TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Tanda Tubuh Kelebihan Kafein, Termasuk Mudah Marah

Kafein aman dikonsumsi dalam jumlah moderat

Tanda Tubuh Kelebihan Kafein (pexels.com/Pixabay)

Kafein merupakan senyawa yang memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Mulai dari meningkatkan energi secara cepat, menghalau kantuk, menambah fokus, dan masih banyak lagi. Namun, terlalu banyak kafein dapat berbahaya bagi kesehatan.

Secara umum, jumlah kafein maksimum yang boleh dikonsumsi orang dewasa adalah 400 miligram (mg), yaitu setara dengan empat hingga lima cangkir kopi, per hari. Sementara itu, batas maksimum kafein untuk anak-anak dan remaja adalah 2,5 mg kafein per kilogram (kg) berat badan.

Mengonsumsi kafein lebih dari batas yang direkomendasikan kemungkinan akan memicu efek samping yang tidak menyenangkan dan bahkan berbahaya. Berikut beberapa tanda tubuh kelebihan kafein.

1. Masalah pencernaan

ilustrasi buang air besar (freepik.com/jcomp)

Bagi banyak orang, minum secangkir kopi di pagi hari dapat membantu melancarkan buang air besar. Ini karena konsumsi kafein memicu pelepasan gastrin, hormon yang diproduksi perut dan mempercepat aktivitas usus besar. Juga, merangsang gerakan usus dengan mendorong gerakan peristaltik.

Karena alasan ini, asupan kafein dalam dosis besar dapat menyebabkan buang air besar atau bahkan diare pada beberapa orang. Menariknya, studi lampau dalam Scandinavian Journal of Gastroenterology menemukan bahwa kopi tanpa kafein juga terbukti menghasilkan respons yang serupa.

2. Peningkatan detak jantung

ilustrasi peningkatan detak jantung (freepik.com/Drazen Zigic)

Kafein memberikan efek yang berbeda-beda pada jantung. Sebuah studi kecil yang dimuat dalam jurnal Frontiers in Psychiatry (2017) menemukan bahwa konsumsi empat cangkir kopi atau lebih dapat menyebabkan perubahan ringan pada detak jantung.

Sementara itu, penelitian dalam JAMA Internal Medicine (2016) melaporkan bahwa konsumsi lima cangkir kopi tidak memengaruhi detak jantung pada orang dengan penyakit jantung. 

Hal tersebut mungkin dipengaruhi oleh kemampuan masing-masing tubuh dalam memecah kafein. Misalnya, individu yang tubuhnya memetabolisme kafein dengan lambat lebih berisiko mengalami masalah jantung, kendati hanya mendapatkan asupan kafein dalam jumlah kecil. Sementara itu, mereka yang tubuhnya mampu mengeluarkan kafein dari sistem dengan cepat mengalami lebih sedikit masalah saat mengonsumsi kafein dalam jumlah yang sama.

Detak jantung yang cepat juga bisa menandakan alergi kafein, sensitivitas, atau masalah kesehatan lainnya. Orang yang mengalami ketidaknyamanan pada jantung setelah minum kafein direkomendasikan untuk membatasi atau mengurangi kafein.

Baca Juga: Kapan Harus Berhenti Minum Kafein Sebelum Tidur? Ini Waktu yang Tepat

3. Nyeri dada

ilustrasi masalah jantung (freepik.com/freepik)

Nyeri dada terjadi akibat adanya penyumbatan aliran darah ke jantung. Saat kafein dalam tubuh meningkat, aliran darah mengalami pembatasan. Oleh sebab itu, konsumsi kafein dapat menyebabkan nyeri dada.

Kendati demikian, jumlah kafein yang diperlukan untuk bisa memicu nyeri dada umumnya sangat tinggi, menurut studi dalam jurnal Cureus (2018). Selain itu, mengalami nyeri dada setelah mengonsumsi kafein juga dapat mengindikasikan masalah serius. 

4. Sakit kepala

ilustrasi tumor otak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kafein adalah psikostimulan, yang artinya merangsang sistem saraf pusat. Dalam beberapa kasus, kafein digunakan sebagai pereda nyeri. Namun, mengonsumsi terlalu banyak kafein dan berhenti mengonsumsi kafein dapat menyebabkan sakit kepala, mengacu pada studi yang dimuat dalam jurnal Neurologia (2017).

Kafein dapat memicu "caffeine rebound". Artinya, setelah minum banyak kafein, kamu mungkin mengalami gejala setelah berhenti minum dan manfaat awalnya hilang. Untuk individu yang sering mengalami sakit kepala, sebaiknya hindari penggunaan kafein sehari-hari.

5. Lekas marah

ilustrasi laki-laki sedang marah (pixabay.com/ashish choudhary)

Asupan kafein juga dapat menyebabkan perasaan mudah marah. Akan tetapi, hal ini biasanya diamati pada orang yang mengonsumsinya dalam jumlah banyak. 

Selain itu, menurut studi dalam Journal of Psychopharmacology (2015), orang yang memiliki masalah kecemasan atau kondisi psikologis lainnya mungkin mengalami iritabilitas meskipun mengonsumsi kafein dalam jumlah sedikit. Jika asupan sedikit kafein membuatmu gampang marah, sebaiknya hindari asupan kafein sepenuhnya.

6. Kelelahan

ilustrasi kelelahan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Minuman berkafein dikenal mampu meningkatkan energi dalam waktu singkat. Namun, begitu kafein keluar dari tubuh, ini dapat menyebabkan kelelahan.

Ulasan dalam jurnal Innovations in Clinical Neuroscience (2012) menemukan bahwa meskipun minuman berkafein meningkatkan kewaspadaan dan suasana hati yang membaik selama beberapa jam, peserta sering kali merasa lebih lelah pada hari berikutnya. Alasan lainnya adalah karena minuman berkafein sering memengaruhi tidur.

Baca Juga: 5 Mitos tentang Kafein yang Wajib Diketahui

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya