TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Abdominal Migraine: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Nyeri utamanya bukan di kepala, melainkan di perut

ilustrasi abdominal migraine atau migrain perut pada anak (pexels.com/cottonbro)

Abdominal migraine atau migrain perut adalah jenis migrain yang menyerang sebagian besar anak-anak. Tidak seperti sakit kepala migrain, rasa sakit abdominal migraine ini, seperti namanya, bukan di kepala, melainkan di perut.

Walaupun paling sering dialami anak-anak, tetapi abdominal migraine juga terkadang dapat bertahan hingga dewasa. Untuk memahaminya lebih lanjut, simak ulasannya di bawah ini.

1. Apa itu abdominal migraine?

Migrain perut adalah bentuk migrain dengan episode nyeri perut, mual, dan muntah. Ini tidak sama dengan serangan migrain biasa ini biasanya tidak disertai gejala sakit kepala sebelah dan kondisi ini paling sering dialami anak-anak.

Migrain perut paling sering dialami anak-anak usia antara 7 dan 10 tahun, tetapi kadang orang dewasa juga dapat mengalaminya (Italian Journal of Pediatrics, 2014).

Jenis migrain ini tidak umum, memengaruhi antara 1 persen dan 4 persen anak-anak (BMC Gastroenterology dan Cephalalgia, 2016).

Kondisi ini bisa hilang dengan sendiri pada masa remaja. Namun, banyak anak dengan migrain perut akan mengembangkan migrain kepala pada masa dewasa.

2. Gejala

ilustrasi abdominal migraine atau migrain perut pada anak (unsplash.com/Hunter Johnson)

Migrain perut menyebabkan rasa sakit di perut. Ini bisa terasa seperti sakit atau kram, dan biasanya memengaruhi area di sekitar bagian tengah perut atau pusar. Gejala lainnya dapat meliputi:

  • Mual.
  • Muntah-muntah.
  • Hilang nafsu makan.
  • Kelelahan.
  • Sensitivitas terhadap cahaya atau suara.
  • Sakit kepala.
  • Diare.

Migrain perut sering kali terjadi secara tiba-tiba dan cukup parah. Ini bisa menyerang tanpa tanda peringatan. Episode gejala biasanya berlangsung selama 2–72 jam dan gejala biasanya hilang di antara episode.

Baca Juga: 5 Minuman dan Makanan Penyebab Migrain, Coba Jauhi Ya!

3. Penyebab

Penyebab migrain perut masih belum diketahui secara pasti. Kondisi ini bisa berbagi beberapa faktor risiko seperti migrain kepala. 

Salah satu teori penyebabnya adalah bahwa migrain perut berasal dari masalah hubungan antara otak dan saluran pencernaan. Studi skala kecil menemukan hubungan antara kondisi ini dan pergerakan makanan yang dicerna lebih lambat melalui usus (BMC Gastroenterology, 2016).

Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak yang memiliki kerabat dekat dengan sakit kepala migrain. Studi menemukan bahwa lebih dari 90 persen anak-anak dengan migrain perut memiliki orang tua atau saudara kandung yang menderita migrain (Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition, 1995).

Dilansir The University of Chicago Pediatrics Clerkship, lebih banyak anak perempuan daripada anak laki-laki yang mengalami migrain perut.

Faktor-faktor tertentu tampaknya memicu migrain perut, termasuk stres dan kegembiraan. Perubahan emosional dapat menyebabkan pelepasan bahan kimia yang memicu gejala.

Pemicu lain yang mungkin termasuk:

  • Nitrat dan bahan kimia lainnya dalam daging olahan, cokelat, dan makanan lainnya.
  • Menelan udara dalam jumlah berlebihan.
  • Kelelahan.
  • Mabuk perjalanan.

4. Diagnosis

ilustrasi dokter (freepik.com/jcomp)

Tidak ada tes khusus untuk migrain perut. Diagnosis akan ditegakkan berdasarkan riwayat kesehatan anak dan keluarga dan gejala yang ditunjukkan.

Dilansir Healthline, migrain perut didiagnosis pada anak-anak yang memenuhi kriteria berikut ini:

  • Setidaknya lima serangan sakit perut yang masing-masing berlangsung antara 1 hingga 72 jam.
  • Nyeri tumpul di sekitar pusar yang mungkin intensitasnya bisa sedang hingga parah.
  • Setidaknya mengalami dua gejala ini: kehilangan nafsu makan, mual, muntah, dan kulit pucat. 
  • Tidak ada bukti adanya kondisi pencernaan lain atau penyakit ginjal.

Meskipun biasanya dikesampingkan oleh riwayat dan pemeriksaan fisik anak, tes seperti ultrasound atau endoskopi dapat dilakukan untuk mencari kondisi yang memiliki gejala serupa, seperti gastroesophageal reflux disease (GERD), penyakit Crohn, sindrom iritasi usus besar, penyumbatan usus, ulkus peptikum, penyakit ginjal, dan kolesistitis.

5. Pengobatan

Tampaknya tidak ada banyak perawatan berbasis bukti untuk migrain perut (Internal Medicine, 2016). Beberapa perawatan bertujuan untuk memperbaiki gejala, dan pada umumnya pasien harus menghindari pemicu dan mendapatkan tidur cukup.

Beberapa opsi perawatan yang mungkin direkomendasikan oleh dokter dapat meliputi:

  • Antiemetik (obat untuk mengatasi mual dan muntah): Contohnya metoclopramide dan domperidone. Ini mungkin dapat membantu jika pasien mengalami mual atau muntah.
  • Terapi hidrasi: Membantu menggantikan kehilangan cairan lewat muntah-muntah atau diare.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid dan asetaminofen: Ada penelitian yang saling bertentangan mengenai kemanjuran obat-obatan ini untuk tujuan ini. Namun, obat ini dapat membantu jika seseorang meminumnya segera setelah timbulnya gejala.
  • Triptan dan ergotamine: Dapat membantu mencegah onset migrain perut dan mengobati nyeri terkait.
  • Beta-blocker: Contohnya propranolol. Ini mungkin dapat mengurangi tekanan darah pasien dan membantu mencegah migrain perut.

Baca Juga: Bisa Menyebabkan Kelumpuhan, Kenali Fakta seputar Migrain Hemiplegia 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya