TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tidak Masuk Akal, Ini 5 Gangguan Otak Paling Aneh dalam Sejarah

Aneh tapi nyata

pexels.com/Andrea Piacquadio

Otak merupakan organ yang sangat rumit dan memiliki peran penting bagi tubuh. Otak memiliki peran sebagai pusat pengendali tubuh dan menyusun sistem saraf pusat, bersama dengan sumsum tulang belakang. Sistem saraf pusat ini lalu berkoordinasi dengan sistem saraf tepi yang membuat manusia mampu mengendalikan berbagai aktivitas, misalnya, berbicara, berpikir, bernapas, dan bergerak.

Oleh sebab itu, jika terjadi masalah pada otak, ini akan sangat memengaruhi perilaku suatu individu. Dari sekian banyak masalah yang disebabkan oleh gangguan otak, ada beberapa gangguan otak yang dapat menyebabkan gejala yang sangat aneh bahkan tidak masuk akal. Mari, kita bahas gangguan otak yang menyebabkan gejala paling aneh.

1. Sindrom Cotard, kelainan yang membuat orang berpikir bahwa dirinya sudah meninggal

pexels.com/Rafael Barros

Menurut peneliti yang dipublikasikan di Journal of Neurosciences in Rural Practice, terdapat kasus di mana seorang laki-laki berusia 65 tahun tanpa riwayat keluarga yang menderita penyakit mental, tiba-tiba mulai memiliki suasana hati yang sedih, tidak bisa merasakan kesenangan, serta tidur dan makan lebih sedikit daripada biasanya. Dia kemudian mulai mengalami delusi bahwa organnya telah berhenti bekerja. Ia juga pernah melakukan percobaan bunuh diri, dan setelahnya percaya bahwa dirinya sudah meninggal.

Kondisi yang dialami oleh orang ini disebut sebagai sindrom Cotard, di mana individu mengira dia sudah meninggal. Secara berlawanan, pada separuh kasus, pasien yang mengalami kondisi ini berpikir bahwa mereka abadi. Perawatan untuk kondisi tersebut dapat mencakup obat antidepresan atau antipsikotik, atau terapi elektrokonvulsif.

Baca Juga: 5 Manfaat Penting Tidur bagi Kesehatan Otak, Jangan Sering Begadang!

2. Mirror-touch synesthesia, kelainan yang membuat seseorang merasakan apa yang dirasakan orang lain

pexels.com/Christina Morillo

Dilansir dari laman Science Alert, seorang perempuan bernama Amanda menderita kondisi langka yang disebut mirror-touch synesthesia yang membuatnya mampu secara fisik merasakan apa yang dirasakan orang lain di sekitarnya.

Misalnya, ketika dia melihat orang-orang dipeluk, dia merasa seperti dirinya sendiri sedang dipeluk. Ketika dia melihat seseorang terluka, dia merasakan sakit di tempat yang sama seperti yang dialami orang lain. Bahkan, saat melihat orang makan, dia merasa seperti orang lain memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

Kasus ini pertama kali dilaporkan dan dibahas dalam jurnal Brain pada tahun 2005, dan sejak saat itu hanya ada sedikit laporan lain tentang kelainan ini.

3. Hemispatial neglect, kondisi yang membuat seseorang tidak bisa melihat separuh dunianya

pexels.com/Andrea Piacquadio

Menurut laman Business Insider, setelah stroke, beberapa orang mungkin akan mengabaikan separuh dunia mereka. Misalnya, tidak menghabiskan makanannya, walaupun masih lapar. Atau mungkin menggambar permukaan jam yang hanya menampilkan angka 12 sampai 6.

Kondisi ini disebut hemispatial neglect, yang terjadi ketika kerusakan salah satu belahan otak menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran akan satu sisi ruang di sekitarnya. Kondisi ini menyebabkan seseorang tidak dapat lagi melihat atau memproses informasi yang diterima dari sisi tubuh atau lingkungan itu.

4. Aphantasia, kondisi yang membuat individu tidak dapat membayangkan sesuatu dalam pikirannya

unsplash.com/Tachina Lee

Menurut penelitian dalam jurnal Neuropsychologia, seorang laki-laki berusia 65 tahun dengan inisial MX tiba-tiba kehilangan kemampuan untuk membayangkan gambar-gambar dalam pikirannya setelah menjalani operasi angioplasti koroner. Dia melaporkan tidak dapat memvisualisasikan gambar apa pun, meskipun faktanya dia tampil normal pada tes standar persepsi, citra visual dan memori visual.

Setelah adanya laporan ini, lebih dari 20 orang lain kemudian ikut melaporkan bahwa mereka memiliki kondisi yang sama dengan yang dialami MX. Kondisi neurologis ini belum diakui, tetapi para ilmuwan menjuluki fenomena ini dengan 'aphantasia', yang memiliki arti imajinasi dalam bahasa Yunani.

Baca Juga: 6 Kebiasaan Sehari-hari yang Ternyata Berdampak Buruk bagi Otak

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya