TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ice Burn: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

Kondisi kulit terbakar akibat berkontak dengan benda dingin

ilustrasi ice burn (pexels.com/Дмитрий Агеев)

Bukan cuma api atau suhu panas, suhu yang terlalu dingin juga bisa membuat kulit "terbakar". Ini dikenal sebagai ice burn.

Menghabiskan waktu dalam suhu beku atau bersentuhan dengan objek yang sangat dingin, seperti es batu atau kantong es (ice pack), dapat merusak jaringan kulit dan menyebabkan ice burn.

Ice burn tidak sama dengan frostbite. Ice burn mengacu pada luka bakar yang merupakan akibat dari kontak dengan es atau kantong es, sementara frostbite atau radang dingin terjadi ketika bagian tubuh yang terpapar suhu yang sangat dingin membekukan kulit dan jaringan di bawahnya.

1. Gejala

ilustrasi ice burn (hellenicdermatlas.com/Κωνσταντίνος Βέρρος)

Gejala ice burn dapat meliputi:

  • Kulit merah, putih, gelap, atau abu-abu.
  • Nyeri.
  • Lepuh.
  • Mati rasa.
  • Kesemutan.
  • Gatal.
  • Kulit tampak keras atau tebal dan terasa lebih kencang, terlihat seperti lilin dengan sedikit mengilap.

Saat kamu mengalami ice burn, beberapa hal dapat terjadi pada jaringan kulit, seperti:

  • Cairan dalam sel-sel kulit mulai membeku.
  • Air beku membentuk kristal es, yang merusak sel-sel kulit.
  • Pembuluh darah menyempit, mengurangi aliran darah dan pengiriman oksigen ke area tersebut.
  • Gumpalan darah dapat terbentuk, lebih lanjut membatasi aliran darah dan oksigen.
  • Perdarahan dapat terjadi jika suhu dingin memengaruhi protein yang memengaruhi pembekuan darah, menurut laporan dalam jurnal Burns & Trauma tahun 2016.

Baca Juga: 6 Tips Pertolongan Pertama saat Mengalami Luka Bakar di Rumah

2. Penyebab dan faktor risiko

ilustrasi kompres dingin (freepik.com/rawpixels)

Ice burn terjadi saat kulit bersentuhan langsung dengan es atau benda lain yang sangat dingin untuk waktu yang lama. Kompres atau kantong es yang sering digunakan untuk mengobati nyeri otot dan cedera dapat menyebabkan ice burn jika kamu menekannya langsung ke kulit secara langsung. Kontak yang terlalu lama dengan salju, cuaca dingin, atau angin dingin berkecepatan tinggi juga dapat menyebabkan ice burn.

Seseorang mungkin lebih berisiko mengalami ice burn dan cedera akibat suhu dingin lainnya jika menghabiskan banyak waktu dalam kondisi dingin atau angin dingin berkecepatan tinggi dan tidak mengenakan pakaian yang tepat untuk kondisi tersebut.

Kebiasaan dan kondisi gaya hidup yang secara negatif memengaruhi sirkulasi atau kemampuan untuk mendeteksi cedera juga dapat meningkatkan risiko ice burn. Misalnya, kamu berisiko tinggi jika:

  • Merokok.
  • Minum obat yang mengurangi aliran darah ke kulit, seperti beta-blocker.
  • Menderita diabetes, penyakit pembuluh darah perifer, atau kondisi lain yang mengganggu sirkulasi.
  • Memiliki neuropati perifer atau kondisi lain yang menurunkan kemampuan untuk mendeteksi cedera.
  • Karena kulit yang rapuh, anak-anak dan lansia juga berisiko lebih tinggi terkena luka bakar es.

3. Diagnosis

ilustrasi pemeriksaan kulit (my.clevelandclinic.org)

Jika kamu merasa mengalami ice burn, segera singkirkan sumber dingin dan lakukan langkah-langkah untuk menghangatkan kulit secara bertahap.

Cari pertolongan medis jika mengalami salah satu gejala ini:

  • Kulit tampak pucat atau putih, dingin, dan keras seperti batu saat kamu menyentuhnya.
  • Kulit tetap terasa mati rasa dan tidak ada sensasi seperti terbakar atau kesemutan saat dihangatkan.
  • Kulit pucat dan tidak kembali ke warna kulit normalnya saat dihangatkan.

Gejala-gejala di atas mungkin menandakan kerusakan jaringan yang parah yang memerlukan perawatan medis. Kamu mungkin juga butuh perhatian medis jika mengalami lepuh pada area kulit yang luas. Dokter akan memeriksa area yang terkena untuk menentukan rencana perawatan perawatan yang tepat, mengutip Healthline.

4. Pertolongan pertama dan penanganan

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Dilansir Medical News Today, saat terkena ice burn, berikut ini langkah-langkah pertolongan pertamanya:

  • Segera keluar dari hawa dingin atau singkirkan benda dingin yang menyebabkan cedera.
  • Lepas pakaian basah.
  • Hindari menyentuh atau menggosok area yang terdampak untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
  • Menghilangkan kotoran dari kulit yang terluka.
  • Menghangatkan kulit dengan merendamnya dalam air bersuhu 37–39 derajat Celcius.
  • Gunakan selimut atau kompres hangat.
  • Ulangi proses perendaman setiap 20 menit jika perlu.

Setelah area kulit yang terdampak ice burn kembali hangat, coba lakukan ini:

  • Gunakan kain kasa untuk melindungi kulit dari kotoran dan kuman.
  • Meningkatkan asupan cairan untuk hidrasi.
  • Minum pereda nyeri yang dijual bebas jika perlu.
  • Mengoleskan salep atau gel yang punya efek menenangkan, seperti lidah buaya, ke kulit yang tidak rusak.
  • Mencari nasihat medis mengenai perlu atau tidaknya suntikan tetanus.

Sangat penting untuk menghangatkan kulit secara bertahap, jadi jangan gunakan air atau udara yang sangat panas. Ini karena panas yang ekstrem dapat memperburuk luka.

Secepatnya cari bantuan medis jika mengalami tanda-tanda kerusakan jaringan yang parah, seperti kulit yang tetap dingin atau keras setelah dihangatkan dengan lembut. Dokter mungkin akan meresepkan obat, mengangkat jaringan yang rusak, atau merekomendasikan pilihan pengobatan lain.

Juga, segera hubungi dokter jika ada tanda-tanda infeksi, seperti perubahan warna luka bakar, nanah atau cairan kehijauan, atau demam. Dokter mungkin meresepkan antibiotik atau perawatan lain sesuai kondisi.

Baca Juga: Frostbite: Gejala, Penyebab, Tingkat Keparahan, dan Pengobatan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya