Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Trombosis arteri terjadi saat darah membentuk gumpalan di arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang berfungsi membawa darah dari jantung ke berbagai organ tubuh. Kondisi ini berbahaya karena bisa menghalangi atau menghentikan aliran darah ke organ vital, seperti jantung atau otak.
Lewat artikel ini, kamu diajak untuk memahami lebih jauh seputar trombosis arteri, mulai dari gejala, penyebab, diagnosis, komplikasi, hingga pengobatan. Simak hingga tuntas informasi berikut ini yang telah dirangkum dari Medical News Today dan National Health Service.
1. Gejala
ilustrasi serangan jantung (pixabay.com/Pexels) Gumpalan darah biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun sampai menyebabkan terhalangnya aliran darah ke bagian tubuh tertentu. Jika sudah menghalangi aliran darah, maka dapat menyebabkan beberapa masalah serius, yang meliputi:
- Serangan jantung: saat aliran darah ke otot jantung tiba-tiba tersumbat, yang ditandai dengan nyeri dada, sesak napas, dan pusing.
- Stroke: saat aliran darah ke otak terputus. Gejala utamanya berupa satu sisi wajah terkulai, satu sisi tubuh mengalami kelemahan, dan bicara cadel.
- Serangan iskemik transien atau mini stroke: yang terjadi saat aliran darah ke otak tersumbat sementara, yang menyebabkan gejala stroke sementara.
- Iskemia ekstremitas kritis: saat suplai darah ke tungkai tersumbat, menyebabkan nyeri, berubah warna, dan terasa dingin.
Itu semua adalah kondisi darurat yang membutuhkan bantuan medis segera.
2. Penyebab
ilustrasi rokok (pixabay.com/klimkin) Trombosis arteri biasanya terjadi pada orang-orang yang mengalami penyumbatan arteri oleh timbunan lemak. Ini dikenal sebagai aterosklerosis. Kondisi ini menyebabkan arteri mengeras dan menyempit seiring waktu dan meningkatkan risiko pembekuan darah.
Selain itu, ada beberapa risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena aterosklerosis, seperti:
- Memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes
- Mengalami penuaan
- Merokok
- Pola makan yang tidak sehat
- Kurang atau jarang berolahraga
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Konsumsi alkohol secara berlebihan dan rutin
- Riwayat aterosklerosis dalam keluarga
Baca Juga: 5 Makanan yang Bisa Tingkatkan Tekanan Darah dengan Sehat
3. Diagnosis
ilustrasi dokter dan pasien (pexels.com/Gustavo Fring) Untuk mendiagnosis trombosis arteri, pasien harus memberi tahu dokter riwayat medis mereka selengkap mungkin. Juga, beri tahu dokter bila khawatir memiliki gumpalan darah atau faktor risiko untuk mengembangkannya. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menganalisis gejalanya.
Jika dokter mencurigai pasien mengalami serangan jantung, dokter mungkin merekomendasikan pasien melakukan tes darah untuk memeriksa protein yang disebut troponin. Untuk mendeteksi gumpalan, dokter akan merekomendasikan studi pencitraan atau USG untuk memvisualisasikan arteri.
Pemeriksaan dengan elektrokardiogram, yang mengukur aktivitas listrik jantung, juga dapat menunjukkan penyumbatan aliran darah. Dalam beberapa kasus, dokter dapat merekomendasikan prosedur yang lebih invasif, seperti angiogram. Prosedur ini melibatkan memasukkan kateter melalui arteri di paha, lengan, atau selangkangan.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Pengobatan
ilustrasi obat (pexels.com/MART PRODUCTION) Ada berbagai macam perawatan yang bisa diberikan untuk individu yang mengembangkan trombosis arteri, mulai dari pemberian obat-obatan hingga pembedahan.
Perawatan trombosis arteri meliputi:
- Obat pengencer darah yang diberikan dengan resep dokter untuk membantu melarutkan gumpalan.
- Suntikan obat yang disebut trombolitik yang dapat melarutkan beberapa bekuan darah.
- Operasi embolektomi untuk menghilangkan bekuan darah.
- Operasi untuk melebarkan arteri yang terpengaruh. Misalnya, angioplasti yang melibatkan penempatan tabung berlubang di dalam arteri untuk menahannya agar tetap terbuka.
- Operasi untuk mengalihkan darah di sekitar arteri yang tersumbat, misalnya cangkok bypass arteri koroner.
5. Komplikasi yang bisa terjadi
ilustrasi stroke (scientificanimations.com) Trombosis arteri dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:
- Serangan jantung. Gejala serangan jantung mungkin termasuk sakit dada, nyeri rahang, nyeri punggung, nyeri leher, sesak napas, dan pusing.
- Stroke. Gejala stroke mungkin termasuk mati rasa, kesulitan berjalan, kehilangan penglihatan sebagian atau seluruhnya pada satu mata, penglihatan ganda, bicara cadel, dan kebingungan.
Baca Juga: Hati-hati, 7 Tanda Penyumbatan Arteri yang Sering Diabaikan