TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Varian Baru XBB Tingkatkan Risiko Reinfeksi?

Tidak perlu panik, tetapi tetap waspada

ilustrasi virus penyebab COVID-19 Omicron subvarian XBB (freepik.com/Freepik)

Pandemi COVID-19 masih berlangsung. Virus penyebab COVID-19 masih terus bersirkulasi dan menyebabkan banyak orang jatuh sakit. 

Hingga kini, virus penyebab COVID-19 sudah berulang kali mengalami mutasi dan menghasilkan varian baru. Kabarnya, varian COVID-19 baru telah terdeteksi di Indonesia, yaitu varian XBB. Berikut penjelasannya!

1. Subvarian XBB menyebabkan lonjakan kasus di Singapura

ilustrasi pasien di rumah sakit (unsplash.com/Amir Arabshahi)

Virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 masih terus bermutasi menghasilkan varian baru, salah satunya yaitu subvarian XBB. Varian XBB menjadi penyebab lonjakan tajam kasus COVID-19 di Singapura. Adanya kenaikan kasus tersebut juga menyebabkan peningkatan perawatan di rumah sakit.

Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril, SpP, MPH menjelaskan bahwa peningkatan kasus akibat varian XBB di Singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2, mengutip laman Kemenkes. Saat ini, subvarian Omicron XBB juga telah terdeteksi di Indonesia.

Baca Juga: XBB, Subvarian Terbaru COVID-19 yang Menyebar Cepat

2. Kasus pertama subvarian Omicron XBB di Indonesia

ilustrasi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 (freepik.com/pikisuperstar)

Sebanyak 24 negara sudah melaporkan adanya temuan Omicron varian XBB sejak pertama kali ditemukan, termasuk Indonesia. Kasus pertama varian tersebut terdeteksi pada seorang perempuan berusia 29 tahun yang baru kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kasus pertama tersebut merupakan transmisi lokal.

Dokter Syahril melanjutkan bahwa pasien mengalami gejala seperti demam, batuk, dan pilek. Selanjutnya, perempuan tersebut melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada tanggal 26 September 2022. Setelah menjalani isolasi, pasien tersebut dinyatakan sembuh pada tanggal 3 Oktober 2022.

Adanya temuan kasus pertama Omicron varian XBB tersebut membuat Kemenkes melakukan testing dan tracing terhadap 10 orang yang kontak erat. Hasilnya, seluruh kontak erat dinyatakan negatif COVID-19 varian XBB.

3. Imbauan untuk tetap disiplin melakukan protokol kesehatan

ilustrasi memakai masker (pexels.com/Anna Shvets)

Menurut dr. Syahril, walau varian baru tersebut cepat menular, tetapi fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron. Meskipun begitu, negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi COVID-19 karena berbagai mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi. Dalam tujuh hari terakhir dilaporkan adanya kenaikan kasus COVID-19 di 24 provinsi.

Oleh karena itu, dr. Syahril meminta agar masyarakat tetap melakukan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker, menghindari kerumunan, dan mencuci tangan. Menyegerakan vaksinasi COVID-19 juga perlu dilakukan untuk meningkatkan perlindungan terhadap COVID-19.

4. Subvarian XBB pertama kali terdeteksi bulan Agustus di India

ilustrasi sakit (pexels.com/cottonbro)

Mengutip penjelasan rilis resmi Ministry of Health Singapore, subvarian XBB pertama kali terdeteksi pada bulan Agustus di India. Beberapa negara lain yang sudah mendeteksi adanya subvarian tersebut antara lain Australia, Bangladesh, Denmark, Jepang, dan Amerika Serikat. Sementara itu, XBB menyumbang lebih dari setengah dari total kasus COVID-19 di Singapura.

Berdasarkan pengamatan sementara dari negara-negara yang telah melaporkannya menunjukkan bahwa penularan subvarian XBB seperti varian yang beredar saat ini. Selain itu, untuk sementara belum ada bukti XBB menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Baca Juga: Fakta Varian COVID-19 XE Baru, Kombinasi Varian Omicron!

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya