang polong
  • Minyak zaitun
  • Gandum utuh
ilustrasi suplemen (IDN Times/Nurulia R. Fitri)

Selain menjaga pola makan, sejumlah pengobatan alami telah disarankan untuk berbagai jenis artritis. Menurut keterangan di laman Versus Arthritis, beberapa penelitian telah mendukung penggunaan cakar setan (Harpagophytum procumbens) dan ekstrak boswellia dari pohon kemenyan.

Berbagai ekstrak rempah herbal lainnya seperti kunyit, bawang putih, jahe, lada hitam, dan teh hijau juga direkomendasikan untuk pasien artritis reumatoid. Ekstrak rempah tersebut bisa dikonsumsi dalam bentuk suplemen.

Meski demikian, khasiat ekstrak herbal untuk artritis masih harus diteliti lebih lanjut. Bila ingin mengonsumsi suplemen sebagai bagian dari penanganan artritisnya, baiknya konsultasikan dulu ke dokter. 

Baca Juga: 7 Makanan yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Oleh Penderita Artritis

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya