TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Amankah Menggunakan Vaksin Booster COVID-19 yang Berbeda?

Semua jenis vaksin telah melalui rangkaian penelitian

ilustrasi vaksin COVID-19 (unsplash.com/Braňo)

Sejak Rabu (12/1/2022) lalu, pemerintah memulai pemberian vaksin booster kepada masyarakat umum. Pemberian vaksin booster tersebut mulai dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia.

Cara pemberian vaksin dijelaskan menggunakan dua cara, salah satunya menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan jenis vaksin sebelumnya. Beberapa orang mungkin bertanya mengenai keamanan menggunakan jenis vaksin yang berbeda. Jika kamu penasaran juga, yuk, simak penjelasannya sampai habis!

1. Vaksin booster

ilustrasi vaksin COVID-19 Moderna (unsplash.com/Mufid Majnun)

Berdasarkan siaran pers Badan Pengawas Obat dan Makanan tanggal 10 Januari 2022, Badan POM telah memberikan izin penggunaan 5 jenis vaksin sebagai vaksin booster. Lima jenis vaksin tersebut yaitu CoronaVac atau vaksin COVID-19 Bio Farma, vaksin Pfizer, vaksin AstraZeneca, vaksin Moderna, dan vaksin Zifivax.

Alasan persetujuan pemberian vaksin booster oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) berdasarkan data imunogenisitas dari hasil uji klinis yang menunjukkan adanya penurunan kadar antibodi setelah 6 bulan pemberian vaksin primer. Maka, bulan November 2021, BPOM mulai mengkaji keamanan dan khasiat vaksin yang nantinya menjadi vaksin booster.

Baca Juga: Booster COVID-19 Pfizer Aman Diberikan bersama Vaksin Pneumonia

2. Cara pemberian

ilustrasi vaksinasi (unsplash.com/Mufid Majnun)

Berdasarkan arahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo, vaksin booster yang mulai dilakukan tanggal 12 Januari 2022 dilakukan secara gratis. Vaksinasi booster diberikan kepada masyarakat umum, dengan prioritas lansia dan kelompok rentan. Salah satu syarat vaksin booster yaitu sudah mendapatkan vaksin lengkap dua kali dosis dan jarak minimal 6 bulan setelah dosis kedua, dilansir laman Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes).

Jenis vaksin booster yang digunakan telah diatur dengan dua cara pemberian, yaitu homolog dan heterolog. Homolog yaitu menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer, sedangkan heterolog menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer.

3. Keamanan pemberian jenis vaksin yang berbeda

ilustrasi vaksinasi (unsplash.com/Mufid Majnun)

Mengutip laman Kemenkes, pemberian vaksin heterolog dalam berbagai penelitian menunjukkan hasil peningkatan antibodi yang relatif sama dengan pemberian vaksin homolog. Selain itu, pemberian kombinasi vaksin booster sesuai dengan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang memperbolehkan pemberian vaksin booster homolog maupun heterolog.

Dilansir Patient Info, berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat efek pemberian jenis vaksin booster yang berbeda. Hasilnya, selain dinyatakan aman, pemberian jenis vaksin booster yang berbeda juga efektif.

Pemberian booster baik dengan cara homolog maupun heterolog tak hanya dilakukan di Indonesia saja, tetapi sudah lebih dulu dilakukan di Amerika Serikat (AS). Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), juga telah memberikan rekomendasi booster dalam bentuk homolog maupun heterolog.

Salah satu penelitian yang dilakukan di AS menyebutkan, pemberian jenis vaksin yang berbeda menghasilkan kadar antibodi yang sama atau lebih tinggi dibanding vaksin homolog, mengutip laman CDC.

4. Pemberian booster heterolog bukan kali pertama

ilustrasi vaksinasi COVID-19 (unsplash.com/Mufid Majnun)

Pemberian vaksin booster COVID-19 dengan cara heterolog bukan yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Sebelumnya, pemberian vaksin booster dengan cara heterolog telah dilakukan kepada sasaran tenaga kesehatan.

Jenis vaksin booster heterolog yang diberikan yaitu vaksin Moderna. Selain menggunakan jenis vaksin yang berbeda, tenaga kesehatan juga menggunakan booster dengan cara homolog menggunakan vaksin Sinovac.

Baca Juga: Indonesia Tawarkan 5 Vaksin Booster Gratis, Apa Saja?

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya