TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Burkitt Lymphoma: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Limfoma Burkitt bisa berakibat fatal

ilustrasi anak dengan Burkitt lymphoma (freepik.com/freepik)

Limfoma Burkitt atau Burkitt lymphoma adalah jenis limfoma non-Hodgkin sel B. Ini adalah jenis kanker langka yang sering dimulai pada organ seperti perut atau limpa. Kondisi ini biasanya memengaruhi anak-anak dan, lebih jarang, orang dewasa yang lebih muda.

Limfoma Burkitt bisa berakibat fatal. Jika kamu atau anak didiagnosis dengan limfoma Burkitt, dokter dapat merekomendasikan kemoterapi dengan segera dan secara intensif.

Studi menunjukkan orang yang menerima perawatan segera memiliki tingkat remisi yang tinggi, yang berarti setelah perawatan mereka tidak memiliki gejala atau tanda-tanda kondisi tersebut.

1. Penyebab

ilustrasi sel kanker (cancercenter.com)

Penyebab limfoma Burkitt tidak diketahui. Para peneliti menghubungkan kondisi ini dengan perubahan gen MYC dan gen lain yang mereka temukan dalam sel kanker. Gen MYC mengontrol beberapa aspek pertumbuhan sel. Para peneliti masih mencari tahu apa yang menyebabkan perubahan.

Dalam beberapa kasus, orang di Amerika Serikat (AS) yang memiliki EBV juga memiliki limfoma Burkitt. Akan tetapi, tidak semua orang yang memiliki virus tersebut akan mengembangkan limfoma Burkitt.

Baca Juga: Hipopituitarisme: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Perawatan

2. Jenis

ilustrasi pasien kanker anak (pexels.com/cottonbro)

Menurut klasifikasi Badan Kesehatan Dunia, ada tiga jenis limfoma Burkitt, yaitu:

  • Endemis (Afrika): Limfoma Burkitt endemik terutama menyerang anak-anak di Afrika usia 4 hingga 7 tahun dan dua kali lebih sering terjadi pada anak laki-laki.
  • Sporadis (non-Afrika): Limfoma Burkitt sporadis terjadi di seluruh dunia. Secara global, ini menyumbang 1–2 persen dari kasus limfoma dewasa. Di AS dan Eropa Barat, ini menyumbang hingga 40 persen dari kasus limfoma pediatrik.
  • Terkait imunodefisiensi: Varian limfoma Burkitt ini paling sering terjadi pada orang dengan HIV/AIDS. Ini menyumbang 30–40 persen dari limfoma non-Hodgkin pada pasien HIV dan mungkin merupakan penyakit terdefinisi AIDS. Ini juga dapat terjadi pada orang dengan kondisi bawaan yang menyebabkan defisiensi imun dan pada pasien transplantasi organ yang menggunakan obat imunosupresif.

Dibandingkan dengan jenis endemis, kejadian infeksi EBV jauh lebih rendah pada dua jenis limfoma Burkitt lainnya. Pada penyakit sporadis, EBV terjadi pada sekitar 20 persen pasien. Dengan tipe yang berhubungan dengan imunodefisiensi, ini terjadi pada sekitar 30–40 persen. Jadi hubungan antara EBV dengan kedua jenis limfoma Burkitt ini tidak jelas.

3. Gejala

ilustrasi gejala limfoma Burkitt (pexels.com/cottonbro)

Limfoma Burkitt memengaruhi orang dewasa dan anak-anak dengan cara yang berbeda. Namun, baik anak-anak maupun orang dewasa biasanya mengalami gejala yang datang secara tiba-tiba dan memburuk dengan cepat.

Tumor limfoma Burkitt bisa berlipat ganda dalam beberapa jam. Gejala yang makin parah kemungkinan merupakan tanda dari tumor yang tumbuh dengan cepat. Banyak gejala limfoma Burkitt yang menyerupai penyakit umum.

Akan tetapi, seseorang harus segera mencari bantuan medis jika dirinya atau anaknya mempunyai kombinasi gejala yang tercantum di bawah ini yang makin parah. Beberapa gejala umum limfoma Burkitt pada anak-anak meliputi:

  • Sakit perut.
  • Mual dan muntah. 
  • Kehilangan selera makan. 
  • Pembengkakan kelenjar getah bening. 

Gejala umum limfoma Burkitt pada orang dewasa:

  • Kelemahan dan kelelahan. 
  • Demam. 
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja. 
  • Keringat malam.

4. Diagnosis

ilustrasi tes darah (pixabay.com/fernandozhiminaicela)

Mendiagnosis limfoma Burkitt sejak dini penting untuk meminimalkan risiko kanker menyebar ke bagian tubuh lainnya. Proses diagnosisnya melibatkan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda kanker ini, seperti pembesaran kelenjar getah bening. 

Selanjutnya, dokter bisa memesan beberapa tes. Mereka kemungkinan mengambil biopsi dari kelenjar getah bening yang membesar, untuk mencari perubahan pada sel. Ini melibatkan pengambilan sampel jaringan kelenjar yang membesar untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Tes lain untuk menegakkan diagnosis limfoma Burkitt mencakup:

  • Tes darah untuk menilai fungsi organ. 
  • Tes HIV. 
  • Sinar-X atau CT scan untuk memeriksa kerusakan pada tubuh. 
  • Gallium scan untuk mencari tanda-tanda kanker di bagian tubuh lainnya. 
  • Biopsi sumsum tulang untuk memeriksa perubahan di sana. 
  • Pemeriksaan cairan tulang belakang untuk memeriksa keterlibatan saraf.

5. Pengobatan

ilustrasi limfoma Burkitt (pexels.com/Ron Lach)

Perawatan limfoma Burkitt bisa bervariasi, tergantung pada perjalanan penyakit. Saat limfoma Burkitt teridentifikasi pada tahap awal penyakit, dokter akan menggunakan perawatan yang lebih agresif. Kemoterapi melalui suntikan intravena merupakan salah satu pilihan.

Obat kemoterapi bisa bervariasi, yang dapat meliputi:

  • Siklofosfamid (Sitoksan). 
  • Vincristine (Oncovin). 
  • Sitarabin (Cytosar-U). 
  • Metotreksat (Trexall). 
  • Etoposida (Vepesid).
  • Doksorubisin (Adriamycin).

Karena kemungkinan ada efek pada sistem saraf pusat, maka dokter bisa memberikan obat kemoterapi langsung ke cairan tulang belakang, dengan menggunakan injeksi intratekal.

Rencana perawatan bisa melibatkan kombinasi obat kemoterapi dan obat lain, seperti rituximab (Rituxan). Dokter bisa merekomendasikan salah satu dari rejimen pengobatan kombinasi berikut:

  • CODOX-M. 
  • MASA
  • HyperCVAD. 
  • R-CHOP

Untuk pasien dengan HIV, dokter dapat merekomendasikan versi obat kemoterapi yang kurang beracun. Untuk meningkatkan efek atau mengelola efek samping kemoterapi, dokter juga bisa merekomendasikan: 

  • Terapi radiasi. 
  • Transplantasi sel induk. 
  • Terapi steroid. 

Secara umum, imunoterapi bisa membantu meningkatkan prognosis pasien. Dokter kemungkinan merekomendasikan operasi untuk mengangkat area yang telah dirusak oleh kanker, seperti bagian usus yang kemungkinan menyebabkan penyumbatan. 
Untuk pasien yang tidak bisa menahan kemoterapi yang intens, rencana perawatan kemungkinan berfokus pada pengurangan gejala.

Baca Juga: Limfoma Hodgkin: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Verified Writer

Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya