TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Obesitas Dapat Memengaruhi Kesuburan, Apa Penyebabnya?

Lemak berlebih dapat mengganggu keseimbangan hormon

ilustrasi perempuan hamil (pexels.com/Antoni Shkraba)

Obesitas merupakan penumpukan lemak berlebih sehingga berat badan melebihi nilai normal. Kalau dulunya obesitas merupakan masalah yang hanya dihadapi oleh negara-negara berpenghasilan tinggi, tetapi saat ini obesitas juga banyak terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2016 ada lebih dari 1,9 miliar orang dewasa yang kelebihan berat badan, yang mana 650 juta di antaranya termasuk obesitas. Apabila tidak dicegah, obesitas diperkirakan akan makin meningkat beberapa tahun ke depan.

1. Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan asupan energi dengan energi yang keluar

ilustrasi makan (unsplash.com/Spencer Davis)

Obesitas merupakan kelainan atau penyakit yang ditandai dengan adanya penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas bisa terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dengan energi yang dikeluarkan. Akibatnya, energi yang berlebih akan disimpan dalam bentuk jaringan lemak.

Sebagian orang menganggap bahwa obesitas bukanlah suatu penyakit. Bahkan, tidak jarang anak-anak yang gemuk dianggap lucu dan menggemaskan. Padahal, obesitas termasuk penyakit dan dapat memicu munculnya komplikasi, mengutip penjelasan laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

2. Obesitas diperkirakan mengalami peningkatan

ilustrasi berat badan berlebih (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Obesitas merupakan masalah global. Obesitas merupakan faktor risiko penyakit tidak menular, di antaranya diabetes, hipertensi, penyakit jantung, kanker, dan penyakit lainnya. 

Menurut Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, diperkirakan 1 dari 5 perempuan dan 1 dari 7 laki-laki akan hidup dengan obesitas pada tahun 2030. Ini setara dengan 1 miliar orang di seluruh dunia. Hal ini ia katakan dalam kesempatan Peringatan Hari Obesitas Sedunia 2023.

Baca Juga: Mengapa Usia Bisa Memengaruhi Kesuburan dan Kehamilan?

3. Asupan gula, garam, dan lemak telah diatur

Dokter Maxi mengatakan bahwa pemerintah telah mengatur kandungan gula, garam, dan lemak pada produk makanan olahan maupun siap saji. Ini termasuk salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi obesitas dan mencegah komplikasinya.

Mengutip penjelasan Kemenkes, konsumsi gula yang disarankan yaitu maksimal 50 gram gula atau setara dengan 4 sendok makan per hari. Sementara batasan konsumsi garam yang disarankan yaitu maksimal 1 sendok teh per hari. Sementara itu, konsumsi lemak yang dianjurkan yaitu maksimal 5 sendok makan sehari.

4. Obesitas juga dapat memengaruhi kesuburan

ilustrasi organ reproduksi wanita (freepik.com/Freepik)

Selain meningkatkan risiko penyakit kronis, obesitas pada orang dewasa disebut dapat memengaruhi kesuburan. Menurut dr. Nurul Ratna Mutu Manikam dari Himpunan Studi Obesitas Indonesia, adanya simpanan lemak berlebih dapat memengaruhi mekanisme hormonal di dalam tubuh. Akibatnya, siklus menstruasi dan kesuburan menjadi terganggu.

Di samping itu, timbunan lemak di dalam perut juga dapat menyebabkan penyempitan tuba di dalam rahim sehingga mengganggu proses fertilisasi. Kadang, pada kasus obesitas pada perempuan, siklus menstruasinya kembali teratur ketika berat badannya diturunkan.

5. Lemak yang berlebih dapat menganggu ovulasi

ilustrasi menimbang berat badan (unsplash.com/i yunmai)

Menambahkan penjelasan dari Mayo Clinic, memiliki indeks massa tubuh yang tinggi dapat memengaruhi kesuburan dengan cara menghambat ovulasi. Apabila ovulasi tidak teratur, maka akan kesulitan untuk hamil.

Menurut Office on Women's Health, selain ovarium, sel lemak juga dapat menghasilkan hormon estrogen. Apabila sel lemak makin banyak, maka hormon estrogen yang dihasilkan menjadi lebih banyak.

Terlalu banyak hormon estrogen yang dilepaskan menyebabkan tubuh bereaksi seolah-olah sedang menggunakan kontrasepsi hormonal mengandung estrogen. Akibatnya, ovulasi dan menstruasi menjadi terganggu.

Baca Juga: Apa Saja Faktor Risiko Obesitas pada Anak?

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya