TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perlukah Minum Antibiotik untuk Mengobati Diare?

Antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri

ilustrasi antibiotik (freepik.com/jcomp)

Diare membuat kamu sering buang air besar dalam sehari. Kondisi tersebut bisa saja mengganggu aktivitas, terlebih lagi jika sedang dalam perjalanan atau sedang beraktivitas.

Terdapat berbagai jenis obat yang digunakan untuk mengobati penyakit, salah satunya adalah antibiotik. Antibiotik digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Lantas, perlukah minum antibiotik untuk mengobati diare? Simak jawabannya di bawah ini.

1. Diare

ilustrasi diare (unsplash.com/Giorgio Trovato)

Diare merupakan masalah yang umum terjadi. Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, diare terjadi ketika konsistensi buang air besar lembek atau cair sebanyak tiga kali atau lebih dalam sehari. Diare bisa terjadi secara akut, persisten, atau kronis.

Diare akut biasanya terjadi 1 sampai 2 hari dan hilang dengan sendirinya. Sementara itu, diare persisten berlangsung lebih dari 2 minggu, tetapi kurang dari 4 minggu. Diare kronis terjadi setidaknya selama 4 minggu.

Baca Juga: Resistensi Antibiotik, Risiko Pakai Antibiotik Sembarangan saat Diare

2. Penyebab diare

ilustrasi virus (freepik.com/kjpargeter)

Diare akut dan persisten umumnya disebabkan oleh infeksi hingga efek samping obat. Terdapat tiga jenis infeksi yang dapat menyebabkan diare, yaitu infeksi virus, infeksi bakteri, dan infeksi parasit.

Terdapat banyak infeksi virus yang dapat menyebabkan diare, termasuk norovirus dan rotavirus. Mediakom Kementerian Kesehatan juga menjelaskan hal yang sama, bahwa penyebab paling sering diare adalah karena infeksi virus, yaitu rotavirus. Virus penyebab gastroenteritis merupakan penyebab umum terjadinya diare akut.

3. Apakah antibiotik diperlukan untuk diare?

ilustrasi minum obat (unsplash.com/Bermix Studio)

Mayo Clinic menjelaskan bahwa diare yang disebabkan oleh virus tidak perlu antibiotik. Biasanya, diare akut dapat sembuh dengan sendirinya dalam dua hari meski tanpa pengobatan. Sementara itu, obat antibiotik atau antiparasit hanya dapat meringankan diare apabila penyebabnya adalah bakteri atau parasit.

Laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menjelaskan bahwa penyebab diare pada anak usia kurang dari 3 tahun adalah rotavirus, sementara sisanya disebabkan oleh infeksi bakteri maupun parasit. Oleh sebab itu, sebagian besar diare pada anak tidak perlu antibiotik. Bahkan, hanya 10 sampai 15 persen diare karena bakteri yang perlu pengobatan antibiotik.

Penggunaan antibiotik harus digunakan dengan rasional. Pemberian antibiotik yang tidak tepat justru makin memperpanjang diare yang dialami. Sebab, penggunaan antibiotik dapat memengaruhi keseimbangan flora saluran cerna.

4. Mencukupi cairan saat mengalami diare

ilustrasi air minum (freepik.com/freepik)

Saat diare, kamu perlu untuk mencukupi kebutuhan cairan. Pada orang dewasa, dapat menggunakan air putih, jus buah, dan kuah kaldu.

Air merupakan minuman yang baik untuk menggantikan cairan, tetapi tidak mengandung garam dan elektrolit, seperti mineral natrium dan kalium yang penting untuk tubuh. Untuk mengembalikan mineral yang hilang saat diare, kamu bisa minum jus buah untuk menggantikan mineral kalium, dan sup untuk mengganti mineral kalsium. Namun, beberapa jus buah, seperti jus apel, harus dihindari karena bisa bikin diare memburuk.

Baca Juga: 6 Spesies Bakteri Perut yang Berbahaya, Bisa Sebabkan Diare

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya