Enkopresis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan
Penyebab anak sering buang air besar di celana
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Enkopresis (encopresis) adalah kondisi medis yang menyebabkan anak buang air besar (BAB) yang berulang di celananya. Bukan karena sengaja, tetapi ini terjadi karena kebocoran tinja yang tak tertahan.
Kondisi yang juga dikenal sebagai inkontinensia tinja ini disebut sebagai kondisi medis jika terjadi pada anak di atas usia 4 tahun, ketika mereka sudah belajar menggunakan toilet (toilet training). Profesional kesehatan tidak menganggap kondisi ini sebagai kondisi medis ketika terjadi pada anak di bawah usia tersebut.
Apa yang menyebabkan enkopresis? Apakah ini bisa dicegah? Yuk, simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
1. Penyebab
Dilansir Medical News Today, enkopresis bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala dari sembelit atau konstipasi kronis (jangka panjang) dan stres emosional yang dialami anak.
Sembelit merupakan kondisi jarang BAB yang menyebabkan tinja menjadi keras, kering, dan menumpuk di usus besar. Anak-anak yang mengalami sembelit mungkin juga mengalami kesulitan atau rasa sakit saat mengeluarkan tinja, sehingga membuat mereka menghindari pergi ke toilet atau memiliki kebiasaan menahan BAB.
Sementara tinja yang tidak dikeluarkan, dapat menyebabkan impaksi tinja atau penumpukan tinja, yang pada akhirnya memicu peregangan usus besar. Peregangan ini menyebabkan anak kehilangan kontrol alami untuk BAB. Akibatnya, tinja lunak atau cair dapat bocor di sekitar tinja yang tertahan dan menyebabkan enkopresis.
Pada awalnya, tinja yang keluar akibat enkopresis mungkin hanya sejumlah kecil yang menghasilkan garis-garis kotoran di celana dalam anak. Namun, seiring waktu, ini dapat membuat anak tidak bisa menahan fesesnya dan mengeluarkan banyak feses yang bocor.
Anak-anak sering kali tidak menyadari melakukan hal ini (mengeluarkan tinja di celana dalamnya). Dilansir WebMD, sebagian besar anak dengan enkopresis mengatakan mereka tidak memiliki keinginan untuk BAB sebelum mengotori pakaian dalam mereka.
Tak hanya itu, enkopresis juga bisa terjadi akibat masalah psikososial, yaitu perubahan dalam kehidupan anak baik bersifat psikologis maupun sosial yang berdampak cukup signifikan. Ini mungkin terkait:
- Perubahan aktivitas anak, misalnya mulai masuk sekolah.
- Perubahan pola makan.
- Pelatihan toilet yang prematur, sulit atau penuh konflik.
- Konflik keluarga, seperti perceraian orang tua atau kelahiran saudara kandung.
- Beberapa hal lain yang bisa memicu stres anak juga dapat memicu enkopresis.
Baca Juga: Insecure: Jenis, Penyebab, Faktor Risiko, dan Penanganan
Baca Juga: Barotrauma: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Penanganan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.