TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengapa Perokok Pasif Juga Berisiko Terkena Kanker Paru-Paru?

Bahan karsinogen pada asap rokok ikut terhirup perokok pasif

ilustrasi sakit (unsplash.com/Olga Kononenko)

Bukan hal yang asing lagi bahwa kebiasaan merokok memiliki berbagai dampak buruk bagi kesehatan. Masalah kesehatan bisa muncul dalam jangka pendek misalnya batuk, maupun jangka panjang seperti kanker paru-paru. Ini karena rokok mengandung berbagai bahan berbahaya yang ketika terhirup akan merusak berbagai organ tubuh secara perlahan.

Sayangnya, asap rokok yang dihasilkan saat merokok juga dapat mencemari udara sehingga orang lain di sekitar perokok dapat menghirupnya. Asap rokok yang ikut terhirup oleh perokok pasif meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru. Mengapa perokok pasif berisiko terkena kanker paru-paru? Supaya lebih paham, simak penjelasan berikut!

1. Perokok pasif

ilustrasi asap rokok (unsplash.com/Yoann Boyer)

Asap rokok yang ada di udara tidak hanya dihirup oleh perokok aktif saja, tetapi juga terhirup oleh perokok pasif yang sedang berada di sekitar perokok.

Perokok pasif menghirup asap rokok yang berasal dari asap pembakaran rokok serta asap yang diembuskan oleh perokok aktif. Kedua jenis asap tersebut disebut dengan secondhand smoke.

Ketika merokok di dalam rumah, asap rokok tersebut dapat mengalir dari satu ruangan ke ruangan lainnya di dalam rumah. Meskipun telah membuka jendela rumah atau membuka kaca jendela mobil, ini tetap tidak menghilangkan secondhand smoke.

2. Dampak kesehatan paparan asap rokok terhadap perokok pasif

ilustrasi organ tubuh (pixabay.com/www_slon_pics)

Meskipun hanya menghirup asap rokok tanpa ikut merokok, tetapi asap rokok dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan bagi perokok pasif. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), menghirup asap rokok dapat mengganggu fungsi normal jantung dan pembuluh darah sehingga meningkatkan risiko serangan jantung.

Mereka yang sudah memiliki riwayat penyakit jantung makin berisiko tinggi apabila menghirup asap rokok yang berasal dari perokok aktif. Paparan asap rokok dapat meningkatkan risiko stroke, penyakit jantung koroner, dan kanker paru-paru pada perokok pasif.

Baca Juga: 7 Bahaya Paparan Asap Rokok bagi Ibu Hamil, Waspadai!

3. Mengapa perokok pasif juga berisiko terkena kanker paru-paru?

ilustrasi paru-paru (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Dilansir American Lung Association, secondhand smoke mengandung ribuan bahan kimia dan beberapa di antaranya bersifat karsinogenik, seperti formaldehida, benzena, dan arsenik amonia. Karena itu, U.S. Environmental Protection Agency (USEPA) mengklasifikasikan secondhand smoke sebagai karsinogen.

Bahan kimia termasuk bahan karsinogen pada asap rokok dapat merusak DNA, seperti dijelaskan oleh National Cancer Institute. Adanya bahan karsinogen menyebabkan perokok aktif berisiko mengalami kanker paru-paru. Tidak hanya perokok aktif, asap rokok juga menyebabkan kematian akibat kanker paru-paru di antara non-perokok setiap tahunnya di Amerika Serikat.

4. Bagaimana bahan karsinogen pada rokok memicu kanker?

ilustrasi DNA (pixabay.com/qimono)

WebMD menjelaskan bahwa kandungan asap rokok pada secondhand smoke sama kandungannya dengan asap rokok yang dihirup oleh perokok aktif. Maka dari itu, efek yang ditimbulkan pun akan sama.

Ketika bahan kimia pada asap rokok terhirup, bahan tersebut dapat membahayakan gen. Adanya bahan kimia pada asap rokok dapat merusak gen sehingga sel mulai tumbuh dan membelah diri di luar kendali. Kondisi inilah yang memicu kanker, baik pada perokok aktif maupun perokok pasif.

Ada pula bahan kimia lain pada asap rokok yang dapat menyulitkan sel dalam memperbaiki kerusakan gen. Makin banyak asap rokok yang terhirup oleh perokok pasif, maka makin tinggi risiko kanker paru-paru.

Baca Juga: 9 Gejala Awal Kanker Paru, Jangan Luput dari Perhatian!

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya