TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Penyebab Amnesia yang Perlu Diwaspadai, Cedera hingga Infeksi Virus

Amnesia dapat bersifat sementara atau permanen

Ciri-ciri Pendarahan pada Otak (pexels.com/cottonbro)

Amnesia adalah kondisi saat seseorang tidak dapat membentuk ingatan baru atau mengingat pengalaman lama. Amnesia umumnya terjadi secara tiba-tiba dan memiliki penyebab yang jelas. Sementara itu, jenis kehilangan memori lainnya, seperti demensia, sering berkembang lebih bertahap.

Amnesia dapat bersifat sementara atau permanen dan seseorang mungkin mengalami kehilangan ingatan sebagian atau seluruhnya. Orang dengan amnesia yang mengalami kesulitan mengingat masa lalu disebut amnesia retrograde, sedangkan orang yang tidak dapat membentuk ingatan baru disebut amnesia anterograde.

Agar lebih memahaminya, di bawah ini akan dipaparkan mengenai berbagai penyebab umum amnesia yang perlu diwaspadai.

1. Cedera otak traumatis

ilustrasi cedera otak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Cedera otak traumatis atau traumatic brain injury (TBI) dapat terjadi saat kepala terbentur, tersentak, atau dipukul yang menyebabkan kerusakan otak. Menurut American Academy of Neurological Surgeons, TBI paling sering terjadi pada lansia di atas usia 75 tahun, anak-anak yang sangat muda, dan usia 15 hingga 24 tahun. Salah satu bentuk TBI yang ringan adalah gegar otak.

Perawatan untuk TBI didasarkan pada seberapa parah cedera yang dialami. Untuk gegar otak, pasien mungkin diminta untuk beristirahat dan menjalani terapi. Amnesia mungkin akan membaik dengan tindakan ini. Sementara, untuk kasus TBI yang parah, pasien mungkin memerlukan obat dan perawatan untuk mengatasi kejang dan pendarahan di otak, atau pembedahan.

2. Ensefalitis virus

ilustrasi ensefalitis (hopkinsmedicine.org)

Ensefalitis adalah iritasi dan peradangan pada otak. Jenis ensefalitis yang paling berbahaya disebabkan oleh infeksi virus, umumnya virus herpes simpleks. Virus lain, seperti virus West Nile, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, juga dapat menyebabkan ensefalitis.

Infeksi virus dapat merusak bagian otak, yang disebut lobus temporal, yang bertanggung jawab atas memori. Karenanya, ensafalitis berisiko tinggi menyebabkan kehilangan memori dan kejang.

Pengobatan ensefalitis virus melibatkan pemberian obat antivirus seperti asiklovir yang diberikan melalui infus. Namun, menurut Encephalitis Society, meski telah diobati, risiko kematian akibat ensefalitis virus bisa mencapai 20 persen.

Baca Juga: 5 Hal tentang Amnesia Anterograde, Kesulitan Membentuk Memori Baru

3. Transient global amnesia (TGA)

ilustrasi transient global amnesia (pexels.com/Yan Krukov)

Amnesia global transien atau transient global amnesia (TGA) adalah episode kehilangan memori secara tiba-tiba dan sementara yang tidak dapat dikaitkan dengan kondisi neurologis yang lebih umum, seperti epilepsi atau stroke.

Diterangkan dalam laman Mayo Clinic, selama episode TGA, seseorang akan mengalami kehilangan ingatan tentang peristiwa yang baru terjadi sehingga orang tersebut tidak dapat mengingat di mana ia berada atau bagaimana ia sampai di sana.

Diagnosis TGA dilakukan dengan pemindaian MRI dan electroencephalogram (EEG), yang melihat aktivitas listrik otak. Tes-tes ini akan mengesampingkan kemungkinan stroke atau kejang. Tidak ada pengobatan khusus untuk TGA, tetapi dokter akan menilai risiko stroke.

4. Kejang

ilustrasi seseorang mengalami kejang (pexels.com/SHVETS production)

Kejang terjadi akibat gangguan listrik yang tiba-tiba dan tidak terkendali di dalam otak. Kejang dapat menyebabkan perubahan perilaku, gerakan, perasaan, dan kesadaran.

Orang yang kejang sering kali tidak ingat apa yang terjadi saat, sebelum, atau setelah peristiwa kejang. Orang yang pernah mengalami cedera otak, stroke, dan riwayat keluarga kejang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kejang. Jika seseorang didiagnosis mengalami kejang, dokter akan memberikan antikejang, seperti levetiracetam.

5. Demensia

ilustrasi demensia (unsplash.com/Steven HWG)

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), demensia bukanlah penyakit spesifik, tetapi lebih merupakan istilah umum untuk gangguan kemampuan mengingat, berpikir, atau membuat keputusan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Salah satu jenis demensia yang paling umum adalah penyakit Alzheimer. Meskipun demensia umumnya memengaruhi lansia, tetapi itu bukan bagian dari penuaan normal.

Gejala demensia sangat bervariasi dari orang ke orang. Orang dengan demensia umumnya memiliki masalah dengan:

  • Penyimpanan memori.
  • Perhatian.
  • Komunikasi.
  • Penalaran, penilaian, dan pemecahan masalah.
  • Masalah persepsi visual.

6. Stroke

ilustrasi stroke (stroke.org)

Stroke ialah kondisi medis yang mengancam jiwa yang terjadi saat suplai darah ke bagian otak terputus. Ini adalah kondisi darurat medis, yang artinya perlu mendapat perawatan sesegera mungkin. Makin cepat stroke dirawat, makin kecil tingkat kerusakan yang terjadi.

Menurut American Stroke Association, kehilangan memori lebih sering terjadi pada penderita stroke yang lebih tua. Beberapa jenis kehilangan memori yang mungkin dialami penderita stroke, adalah:

  • Verbal: Nama, cerita, dan informasi yang berkaitan dengan bahasa.
  • Visual: Bentuk, wajah, rute, dan hal-hal yang terlihat
  • Informasional: Kesulitan mempelajari hal-hal baru.

Baca Juga: Kondisi Hilang Ingatan, Ini 6 Tipe Amnesia yang Bisa Dialami

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya