TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Monkeypox yang Ditetapkan sebagai Darurat Kesehatan Global

Tidak perlu panik, namun tetap waspada

ilustrasi monkeypox (pixabay.com/Alexandra_Koch)

Monkeypox atau cacar monyet kembali menjadi perbincangan. Ini karena Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO), menetapkan monkeypox sebagai darurat kesehatan global beberapa hari lalu.

Tentunya, penetapan monkeypox sebagai darurat kesehatan global membuat sejumlah negara lebih siaga guna mencegah penyebaran monkeypox di wilayahnya.

Hingga kini, monkeypox telah menyebar di sejumlah negara, termasuk negara tetangga Singapura. Berikut lima fakta monkeypox yang ditetapkan sebagai darurat kesehatan global, yang telah dihimpun dari laman WHO.

1. Monkeypox ditetapkan sebagai Public Health Emergency of International Concern

iustrasi cacar monyet (pixabay.com/geralt)

WHO menetapkan wabah cacar monyet di beberapa negara sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Kabar ini disampaikan dalam media briefing on monkeypox yang juga disiarkan di kanal Youtube WHO.

Menurut International Health Regulations, PHEIC atau darurat kesehatan global adalah level peringatan tertinggi WHO yang dapat dinaikkan mengenai kejadian luar biasa, yang dapat menyebabkan risiko kesehatan masyarakat karena penyebaran penyakit secara internasional.

Adanya kejadian tersebut membutuhkan respons global yang terkoordinasi. Sebab, ini termasuk kejadian yang serius, tiba-tiba, tidak biasa, atau tidak terduga, dan memiliki risiko signifikan menyebar.

Baca Juga: Benarkah Adenovirus Simpanse dalam Vaksin COVID-19 Sebabkan Monkeypox?

2. Sudah ada 14 ribu kasus konfirmasi monkeypox

ilustrasi dunia (pexels.com/Monstera)

Hampir 14 ribu kasus konfirmasi monkeypox telah dilaporkan ke WHO tahun ini. Laporan tersebut berasal dari lebih 70 negara di seluruh dunia. Hingga kini, sudah ada lima orang yang meninggal dunia yang mana semuanya berasal dari Afrika.

Sejak awal Mei 2022, kasus cacar monyet terus dilaporkan dari negara-negara non endemik dan beberapa negara endemik. Sebagian kasus memiliki riwayat perjalanan dari negara-negara di Eropa dan Amerika Utara, daripada perjalanan dari negara endemik virus tersebut berasal yaitu Afrika Barat dan Afrika Tengah. Ini merupakan pertama kali terjadi banyak kasus di negara non-endemik dan endemik secara bersamaan di area geografis yang berbeda.

3. Disebabkan oleh virus monkeypox

ilustrasi virus cacar monyet (pixabay.com/SamuelFrancisJohnson)

Monkeypox merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox genus Orthopoxvirus yang termasuk keluarga Poxviridae. Ada dua clade virus monkeypox, yaitu clade Afrika Tengah (Congo Basin) dan clade Afrika Barat.

Virus monkeypox merupakan virus zoonosis, artinya virus tersebut bisa menular dari hewan ke manusia. Infeksi virus telah ditemukan pada hewan seperti tupai, tikus berkantung Gambia, dormice, monyet, dan lainnya.

4. Bukan penyakit baru

ilustrasi cacar monyet (who.int/Nigeria Centre for Disease Control)

Cacar monyet bukanlah penyakit baru. Penyakit ini pertama kali terdeteksi pada koloni monyet yang terinfeksi pada tahun 1958. Inilah sebabnya penyakit ini disebut dengan cacar monyet.

Beberapa tahun kemudian, kasus cacar monyet pada manusia pertama kali menginfeksi seorang anak pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Sejak itu, kasus cacar monyet pada manusia juga terjadi di negara-negara lain di Afrika. Kasus lain juga pernah terjadi di negara-negara non-endemik pada mereka yang telah melakukan perjalanan ke negara endemik cacar monyet.

Pada bulan Mei 2022, berbagai kasus cacar monyet muncul di beberapa negara non endemik. WHO menjelaskan, banyak negara melaporkan kasus cacar monyet di mana sebelumnya tidak ditemukan di negara tersebut.

Baca Juga: Apakah Tersedia Vaksin untuk Mencegah Monkeypox?

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya