TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Malingering: Pengertian, Tanda, Diagnosis, dan Dampaknya

Ditandai dengan pura-pura sakit untuk menghindari sesuatu

ilustrasi malingering atau pura-pura sakit (unsplash.com/Kelly Sikkema)

Pernahkah kamu menjumpai teman atau anak kecil yang berpura-pura sakit untuk mendapatkan manfaat yang mereka inginkan? Dalam istilah medis, ini dikenal sebagai malingering.

Malingering merupakan tindakan berpura-pura sakit atau melebih-lebihkan gejala penyakit yang sudah ada untuk mendapatkan manfaat. Misalnya untuk menghindari tuntutan hukum, tidak bekerja, bolos sekolah, atau bahkan untuk mendapatkan keuntungan finansial.

Malingering bukanlah kondisi psikologis atau gangguan kejiwaan, melainkan tindakan yang memang disengaja untuk mendapatkan manfaat lewat beberapa cara. Yuk, simak artikel di bawah ini untuk mengetahui lebih banyak tentang perilaku malingering.

1. Malingering bukan gangguan mental ataupun gangguan fisik 

ilustrasi pura-pura sakit atau malingering (pexels.com/cottonbro)

Tindakan berpura-pura sakit atau membesar-besarkan kondisi medis memang bisa berupa penyakit mental atau fisik. Seperti gangguan buatan (fractitious disorder) atau gangguan gejala somatik (somatic symtomps disorders).

Fractitious disorder merupakan gangguan mental di mana seseorang berpura-pura sakit atau membesar-besarkan gejala untuk dapat menikmati “hak istimewa” orang sakit, seperti simpati, perhatian, atau perawatan.

Sementara itu, gangguan gejala somatik adalah kondisi di mana seseorang mengeluhkan gejala fisik di berbagai bagian tubuh, seperti nyeri, sesak napas, atau kelemahan, yang biasanya dikaitkan dengan stres atau beban mental yang berat

Namun, malingering bukanlah kondisi terkait fisik maupun psikologis yang sebenarnya, melainkan tindakan berpura-pura sakit yang memang sengaja dipalsukan untuk mendapatkan manfaat tertentu. Ini adalah murni dari hasil keinginan seseorang, bukan karena adanya kondisi medis atau psikologis yang perlu dikhawatirkan.

Baca Juga: Sering Berpura-pura Sakit? Mungkin Itu Sindrom Munchausen

2. Apa tanda-tanda malingering? 

ilustrasi orang terlibat dalam tindakan hukum (pexels.com/RODNAE Productions)

Malingering tidak memiliki tanda atau gejala khusus. Sulit untuk mengetahui apakah gejala seseorang itu nyata atau dibuat-buat. Akan tetapi, kondisi ini bisa dicurigai ketika seseorang tiba-tiba mulai mengalami gejala fisik atau psikologis dalam kondisi tertentu, seperti:

  • Terlibat dalam tindakan hukum.
  • Menghadapi kemungkinan tugas militer.
  • Tidak kooperatif dengan pemeriksaan atau rekomendasi dokter.
  • Menggambarkan gejala sebagai kondisi yang jauh lebih intens daripada yang diungkapkan oleh pemeriksaan dokter.
  • Pelaku malingering memiliki gangguan kepribadian antisosial.

3. Tindakan yang mungkin dilakukan oleh pelaku malingering

ilustrasi pelaku malingering (unsplash.com/Zohre Nemati)

Pelaku malingering memiliki banyak cara untuk memalsukan kondisi medisnya. Ini mungkin termasuk:

  • Merias wajah untuk membuat mata hitam atau terlihat pucat.
  • Menambahkan kontaminan ke dalam sampel urine untuk mengubah sifat kimianya.
  • Menempatkan termometer di dekat lampu atau di air panas untuk menaikkan suhunya.
  • Mencukur rambut untuk membuat mereka terlihat menjalani pengobatan kanker.
  • Minum obat tidur untuk membuat mereka terlihat lesu.

4. Tes yang digunakan untuk menyelidiki malingering 

ilustrasi malingering atau pura-pura sakit (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Perilaku malingering sering kali sulit untuk dideteksi. Meskipun profesional telah merumuskan tanda-tandanya, tetapi beberapa ahli menilai bahwa tanda-tanda tersebut masih memiliki banyak kekurangan.

Beberapa metode lain yang membantu untuk menyelidiki malingering dapat termasuk:

  • Pemeriksaan fisik dan wawancara klinis menyeluruh untuk mendapatkan gambaran kesehatan. Dokter mungkin menggunakan teknik bertanya yang mempersulit untuk berpura-pura, misalnya pertanyaan cepat, wawancara panjang, dan wawancara terbuka.
  • Tes laboratorium untuk membantu menyingkirkan gangguan fisik.
  • Tes inventarisasi kepribadian multifase Minnesota (Minnesota Multiphasic Personality Inventory), yaitu tes penilaian klinis untuk mendiagnosis gangguan kesehatan mental.
  • Tes yang mencakup beban kognitif yang membuat orang lebih sulit berpura-pura.
  • Dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memeriksa konsistensi antara deskripsi seseorang tentang gejala yang dialami dan apa yang ditemukan dokter selama pemeriksaan.

Baca Juga: Tolong Jangan Berbohong soal 10 Hal Ini saat Konsultasi ke Dokter, ya!

Verified Writer

Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya