Anemia Mikrositik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan
Bisa menandakan adanya kondisi medis tertentu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anemia mikrositik atau microcytic anemia terjadi ketika sel darah merah lebih kecil dari biasanya karena tidak memiliki cukup hemoglobin. Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah. Ini membantu sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Dokter dapat merujuk anemia mikrositik sebagai kondisi medis atau sebagai tanda anemia tertentu dan kelainan darah lainnya. Kondisi ini dapat diobati dengan mengidentifikasi dan mengobati penyebabnya.
1. Penyebab
Anemia mikrositik bisa disebabkan oleh beberapa kondisi kesehatan yang berbeda, mulai dari masalah ringan hingga yang serius. Menurut laporan dalam International Journal of Laboratory Hematology, anemia mikrositik biasanya disebabkan oleh salah satu kondisi berikut:
- Talasemia: Talasemia merupakan kelainan darah bawaan yang bisa diturunkan dari orang tua ke anak-anaknya sebagai akibat dari gen yang abnormal. Pada orang dengan talasemia, maka tubuhnya tidak cukup membuat protein tertentu yang biasanya ditemukan dalam hemoglobin. Tanpa protein ini, sel darah merah tidak akan terbentuk dengan baik atau bekerja sebagaimana semestinya. Kurangnya protein ini mengakibatkan anemia, yang bisa berkisar dari ringan hingga berat, tergantung berapa banyak gen yang terpengaruh. Menurut laporan dalam jurnal BMJ, anemia defisiensi besi dan talasemia merupakan penyebab paling umum anemia mikrositik. Keduanya juga bisa terjadi bersamaan pada beberapa orang.
- Anemia penyakit kronis: Penyakit dan kondisi kronis tertentu bisa menyebabkan anemia mikrositik. Ini biasanya disebut dengan anemia peradangan dan penyakit kronis (AI/CD). Infeksi atau peradangan kronis bisa mengganggu cara tubuh memproses zat besi. Sekitar seperempat hingga sepertiga dari jenis anemia ini diklasifikasikan sebagai mikrositik. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan anemia mikrositik yaitu meliputi penyakit ginjal, beberapa kanker (penyakit Hodgkin, limfoma non-Hodgkin, dan kanker payudara), penyakit peradangan (diabetes, gagal jantung, penyakit Crohn, penyakit radang usus, artritis reumatoid, dan lupus), dan penyakit menular (HIV, AIDS, TBC, dan beberapa infeksi jantung dan tulang).
- Anemia defisiensi besi: American Academy of Family Physicians menyatakan bahwa kekurangan zat besi merupakan penyebab paling umum anemia mikrositik. Alasan di balik kekurangan zat besi sering kali bervariasi, tergantung usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, defisiensi nutrisi biasanya menjadi penyebab anemia defisiensi zat besi. Pada perempuan yang sedang menstruasi, kehilangan darah adalah penyebab paling umum dari kekurangan zat besi. Alasan paling umum untuk kekurangan zat besi pada laki-laki dan perempuan dewasa yang tidak menstruasi adalah kehilangan darah. Paling umum, kehilangan darah ini terjadi di usus, yang kemungkinan merupakan akibat dari pendarahan di lambung. Dalam beberapa kasus, tumor di usus bisa menyebabkan pendarahan. Beberapa orang mungkin butuh pengujian tambahan untuk mencari tumor atau menyingkirkannya. Orang dewasa yang lebih tua kemungkinan mengalami anemia defisiensi zat besi karena pola makan mereka kekurangan nutrisi tertentu, atau karena mereka mempunyai kondisi kesehatan kronis tertentu yang menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi. Sebuah laporan dalam American Family Physician menemukan bahwa prevalensi anemia berkisar antara 8-44 persen pada pria yang lebih tua.
- Keracunan timbal: Anak-anak yang terpapar cat berbahan timbal karena tinggal di rumah yang lebih tua, atau karena berada dekat mainan atau benda lain, dapat mengalami keracunan timbal saat mereka memasukkan benda ke dalam mulut. Selain itu, air yang terkontaminasi dan paparan polusi industri berat juga bisa mengakibatkan keracunan timbal meski hal ini jarang terjadi.
- Anemia sideroblastik: Anemia sideroblastik kongenital merupakan kelainan darah bawaan yang memengaruhi kemampuan sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah. Meski bisa menyebabkan anemia mikrositik, hal ini lebih jarang terjadi dibandingkan penyebab lainnya.
Baca Juga: Anemia Makrositik: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Perawatan
Baca Juga: Anemia Sel Sabit: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.