Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Pusar merupakan tanda di tubuh tempat tali pusat terpasang sebelum kita dilahirkan. Karena bentuknya yang cekung dan terdiri dari lipatan-lipatan kulit, pusar dapat menampung kotoran, keringat, dan bakteri. Penumpukan ini dapat menyebabkan bau dan bahkan infeksi.
Meskipun pusar baunya khas, tetapi jika aromanya cukup mengganggu bisa jadi penyebabnya karena sesuatu yang lebih serius. Di sini kita akan membahas apa saja penyebab pusar bau tak sedap.
1. Kurang menjaga kebersihan
Pusar memiliki ekosistem kecilnya sendiri. Sebuah studi melaporkan bahwa pusar menjadi rumah bagi sekitar 67 jenis bakteri. Selain itu, jamur dan kuman lain juga dapat terperangkap di dalam daerah pusar.
Kuman selanjutnya memakan zat yang terperangkap di pusar, seperti minyak, kulit mati, kotoran, dan keringat.
Selanjutnya, kuman dan bakteri berkembang biak dan menciptakan bau busuk. Makin dalam pusar, makin banyak kotoran dan kuman yang menumpuk di dalamnya. Bau tidak sedap ini berasal dari campuran bakteri, kotoran, dan keringat.
Kabar baiknya, menerapkan kebiasaan kebersihan yang baik efektif mengatasi bau.
2. Kondisi kulit
ilustrasi psoriasis (pixabay.com/milesz) Kondisi kulit tertentu dapat menyebabkan peradangan, penumpukan sel kulit mati, serta berkumpulnya bakteri di pusar. Psoriasis adalah penyakit yang gejalanya bisa muncul di pusar.
Psoriasis menyebabkan kulit menjadi kemerahan, bersisik, kasar, dan tebal. Eksem juga merupakan penyakit lain yang dapat muncul di pusar dan menyebabkan ruam, kemerahan, dan pengelupasan.
Untuk mengobati kondisi ini, kamu perlu menemui dokter spesialis kulit. Dokter dapat membantu mengidentifikasi apa yang sedang terjadi dan jenis perawatan apa yang kamu butuhkan.
Obat untuk psoriasis memerlukan resep, sementara eksem biasanya ditangani dengan perubahan gaya hidup untuk mengurangi rasa gatal dan ketidaknyamanan.
3. Tindik
Pusar yang berbau seperti keju atau berbau asam seperti belerang bisa jadi merupakan tanda infeksi bakteri.
Tidak membersihkan pusar dengan benar akan membuat bakteri tumbuh di lipatan yang lembap. Robekan atau luka di pusar—termasuk tindik pusar—juga dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri.
Bakteri dapat menyebabkan infeksi kulit seperti selulitis, impetigo, dan infeksi stafilokokus (staph). Staph sudah menjadi salah satu bakteri paling umum yang hidup di pusar.
Jika kamu memiliki tindik di pusar, ini bisa menyebabkan infeksi staph atau selulitis akibat bakteri yang memasuki luka terbuka.
Tanda-tanda lain dari infeksi bakteri di pusar meliputi:
- Ruam.
- Pembengkakan.
- Kemerahan.
- Nyeri.
- Rasa gatal.
- Nanah.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Baca Juga: 9 Jenis Infeksi Vagina Paling Umum, Bukan Cuma Infeksi Ragi
4. Ada serat pakaian yang terjebak di pusar
ilustrasi pakaian (pixabay.com/Lesley Barker) Bau aneh juga bisa ditimbulkan karena ada benda asing yang terjebak di pusar. Paling sering adalah serat atau produk sampingan lain dari pakaian yang tersangkut di pusar.
Jenis serat yang paling mungkin memicu aroma tidak sedap adalah kapas, karena serat kapas menyerap kelembapan. Jadi, jika terdapat banyak serat kapas dalam pusar dan kemudian kamu berkeringat, ini akan menghasilkan bau tidak sedap.
5. Infeksi jamur
ilustrasi infeksi jamur pada kulit (freepik.com/freepik) Candida adalah sejenis jamur yang selalu ada di kulit. Jamur ini biasanya tidak berbahaya, tetapi jika berada di tempat yang hangat dan lembap, seperti pusar, ini dapat berkembang menjadi infeksi jamur yang parah. Karena alasan ini, penting untuk membersihkan lipatan kulit secara konsisten.
Selain itu, orang dengan diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dan orang dengan kondisi autoimun juga lebih rentan terhadap infeksi jamur. Ini karena sistem kekebalan tubuh orang-orang tersebut lebih sulit untuk melawan infeksi, yang dapat memengaruhi bau pusar.
6. Kista epidermoid dan pilar
ilustrasi kista epidermoid (commons.wikimedia.org/Steven Fruitsmaak) Kista epidermoid merupakan benjolan yang dimulai di lapisan atas kulit, sedangkan kista pilar dimulai di dekat folikel rambut. Kedua kista ini memproduksi dan mengeluarkan cairan kental berisi keratin.
Jika kista ini membesar dan pecah, maka akan keluar cairan kental berwarna kuning dan berbau busuk. Kista ini juga mungkin mengembangkan infeksi.