Pemfigoid Bulosa: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan
Mengakibatkan lepuh besar berisi cairan pada kulit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemfigoid bulosa atau bullous pemphigoid adalah penyakit autoimun langka yang mengakibatkan lepuh besar berisi cairan pada kulit. Kondisi ini bisa memengaruhi bagian kecil tubuh atau menyebar luas.
Lepuh biasanya berkembang di area kulit yang lentur, seperti perut bagian bawah, paha atas, atau ketiak. Selain di kulit, sekitar sepertiga orang dengan pemfigoid bulosa juga mengalami lepuh di mulut, tenggorokan, dan kerongkongan, mengutip Cleveland Clinic.
Pemfigoid bulosa terjadi ketika sistem kekebalan menyerang lapisan tipis jaringan di bawah lapisan luar kulit. Alasan untuk respons imun abnormal ini tidak diketahui, meskipun terkadang bisa dipicu oleh penggunaan obat-obatan tertentu.
Pemfigoid bulosa paling sering terjadi pada orang yang berusia di atas 60 tahun, tetapi juga bisa terjadi pada usia yang lebih muda. Perempuan dan laki-laki bisa mengalami kelainan kulit langka ini.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut deretan fakta medis seputar pemfigoid bulosa yang penting untuk diketahui.
1. Penyebab dan faktor risiko
Dilansir Mayo Clinic, lepuh terjadi karena kerusakan pada sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh biasanya menghasilkan antibodi untuk melawan bakteri, virus, atau zat asing berbahaya lainnya. Untuk alasan yang tidak jelas, tubuh bisa mengembangkan antibodi ke jaringan tubuh tertentu.
Pada pemfigoid bulosa, sistem kekebalan menghasilkan antibodi terhadap serat yang menghubungkan lapisan luar kulit (epidermis) dan lapisan kulit berikutnya (dermis). Antibodi ini memicu peradangan yang menghasilkan lepuh dan gatal pada penderita pemfigoid bulosa.
Pemfigoid bulosa biasanya muncul secara acak tanpa alasan jelas yang berkontribusi terhadap timbulnya penyakit. Beberapa kasus pemfigoid bulosa kemungkinan dipicu oleh:
- Obat-obatan: Obat resep yang bisa menyebabkan pemfigoid bulosa yaitu meliputi sulfasalazine (Azulfidine), furosemide (Lasix), etanercept (Enbrel), dan penisilin.
- Cahaya dan radiasi: Terapi sinar ultraviolet untuk mengobati kondisi kulit tertentu bisa memicu pemfigoid bulosa, seperti halnya terapi radiasi untuk mengobati kanker yang ternyata bisa memicu kanker.
- Kondisi medis: Gangguan yang bisa memicu pemfigoid bulosa termasuk lichen planus, diabetes, kolitis ulseratif, artritis reumatoid, dan multiple sclerosis.
Baca Juga: Ileus Paralitik: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Baca Juga: Esotropia: Gejala, Jenis, Penyebab, dan Pengobatan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.