Akromegali: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Perawatan
Kondisi saat tubuh kelebihan hormon pertumbuhan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Akromegali adalah kondisi hormonal langka yang disebabkan oleh kelebihan kadar hormon pertumbuhan dalam tubuh. Jumlahnya yang berlebihan mengakibatkan pertumbuhan berlebihan pada tulang dan jaringan lunak tubuh.
Pada masa kanak-kanak, kondisi ini mengarah pada peningkatan tinggi yang tidak normal (gigantisme). Sementara itu, pada orang dewasa perubahan ketinggian tidak terjadi, peningkatan ukuran tulang hanya terbatas pada tulang tangan, kaki, dan wajah, yang disebut dengan akromegali.
Akromegali bisa terjadi kapan saja setelah pubertas. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada usia paruh baya. Penderitanya tidak selalu sadar jika menderita kondisi ini, karena perubahan tubuh bisa terjadi secara perlahan selama bertahun-bertahun.
Jika kadar hormon pertumbuhan yang terlalu tinggi tidak segera diobati, ini bisa memengaruhi bagian tubuh lainnya selain tulang. Bahkan, kondisi ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius yang kadang bisa mengancam nyawa.
1. Penyebab
Dilansir Mayo Clinic, akromegali terjadi saat kelenjar pituitari memproduksi terlalu banyak hormon pertumbuhan, atau growth hormone (GH) atau somatotropin, dalam waktu lama. Kelenjar pituitari merupakan kelenjar kecil di dasar otak, di belakang pangkal hidung. Ini menghasilkan GH dan hormon lainnya. GH berperan penting dalam mengelola pertumbuhan fisik.
Saat kelenjar pituitari melepaskan GH ke aliran darah, itu memicu hati untuk memproduksi hormon faktor pertumbuhan seperti insulin -1 (IGF-1). IGF-1 inilah yang mengakibatkan tulang dan jaringan lain tumbuh. Terlalu banyak GH bisa menyebabkan terlalu banyak IGF-1, yang bisa menyebabkan tanda, gejala, dan komplikasi akromegali.
Pada orang dewasa, tumor merupakan penyebab paling umum dari produksi GH yang berlebihan:
- Tumor hipofisis: Sebagian besar kasus akromegali disebabkan oleh tumor (adenoma) di kelenjar pituitari yang jinak (bukan kanker). Tumor menghasilkan hormon pertumbuhan dalam jumlah yang berlebihan dan menyebabkan banyak tanda dan gejala akromegali. Beberapa gejala seperti sakit kepala dan gangguan penglihatan disebabkan oleh tumor yang menekan jaringan otak di sekitarnya.
- Tumor nonpituari: Pada beberapa pasien akromegali, tumor di bagian tubuh lain seperti paru-paru atau pankreas menyebabkan gangguan tersebut. Namun, terkadang tumor ini mengeluarkan GH. Dalam kasus lain, tumor menghasilkan hormon yang disebut hormon pelepas hormon pertumbuhan (GH-RH), yang memberi sinyal pada kelenjar pituitari untuk membuat lebih banyak GH.
Baca Juga: Merasakan 7 Gejala Ini? Bisa Jadi, Pertanda Ketidakseimbangan Hormon!
Baca Juga: 4 Cara Meningkatkan Hormon Testosteronmu Ini Terbukti Efektif dan Aman
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.