TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspadai 5 Penyebab Usus Buntu Pecah, Salah Satunya karena Infeksi

Jangan sepelekan sakit perut kronis

ilustrasi sakit perut akibat usus buntu pecah (pexels.com/Andres Ayrton)

Usus buntu adalah organ kecil yang menempel pada usus besar yang terletak di sisi kanan bawah perut. Belum jelas apa fungsi pasti usus buntu, tetapi para ilmuwan berpendapat bahwa ini adalah tempat bakteri baik disimpan sampai dibutuhkan. 

Terkadang, usus buntu dapat pecah. Jika ini terjadi, maka orang tersebut harus menjalani operasi usus buntu, yaitu prosedur pembedahan untuk mengangkat usus buntu.

Usus buntu pecah tampak seperti sesuatu yang mengerikan. Akan tetapi, kira-kira, apa penyebab usus buntu pecah? Di sini, kita akan mengeksplorasi jawabannya bersama-sama.

Baca Juga: Usus Buntu Pecah: Penyebab, Gejala, Bahaya, dan Pengobatan

1. Menunda pengobatan radang usus buntu 

ilustrasi sakit perut akibat usus buntu pecah (pexels.com/Kindel Media)

Faktor risiko terbesar pecahnya usus buntu adalah menunda pengobatan radang usus buntu. Semakin lama kamu membiarkan gejala, semakin tinggi risiko kamu mengalami pecahnya usus buntu.

Menurut tinjauan literatur tahun 2018 dalam jurnal Pediatric Health, Medicine and Therapeutics, anak-anak yang lebih muda lebih mungkin mengalami pecahnya usus buntu daripada anak-anak yang lebih besar. Alasannya, anak-anak yang lebih kecil kesulitan menjelaskan gejala radang usus buntu mereka kepada orang dewasa.

Baca Juga: Studi: Mikrobiota Usus Berkaitan dengan Sindrom Iritasi Usus Besar 

2. Infeksi

ilustrasi sakit perut (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dijelaskan laman Healthline, infeksi memicu peradangan di dalam usus buntu. Misalnya, jika ada sesuatu yang menghalangi pembukaan usus buntu, ini dapat menyebabkan infeksi. Selanjutnya, bakteri akan terperangkap di dalam usus buntu dan berkembang biak dengan cepat, menyebabkan radang usus buntu. Virus, parasit, dan penumpukan tinja adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan infeksi yang memicu radang usus buntu. 

Apabila radang usus buntu tidak segera diobati, bakteri atau nanah yang ada di sana akan menumpuk. Selanjutnya, usus buntu akan mengalami peningkatan tekanan dan pembengkakan hingga suplai darah ke bagian usus buntu terhenti. Robekan mulai berkembang di dinding usus buntu yang tidak mendapatkan suplai darah. Ini selanjutnya memicu infeksi bakteri dan nanah.

3. Pembengkakan kelenjar getah bening usus

ilustrasi sakit perut akibat usus buntu pecah (pexels.com/Andres Ayrton)

Kelenjar getah bening dapat mengalami pembengkakan di selaput yang menghubungkan usus ke dinding perut. Kondisi ini disebut limfadenitis mesenterika. Penyebab utamanya adalah infeksi virus di usus, dan ini utamanya menyerang anak-anak dan remaja.

Dijelaskan laman Makati Medical Center, rasa sakitnya dapat menyerupai radang usus buntu. Jadi, diperlukan bantuan dokter untuk mengevaluasi gejala dan melakukan tes untuk memastikan diagnosis yang tepat.

4. Sembelit

ilustrasi konstipasi (freepik.com/benzoix)

Usus buntu dan usus besar dihubungkan oleh sebuah tabung. Tabung ini bisa mengalami penyumbatan, dan salah satu penyebabnya bisa adalah tinja yang keras, dijelaskan Makati Medical Center.

Penyumbatan ini dapat menyebabkan perut tidak nyaman dan sakit. Bahkan, memicu pecahnya usus buntu. Jadi, penting untuk mendapatkan pertolongan medis segera jika ada rasa sakit dan nyeri yang menetap di perut sebelum menjadi lebih parah.

Baca Juga: [BREAKING] Jimin BTS Positif COVID dan Baru Jalani Operasi Usus Buntu

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya