TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengapa Stroke Akibatkan Kelumpuhan? Begini Penjelasannya!

Memengaruhi area otak yang menjalankan fungsi tertentu

ilustrasi kesulitan berjalan (pexels.com/Ivan Samkov)

Stroke merupakan masalah kesehatan yang menyerang otak. Biasanya, stroke lebih sering terjadi pada lansia. Namun, tidak menutup kemungkinan stroke juga dialami pada usia yang lebih muda. 

Tak jarang, beberapa orang setelah mengalami serangan stroke menjadi kesulitan menggerakkan anggota tubuh. Untuk dapat mengembalikan kemampuan tersebut, biasanya dilakukan latihan yang dilakukan secara rutin. Sebenarnya, mengapa stroke mengakibatkan lumpuh bagi penderitanya? Simak penjelasan berikut. 

1. Stroke

ilustrasi stroke (commons.wikimedia.org/https://www.scientificanimations.com)

Dilansir National Heart, Lung, and Blood Institute, stroke merupakan kondisi saat adanya penyumbatan di pembuluh darah otak. Penyumbatan tersebut bisa karena adanya plak yang menumpuk di pembuluh darah atau ada pembekuan darah. Adanya penyumbatan tersebut menyebabkan sel otak tidak teraliri oleh darah sehingga sel otak menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi.

Padahal, untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sel-sel otak memerlukan oksigen. Sel otak yang kekurangan oksigen dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak hingga menyebabkan kematian sel otak dalam hitungan menit. Selain adanya penyumbatan di otak, stroke juga dapat terjadi karena adanya perdarahan di otak sehingga sel otak juga mengalami kerusakan.

2. Faktor risiko stroke

ilustrasi lansia (pexels.com/Tristan Le)

Faktor risiko stroke ada yang tidak dapat diubah dan dapat diubah. Jadi, meskipun berbahaya, stroke masih dapat dicegah dengan mengontrol faktor risiko yang masih dapat diubah.

Dilansir American Heart Association, beberapa faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu usia. Stroke paling sering terjadi pada usia lanjut, namun beberapa diantaranya juga dapat terjadi pada usia dibawah 65 tahun. Selain usia, riwayat keluarga yang pernah mengalami stroke juga menjadi faktor risiko stroke. Jenis kelamin perempuan juga lebih sering mengalami stroke daripada laki-laki.

Sedangkan faktor risiko yang dapat dikendalikan atau diubah adalah tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, kebiasaan merokok, pola makan tidak sehat, dan kurang aktivitas fisik.

3. Stroke memerlukan pertolongan secepatnya

ilustrasi ambulance (unsplash.com/camilo jimenez)

Dijelaskan pada laman American Association of Neurological Surgeons, stroke termasuk kondisi gawat darurat sehingga memerlukan pertolongan medis sesegera mungkin. Pertolongan yang segera dibutuhkan untuk mengembalikan aliran darah dan oksigen sesegera mungkin agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah.

Tanpa adanya oksigen, sel otak mengalami kerusakan dan mengalami kematian dalam beberapa menit saja. Ketika sel otak mati, ia tidak beregenerasi sehingga pengidapnya mengalami penurunan kognitif, penurunan kemampuan fisik, atau penurunan fungsi mental.

Baca Juga: 5 Mitos Keliru seputar Stroke, Ketahui Faktanya!

4. Tanda dan gejala stroke

ilustrasi nyeri kepala hebat (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Agar bisa segera menolong seseorang yang tiba-tiba mengalami serangan stroke, maka ada baiknya kita mengetahui tanda-tanda stroke. Dengan mengetahuinya, maka kita dapat segera menelepon ambulans jika sewaktu-waktu ada rekan atau keluarga yang tiba-tiba mengalami stroke.

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan menjelaskan tanda dan gejala stroke dengan slogan SeGeRa Ke RS yang artinya:

  • Senyum tidak simetris atau mencong ke satu sisi.
  • Gerak separuh anggota tubuh melemah secara tiba-tiba.
  • BicaRa pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara atau tidak mengerti kata-kata.
  • Kebas atau kesemutan separuh tubuh.
  • Rabun atau pandangan menjadi kabur secara tiba-tiba.
  • Sakit kepala hebat yang tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, gangguan fungsi keseimbangan misalnya seperti terasa berputar, tremor, atau sempoyongan.
  • Serta gejala tambahan lain yaitu pingsan.

5. Komplikasi

ilustrasi kesulitan berjalan (pexels.com/Matthias Zomer)

National Heart, Lung, and Blood Institute menerangkan bahwa stroke mengakibatkan komplikasi yang berbeda-beda setiap orang, tergantung dari lokasi dan luas area yang terserang stroke. Semakin luas jaringan otak yang mengalami kerusakan, maka stroke yang dialami juga semakin parah.

Maka dari itu, waktu pemulihan stroke juga akan berbeda-beda. Ada yang memerlukan waktu beberapa minggu, bulan, bahkan bertahun-tahun untuk dapat pulih. Sebagian orang dapat pulih sepenuhnya dan sebagian lainnya mengalami disabilitas seumur hidup.

Beberapa komplikasi setelah mengalami stroke antara lain:

  • Kesulitan berbicara.
  • Kelemahan otot sehingga kesulitan bergerak.
  • Kesulitan menelan.
  • Masalah bahasa, berbicara, atau mengingat.
  • Kehilangan penglihatan, pendengaran, dan peraba.
  • Kejang.

Baca Juga: Kenali Gejala Stroke Ringan, kalau Dibiarkan Bisa Jadi Stroke!

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya