TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pseudobulbar Affect: Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Gangguan mental yang diderita tokoh Joker

ilustrasi pseudobulbar affect atau efek pseudobulbar (imdb.com/Photo by Niko Tavernise - © 2019 Warner Bros. Entertainment Inc.)

Joker, film psikologis produksi Amerika Serikat ini berhasil meraih box office di seluruh dunia hanya dalam waktu kurang dari sepekan penayangannya pada tahun 2019. Salah satu faktor kesuksesan film ini berasal dari akting para pemerannya, terutama Joaquin phoenix yang berperan Joker. Ia bahkan dikabarkan harus berlatih menjadi seorang pengidap gangguan mental agar bisa menjiwai tokoh Joker.

Diceritakan dalam film bahwa Arthur Fleck, nama asli Joker, menderita gangguan mental yang membuatnya tertawa mendadak dengan tak terkendali saat ia sedang gelisah atau sedih. Kondisi ini membuatnya dianggap aneh oleh orang-orang di sekitarnya. Gangguan mental tersebut ternyata benar-benar ada, dan dalam dunia medis ini disebut sebagai pseudobulbar affect (PBA) atau efek pseudobulbar.

1. Apa itu pseudobulbar affect?

ilustrasi tertawa pada orang dengan pseudobulbar affect atau efek pseudobulbar (unsplash.com/Brian Lundquist)

PBA merupakan suatu kondisi medis yang membuat penderitanya tertawa atau menangis secara mendadak dengan tidak terkendali, yang terjadi pada waktu yang tidak tepat.

Penderita PBA memiliki emosi yang normal, tetapi mengekspresikannya dengan cara yang berlebihan atau berlawanan dari seharusnya. Jadi, tak jarang orang dengan PBA sering dikira "gila" dan dikucilkan.

Baca Juga: Film Joker Tidak untuk Semua Kalangan, Ini 5 Sebabnya Menurut Psikolog

2. Terjadi pada orang yang memiliki gangguan neurologis atau memiliki cedera di bagian otaknya

Joker dikisahkan mengidap pseudobulbar affect atau efek pseudobulbar (gamesradar.com/Photo by Niko Tavernise - © 2019 Warner Bros. Entertainment Inc.)

PBA umumnya terjadi karena adanya gangguan neurologis atau cedera yang bisa memengaruhi kemampuan otak dalam mengontrol emosi.

Beberapa gangguan neurologis dan cedera yang bisa menyebabkan PBA meliputi stroke, penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, amyotrophic lateral sclerosis, multiple sclerosis, dan cedera otak traumatis.

3. Sering dianggap penyakit psikologis lain

ilustrasi pseudobulbar affect atau efek pseudobulbar (imdb.com/Photo by Niko Tavernise - © 2019 Warner Bros. Entertainment Inc.)

PBA sering dikira penyakit psikologis lain karena gejala-gejala yang dialami penderitanya mirip gejala penyakit psikologis lain. Salah satu contohnya adalah depresi. Orang dengan PBA sering menunjukkan gejala mudah menangis secara tiba-tiba, dan hal tersebut mirip gejala yang ditimbulkan oleh depresi.

Selain itu, perubahan suasana hati yang tiba-tiba juga dikaitkan dengan gangguan psikologis lainnya seperti gangguan bipolar, skizofrenia, dan gangguan kecemasan.

4. Diagnosis

ilustrasi pemindaian otak (magazine.medlineplus.gov)

PBA dapat dideteksi dengan tes darah dan pemindaian otak. Selain itu, dokter juga akan meminta pasien menjelaskan secara terperinci tentang kondisi emosinya selama beberapa waktu terakhir. Dengan informasi detail yang didapat, ini akan lebih memudahkan tenaga kesehatan untuk mengetahui ada atau tidaknya gangguan mental ini.

Baca Juga: Transformasi Joker dari Jadul Sampai Sekarang, Mana Favoritmu?

Verified Writer

Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya