TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gejala Anemia saat Menstruasi yang Perlu Diwaspadai

Bisa sebabkan kelemahan dan kesulitan beraktivitas

ilustrasi anemia (pexels.com/Anete Lusina)

Pendarahan selama menstruasi bervariasi dari orang ke orang dan sepanjang hidup. Beberapa perempuan mengalami menstruasi yang lebih berat, yang bisa menjadi tanda kondisi medis tertentu.

Mengetahui apa yang normal dan tidak selama menstruasi dapat membantumu mengenali tanda-tanda adanya masalah kesehatan, termasuk anemia defisiensi zat besi. Lantas, bagaimana caranya mengetahui bahwa kamu mengalami anemia selama menstruasi? Berikut akan dijelaskan gejala dan perawatannya.

1. Apakah menstruasi dapat menyebabkan anemia?

ilustrasi darah haid (pexels.com/Karolina Grabowska)

Jawabannya, ya. Menstruasi dapat menyebabkan anemia jika aliran darahnya sangat deras, yang disebut juga perdarahan uterus abnormal. Haid berat didefinisikan sebagai volume pendarahan yang mengganggu kualitas hidup fisik, sosial, emosional, atau materi.

Selain itu, menstruasi dianggap berat didasarkan pada persepsi terhadap peningkatan volume darah harian atau total. Dijelaskan dalam laman Health Match, kehilangan darah >80mL per siklus dianggap berlebihan.

Anemia yang terjadi setelah menstruasi biasanya diperburuk oleh kurangnya asupan zat besi. Meskipun pendarahan menstruasi yang berat telah dianggap normal oleh banyak perempuan, tetapi ada beberapa hal yang dapat membantu mengatasinya dan mengurangi ketidaknyamanan serta risiko anemia.

Baca Juga: 5 Bahaya Anemia saat Hamil untuk Bumil dan Bayinya

2. Gejala anemia saat menstruasi

ilustrasi gejala anemia (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Diterangkan dalam laman Women’s Health Services dan Health Match, berikut adalah beberapa gejala anemia saat menstruasi:

  • Kelelahan.
  • Sesak napas, terutama saat beraktivitas.
  • Pucat.
  • Tangan dan kaki dingin.
  • Sakit kepala.
  • Detak jantung cepat.
  • Keinginan makan es.
  • Mengalami menstruasi yang berat.
  • Menstruasi berlangsung lebih dari tujuh hari.
  • Merasa lemah.
  • Mudah pusing.
  • Sulit berkonsentrasi.

Gejala anemia selama menstruasi bisa parah dan melemahkan, sehingga mengakibatkan seorang perempuan tidak mampu bekerja atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari.

3. Pengobatan anemia akibat menstruasi

ilustrasi suplemen untuk mengatasi anemia (unsplash.com/Myriam Zilles)

Pilihan pengobatan untuk anemia defisiensi zat besi akibat menstruasi bergantung pada penyebab pendarahan hebat. Dokter mungkin mengobatinya dengan alat kontrasepsi hormonal atau suplemen zat besi dan merekomendasikan untuk makan lebih banyak makanan tinggi zat besi.

Diterangkan dalam laman Healthline, kasus yang parah mungkin memerlukan pembedahan, yang mungkin termasuk:

  • Embolisasi arteri uterina. Prosedur yang mencegah arteri menyuplai darah ke fibroid rahim, yang mungkin menyebabkan keluar banyak darah saat menstruasi.
  • Operasi USG terfokus. Prosedur yang menggunakan gelombang USG untuk mengecilkan fibroid.
  • Ablasi endometrium, yang menghancurkan lapisan rahim.
  • Histerektomi untuk mengangkat rahim.

4. Kapan harus ke dokter?

ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro)

Penting untuk menemui dokter jika:

  • Sering merasa lemas, lelah, pusing, atau sesak napas selama atau setelah menstruasi.
  • Perlu mengubah atau membatasi aktivitas sehari-hari karena menstruasi yang berat atau terus merasa lemah.
  • Biasanya, menstruasi berlangsung lebih lama dari tujuh hari.
  • Mengeluarkan gumpalan darah besar selama menstruasi.
  • Kamu harus mengganti pembalut setiap 1 atau 2 jam karena banyakya darah yang keluar.

Baca Juga: Waspada Anemia pada Anak, Bisa Hambat Perkembangan Otaknya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya