TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Depresi Mayor: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan

Depresi berat yang sangat 'menghancurkan'

ilustrasi seseorang dengan depresi mayor (pexels.com/Engin Akyurt)

Hampir setiap orang mungkin pernah mengalami fase depresi setidaknya sekali seumur hidup. Tingkat keparahannya bervariasi, mulai dari ringan, sedang, berat, hingga menyebabkan perilaku impulsif. Namun, pernahkah kamu mengalami depresi hingga tak sanggup mengerjakan kegiatan sehari-hari, bahkan aktivitas dasar seperti mandi dan makan?

Dalam istilah medis, kondisi tersebut dikenal dengan gangguan depresi mayor (major depression) atau depresi klinis (clinical depression). Ini adalah depresi berat yang sangat 'melemahkan' penderitanya, bahkan membuat seseorang tidak mampu menyelesaikan tugas sehari-hari seperti bangun dari tidur, bekerja, belajar, makan, atau mandi.

Depresi memang merupakan gangguan suasana hati yang umum. Kendati demikian, gangguan ini tidak boleh disepelekan karena bisa berakibat fatal, seperti menyebabkan keinginan melukai diri hingga bunuh diri.

1. Gejala

ilustrasi gejala depresi mayor (pexels.com/Amirmohammad Taheri)

Depresi adalah gangguan suasana hati yang dapat memengaruhi fisik maupun emosional. Pada orang dengan depresi mayor, mungkin akan mengalami gejala berikut ini:

  • Perasaan sedih, marah, dan putus asa terus-menerus.
  • Suasana hati yang rendah, tertekan, dan tidak mampu merasakan kebahagiaan meski pada hal yang disukai.
  • Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari.
  • Pikiran bunuh diri.
  • Perasaan tidak berharga, bersalah, dan pesimistis.
  • Ketidakmampuan dalam membuat keputusan.
  • Gangguan tidur, terlalu banyak ataupun sedikit.
  • Kurangnya minat pada aktivitas atau orang.
  • Kesulitan bekerja.
  • Kebersihan pribadi yang buruk.
  • Perubahan berat badan, kenaikan atau penurunan.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Sering sakit, seperti sakit kepala, sakit punggung, atau masalah pencernaan.

Depresi pada laki-laki secara signifikan tidak dilaporkan. Laki-laki dengan depresi mayor cenderung tidak mencari bantuan atau bahkan membicarakan pengalaman mereka.

Tanda-tanda depresi pada laki-laki mungkin termasuk:

  • Mudah marah.
  • Kemarahan.
  • Penyalahgunaan obat dan alkohol (ini juga bisa menjadi penyebab depresi).

Menekan perasaan negatif dapat mengakibatkan perilaku kekerasan yang diarahkan baik ke dalam maupun ke luar. Hal ini juga dapat mengakibatkan peningkatan penyakit, bunuh diri, dan pembunuhan.

Baca Juga: Polusi Udara Bisa Bikin Depresi? Ini Penelitiannya!

2. Penyebab

ilustrasi stres berkepanjangan (pexels.com/Andrew Neel)

Tidak diketahui secara jelas apa yang menyebabkan seseorang mengalami depresi mayor. Namun, ada beberapa faktor yang diperkirakan dapat meningkatkan risikonya, seperti:

  • Depresi jangka panjang.
  • Riwayat gangguan depresi mayor dalam keluarga.
  • Tingkat stres yang tinggi dan terus-menerus.
  • Perubahan hidup yang signifikan, misalnya mengalami masalah kehidupan yang berat.
  • Penyakit fisik tertentu, seperti diabetes, kanker, penyakit jantung, atau penyakit Parkinson.
  • Perubahan kimia dan hormon dalam tubuh.

Perempuan dua kali lebih banyak mengalami depresi klinis. Ini karena ada faktor seperti perubahan hormonal selama masa pubertas, menstruasi, kehamilan, keguguran, dan menopause, seperti mengutip WebMD.

Faktor lain yang meningkatkan risiko depresi mayor pada perempuan yang secara biologis rentan terhadapnya termasuk peningkatan stres di rumah atau di tempat kerja, menyeimbangkan kehidupan keluarga dengan karier, dan merawat orangtua yang menua. Membesarkan anak sendirian juga dapat meningkatkan risiko.

3. Diagnosis

ilustrasi diagnosis depresi mayor (pexels.com/Alex Green)

Gangguan depresi mayor biasanya didiagnosis berdasarkan gejala dan pola perilaku pasien. Dokter atau psikiater mungkin akan meminta pasien untuk mengisi kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan tertentu untuk mengetahui apakah pasien mengalami depresi dan menentukan tingkat keparahannya.

Menurut National Institute of Mental Health, seseorang harus mengalami gejala depresi setidaknya selama 2 minggu untuk dapat didiagnsois dengan gangguan depresi mayor.

Terkadang, dokter mungkin juga membutuhkan tes darah untuk mendeteksi kemungkinan adanya masalah medis lain yang memiliki gejala mirip depresi, seperti hipotiroidisme. Namun, tes ini bukan untuk mendiagnosis gangguan depresi mayor.

4. Perawatan

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Perawatan gangguan depresi mayor bervariasi, tergantung tingkat keparahan gejalanya. Dokter atau psikiater mungkin merekomendasikan:

  • Obat antidepresan. Obat-obatan ini dapat membantu mengatur hormon dan bahan kimia yang berkontribusi pada kesehatan mental, emosional, dan neurotransmiter.
  • Psikoterapi atau terapi bicara. Menemui terapis mental profesional dapat membantu pasien belajar menyesuaikan diri dengan stresor (pemicu stres) dan merespons dengan emosi yang lebih sehat.
  • Terapi kejang listrik atau terapi kejut. Ini mungkin digunakan jika obat tidak terbukti berhasil atau efektif mengatasi gejala atau gejalanya parah.
  • Rawat inap. Apabila gejala pasien mengarah pada pikiran bunuh diri.
  • Perawatan diri. Ini dapat termasuk olahraga, meditasi, menghabiskan waktu bersama teman atau orang tersayang, atau bergabung dengan kelompok pendukung.

Selain itu, perubahan gaya hidup juga diperlukan untuk mendukung pengobatan depresi mayor. Tips di bawah ini bisa membantu memperbaiki gejala:

  • Perubahan pola makan: Menerapkan pola makan sehat bergizi seimbang. Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung omega-3, vitamin B, dan magnesium. Hindari alkohol dan makanan yang diproses.
  • Rutin olahraga: Ini dapat meningkatkan mood dan membuat individu merasa lebih baik.
  • Tidur cukup: Tidurlah setidaknya 7 hingga 9 jam. Bicarakan dengan dokter bila sulit tidur atau terlalu banyak tidur.

Gangguan depresi mayor adalah gangguan yang serius, tetapi bisa diobati. Dalam hal ini, kerja sama antara pasien dan terapis sangat penting. Terapis dapat membantu pasien menemukan perawatan yang sesuai dan efektif, sementara pasien harus berkomitmen untuk menjalani perawatan yang telah direkomendasikan untuk mencapai keberhasilan.

Baca Juga: 11 Suplemen dan Rempah untuk Meredakan Depresi, Bisa Dicoba nih!

Verified Writer

Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya