TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kondisi dan Penyakit yang Bisa Dideteksi dari Urine

Sampel urine tidak hanya untuk mendeteksi kehamilan

ilustrasi tes urine (freepik.com/benzoix)

Tes urine merupakan salah satu prosedur yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Ada beberapa penyakit yang memerlukan pemeriksaan menggunakan urine. Maka dari itu, terkadang dokter meminta tes urine untuk pemeriksaan penunjang penyakit tertentu.

Selain dapat mendeteksi adanya masalah kesehatan, sampel urine juga dapat mendeteksi kondisi lain, misalnya kehamilan. Berikut penjelasan lima kondisi dan penyakit yang dapat dideteksi dari urine

1. Deteksi kehamilan

ilustrasi alat tes kehamilan (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Sudah banyak yang tahu bahwa urine dapat digunakan untuk mendeteksi kehamilan. Cara yang sederhana membuat tes kehamilan memakai test pack dapat digunakan secara mandiri di rumah.

Urine dapat digunakan untuk mendeteksi kehamilan karena adanya hormon human chorionic gonadotropin (hCG). Tubuh akan menghasilkan hormon hCG setelah sel telur yang telah dibuahi menempel di dinding rahim.

Baca Juga: Bukan Dehidrasi, 5 Penyakit Ini Sebabkan Urine Berwarna Cokelat

2. Deteksi narkoba

ilustrasi tes urine (freepik.com/drobotdean)

Beberapa kantor maupun sekolah tertentu menggunakan tes narkoba sebagai syarat masuk. Tes ini biasanya dilakukan di laboratorium dan di fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit yang menyediakan.

Tes narkoba lewat sampel urine merupakan cara yang sering digunakan untuk mengetahui apakah seseorang mengonsumsi obat-obatan terlarang. Dilansir WebMD, ketika seseorang menggunakan obat-obat tertentu, maka obat tersebut akan mengalir ke seluruh tubuh kemudian sisa metabolitnya akan dibuang bersama urine. Adanya metabolit yang terdeteksi ini membuat urine dapat digunakan untuk mengetahui apakah seseorang menggunakan obat-obat terlarang atau tidak.

3. Deteksi penggunaan obat doping pada atlet

ilustrasi obat (pexels.com/Ivan Babydov)

Bukan hanya digunakan untuk deteksi narkoba dan mendeteksi penyakit tertentu saja, urine juga dapat digunakan untuk memastikan atlet tidak mengonsumsi jenis obat tertentu. Salah satu jenis obat yang dilarang digunakan oleh atlet yaitu steroid anabolik.

Medical News Today menerangkan bahwa larangan penggunakan obat-obat penunjang kinerja telah diatur oleh World Anti-Doping Agency (WADA) atau Badan Anti Doping Dunia.

Larangan tersebut bertujuan agar semua atlet dapat bertanding secara adil. Menambahkan keterangan dari Healthdirect, penggunaan obat-obatan untuk meningkatkan kinerja saat olahraga selain dilarang karena menyebabkan pertandingan menjadi tidak adil juga karena adanya risiko kesehatan yang lebih serius.

4. Deteksi diabetes

ilustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Selain menggunakan sampel darah, diabetes juga dapat dideteksi dengan sampel urine. MedlinePlus menjelaskan, dalam kondisi normal, glukosa sangat sedikit atau tidak terdeteksi pada urine.

Sebaliknya, pada kondisi gula darah tinggi, ginjal akan mengeluarkan kelebihan glukosa di urine. Maka dari itu, jika jumlah glukosa pada urine tinggi, maka jumlah glukosa di darah kemungkinan juga tinggi sehingga bisa menjadi tanda seseorang mengalami diabetes. Jika kadar glukosa pada urine tinggi, maka akan dilakukan pemeriksaan kadar gula pada sampel darah untuk memastikan kembali.

Baca Juga: Studi: Bakteri dalam Urine Bisa Jadi Indikator Kanker Prostat

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya