TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Leptin, Hormon Penekan Nafsu Makan yang Perlu Kamu Tahu 

Bisakah dimanfaatkan untuk menurunkan berat badan?

ilustrasi seseorang yang menolak makanan (freepik.com/jcomp)

Di dalam tubuh terdapat banyak sekali hormon untuk mengatur metabolisme. Salah satunya adalah leptin, yang dikenal sebagai hormon pengatur nafsu makan, lebih tepatnya adalah penekan nafsu makan.

Banyak orang yang percaya bahwa kenaikan maupun penurunan berat badan sering kali dikaitkan dengan jumlah kalori atau karena kemauan. Namun, lebih dari itu, tubuh memiliki mekanismenya sendiri untuk mengatur berat badan.

Nah, bagaimana keterlibatan leptin dalam menekan nafsu makan? Yuk, ketahui informasi lebih lengkapnya berikut ini.

1. Apa itu leptin 

ilustrasi makan donat (pexels.com/Andres Ayrton)

Leptin adalah hormon penekan nafsu makan yang diproduksi secara alami oleh tubuh kita. Hormon ini dihasilkan oleh sel adiposa atau lemak, sehingga kadarnya sebanding dengan jumlah lemak yang ada dalam tubuh.

Saat kadar lemak tubuh meningkat, jumlah leptin yang dihasilkan juga akan meningkat, ini akan menekan nafsu makan. Sementara itu, saat kadar lemak turun, kadar leptin pun akan menurun, dan penekanan nafsu makan akan dihilangkan, yang memberi sinyal pada tubuh “inilah saatnya untuk makan”.

Selain sebagai penekan nafsu makan, hormon leptin juga berperan dalam banyak fungsi tubuh, termasuk kesuburan, kekebalan, dan fungsi otak. Ia dapat berperan sebagai respons imun dan inflamasi, permulaan pubertas, pembentukan tulang, maupun penyembuhan luka.

Baca Juga: Merasakan 7 Gejala Ini? Bisa Jadi, Pertanda Ketidakseimbangan Hormon!

2. Bagaimana cara leptin menekan nafsu makan? 

ilustrasi makan junk food (unsplash.com/Sander Dalhuisen)

Leptin bekerja sebagai alat kontrol yang dapat mencegah dari kelaparan atau makan berlebihan. Leptin dibawa oleh aliran darah ke otak, di mana ia mengirimkan sinyal “kenyang” ke hipotalamus, yaitu bagian otak yang mengontrol kapan dan berapa banyak harus makan.

Sel lemak menggunakan leptin untuk memberi tahu otak berapa banyak lemak tubuh yang mereka bawa atau butuhkan. Saat makan, lemak tubuh naik, menyebabkan kadar leptin meningkat. Tingkat leptin yang tinggi memberi tahu otak bahwa tubuh memiliki banyak simpanan lemak atau energi dan membuat tubuh berhenti atau lebih sedikit makan.

Sebaliknya, saat tidak makan atau lapar, lemak tubuh turun, menyebabkan kadar leptin pun turun atau berada di bawah ambang batas normal seseorang. Ini memberi sinyal pada otak bahwa simpanan lemak rendah dan tubuh membutuhkan makanan, sehingga bisa mendapatkan kembali kadar normal leptin tubuh.

3. Kurang tidur dapat menurunkan kadar leptin dalam tubuh 

ilustrasi tidur (unsplash.com/Vladislav Muslakov)

Durasi tidur tampaknya berperan penting dalam mengatur berat badan dan metabolisme. Berdasarkan laporan dalam The Journal of Clinical Endrocrinology and Metabolism, kadar leptin meningkat selama tidur. Maka dari itu, kurang tidur bisa menyebabkan penurunan leptin, yang nantinya akan membuat seseorang memiliki nafsu makan yang lebih besar.

4. Apakah leptin tidak bekerja pada orang dengan obesitas?

ilustrasi makan camilan (pexels.com/Andres Ayrton)

Ketika seseorang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, mereka memiliki lebih banyak sel lemak dalam tubuhnya, yang berarti mereka juga memiliki kadar leptin yang tinggi. Namun, mengapa mereka justru sulit menahan nafsu makan?

Kadar leptin yang sangat tinggi dapat menyebabkan kurangnya atau ketidakpekaan hormon. Kondisi ini biasa dikenal sebagai resistansi leptin atau kebal leptin, yang dapat mengganggu persinyalan leptin ke otak, sehingga tidak bisa memberi isyarat untuk berhenti makan meski kadar leptin meningkat.

Dilansir Healthline, ketika otak tidak menerima sinyal leptin, otak secara keliru mengira bahwa tubuh kelaparan atau kurang energi, meskipun tubuh memiliki cukup energi yang disimpan. Ini membuat otak mengubah perilakunya untuk mendapatkan lemak dan mendorong beberapa hal, seperti:

  • Makan lebih banyak: otak berpikir bahwa harus makan untuk mencegah kelaparan
  • Pengurangan pengeluaran energi: dalam upaya menghemat energi, otak menurunkan tingkat energi tubuh dan membakar lebih sedikit kalori saat istirahat

Perilaku tersebut menyebabkan seseorang memiliki pola banyak makan dan kurang olahraga. Inilah yang kemudian sering kali membuat diet untuk menurunkan berat badan berujung pada kegagalan.

Baca Juga: Girls, 7 Tanda Ini Akan Muncul Jika Tubuhmu Kebanyakan Hormon Estrogen

Verified Writer

Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya