TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tumefactive Multiple Sclerosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan

Merupakan jenis multiple sclerosis yang langka

ilustrasi pasien tumefactive multiple sclerosis (pexels.com/Karolina Grabowska)

Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit yang memengaruhi sistem saraf pusat tubuh. Ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang mielin, zat putih berlemak yang menutupi saraf. Kondisi ini merusak saraf dan mempersulit tubuh untuk berfungsi dengan benar.

Tumefactive multiple sclerosis adalah jenis MS langka yang menyebabkan pertumbuhan seperti tumor di otak. Gejalanya mirip dengan apa yang terjadi pada tumor otak. Seiring waktu, biasanya berubah menjadi MS kambuh-reda (relapsing-remitting MS). Ini terjadi ketika seseorang mengalami episode (relaps atau kambuh), kemudian menjadi lebih baik (remisi).

Tumefactive MS bisa dikelola, tetapi cenderung memburuk seiring waktu. Ini terkadang dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang fatal.

1. Apa itu tumefactive multiple sclerosis?

ilustrasi multiple sclerosis tumective (pexels.com/cottonbro)

Tumefactive MS adalah bentuk MS yang langka. Gejalanya bisa mirip dengan tumor otak, kanker, atau infeksi, sebagaimana dilansir Medical News Today.

Selama diagnosis, seperti tumor otak atau abses otak, tumefactive MS mungkin menyerupai tuberkulosis, sindrom Sjögren primer, sarkoidosis, atau kondisi inflamasi atau infeksi lainnya.

Demielinasi dapat terjadi dengan berbagai kondisi, dan demielinasi tumefaktif dapat menyerupai tumor atau masalah medis lainnya.

Namun, menurut sebuah ulasan dalam Journal of the Neurological Sciences tahun 2017 yang melihat data untuk 15 orang dengan demielinasi tumefactive, sebanyak 44 persen mengembangkan MS dalam waktu 8 bulan.

Tes pencitraan mungkin menunjukkan massa besar yang terlihat seperti tumor. Seseorang mungkin memiliki satu atau beberapa lesi.

2. Gejala

ilustrasi sakit kepala (womenshealth.gov)

Dilansir Cedars Sinai, tumefactive MS sering kali gejalanya tidak khas. Gejala tumefactive MS mungkin termasuk:

  • Sakit kepala.
  • Kelainan kognitif.
  • Kebingungan mental.
  • Kesulitan memahami dan membentuk ucapan (afasia).
  • Kesulitan dengan pola gerakan yang diperlukan untuk menghasilkan ucapan (apraksia).
  • Kejang.
  • Kelemahan.

3. Penyebab dan faktor risiko

ilustrasi faktor genetik (pexels.com/Migs Reyes)

Tidak ada penyebab yang diketahui dari tumefactive MS. Namun, mengutip Healthline, para ahli percaya ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko untuk mengembangkan ini dan bentuk MS lainnya. Ini termasuk:

  • Genetika: Seseorang lebih mungkin mengembangkan MS jika orang tua atau saudara telah didiagnosis dengan kondisi tersebut.
  • Lingkungan atau lokasi geografis: Faktor lingkungan juga dapat berperan dalam perkembangan MS. MS lebih sering terjadi di daerah yang lebih jauh dari khatulistiwa.
  • Kadar vitamin D: Beberapa peneliti berpikir ada hubungan antara MS dan rendahnya paparan vitamin D. Orang yang tinggal lebih dekat ke khatulistiwa menerima jumlah vitamin D alami yang lebih tinggi dari sinar matahari. Paparan ini dapat memperkuat fungsi kekebalan dan memberi perlindungan terhadap kondisi tersebut.
  • Merokok: Merokok adalah faktor risiko lain yang mungkin untuk MS, termasuk tumefactive MS.

Ada pula teori lain yang mengatakan bahwa beberapa virus dan bakteri memicu MS karena dapat  menyebabkan demielinasi dan peradangan. Namun, tidak ada cukup bukti untuk membuktikan bahwa virus atau bakteri dapat memicu MS.

4. Diagnosis

ilustrasi biopsi otak (pexels.com/Artem Podrez)

Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan gejala terbaru. Dokter akan melakukan pemeriksaan khusus untuk melihat bagaimana tubuh merespons sentuhan dan sinyal visual.

Gejala tumefactive MS sering terlihat seperti kondisi lain, seperti tumor otak. Itu sebabnya dokter harus memastikan itu bukan sesuatu yang lain. Dokter akan memesan pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) dari sumsum tulang belakang dan otak untuk mencari pertumbuhan yang tidak biasa. Mengutip WebMD, dokter mungkin melakukan satu atau lebih dari tes-tes berikut ini:

  • Pungsi lumbal untuk mengeluarkan cairan tulang belakang untuk analisis.
  • Single-photon emission computed tomography (SPECT).
  • MR spectroscopy.
  • Tes fungsi saraf.
  • Tes darah.

Jika hasilnya masih belum meyakinkan, dokter akan mengambil sampel kecil dari pertumbuhan dan melihatnya di bawah mikroskop (biopsi). Jenis biopsi ini bisa berisiko karena terdapat di otak.

Baca Juga: 5 Mitos Umum mengenai Multiple Sclerosis, Begini Faktanya!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya