Ileus Paralitik: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Terjadi karena otot dan saraf di usus tidak berfungsi

Ileus paralitik atau paralytic ileus adalah perlambatan atau penghentian gerakan usus ketika tidak ada penyumbatan fisik, sehingga mengakibatkan gangguan pada sistem pencernaan. Kondisi ini juga dikenal sebagai pseudo-obstruction.

Usus berfungsi untuk memproses makanan dan selama proses tersebut usus melalui serangkaian gerakan serta gelombang yang disebut peristaltik. Ileus paralitik mengakibatkan ketidakmampuan usus dalam melakukan hal tersebut.

Otot atau sinyal saraf yang memicu gerak peristaltik berhenti bekerja dan makanan di usus tidak tercerna. Kondisi ini dapat menyebabkan makanan mengendap di usus dan gejala berupa nyeri perut, mual, muntah, perut kembung, dan gejala lainnya.

1. Penyebab

Dilansir Cleveland Clinic, ada beberapa kondisi yang dapat menghambat motilitas, yakni kemampuan untuk memproses makanan melalui sistem pencernaan.

Ileus paralitik lebih ke masalah fungsional daripada masalah mekanis. Tidak ada yang secara fisik menghalangi jalannya makanan di usus, yang artinya usus tidak menjalankan tugasnya. Terkadang, seluruh saluran pencernaan terpengaruh, dan terkadang ileus terlokalisasi di lingkaran usus tertentu di dekat lokasi cedera atau peradangan.

Ileus biasanya merupakan reaksi sementara tubuh terhadap trauma, seperti pembedahan atau infeksi. Namun, faktor kimia, termasuk obat-obatan, gangguan metabolisme, dan ketidakseimbangan elektrolit juga bisa menjadi penyebabnya.

Untuk lebih lengkapnya, berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan ileus paralitik sementara:

  • Pembedahan: Ini adalah penyebab tersering ileus paralitik dan sering kali terjadi saat operasi perut, meskipun bisa juga terjadi karena operasi lainnya.
  • Inflamasi: Inflamasi atau peradangan rongga perut mengganggu fungsi usus. Peradangan ini bisa disebabkan oleh iritasi lokal maupun infeksi toksik, seperti radang usus buntu, pankreatitis, peritonitis, gastroenteritis, kolesistitis, divertikulitis, enterokolitis nekrotikans neonatus, penyakit radang usus, botulisme, dan sepsis.
  • Obat-obatan tertentu: Obat-obatan yang dapat memperlambat motilitas meliputi: Di antaranya adalah anticholinergic, opioid, antidepresan trisiklik, dan phenothiazine.
  • Ketidakseimbangan elektrolit: Ketidakseimbangan elektrolit yang mungkin terlibat meliputi hipokalemia, hiperkalemia, hipomagnesemia, dan hipofosfatemia.
  • Kondisi medis lainnya: Kondisi lain yang dikaitkan dengan ileus paralitik meliputi gagal ginjal, gagal napas, pneumonia, cedera tulang belakang, iskemia arteri mesenterika, ketoasidosis diabetik, hipotiroidisme, serangan jantung, dan penyakit tiroid.

2. Gejala

Ileus Paralitik: Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi usus manusia (maxpixel.net)

Gejala ileus paralitik utamanya memengaruhi saluran pencernaan. Salah satu gejala utamanya adalah ketidakmampuan untuk buang air besar atau gas.

Gejala umum ileus paralitik meliputi:

  • Pembengkakan perut, distensi, atau kembung.
  • Sembelit.
  • Kram
  • Nafsu makan menurun.
  • Diare.
  • Gas.
  • Kurangnya bising usus.
  • Mual, dengan atau tanpa muntah.
  • Sakit perut.

3. Diagnosis

Dokter mungkin akan mencurigai ileus paralitik dari gejala yang dialami pasien dan riwayat kesehatannya, termasuk operasi sebelumnya. Gejala utamanya adalah ketidakmampuan untuk mengeluarkan gas atau buang air besar.

Dokter juga akan menepuk bagian perut, yang akan terasa seperti kosong atau ada cekungan akibat udara yang terperangkap di dalam usus. Dokter juga akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara usus saat berkontraksi. Penurunan bising usus adalah tanda dari ileus paralitik. Selain itu, perut mungkin terlihat bengkak.

Pemeriksaan pencitraan, termasuk sinar-X dan CT scan, dapat membantu diagnosis dan memberikan gambaran usus yang jelas. Pemeriksaan ini juga dapat menyingkirkan kemungkinan penyumbatan fisik atau masalah lain, seperti iskemia.

Baca Juga: Penyakit Arteri Karotis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatan

4. Pengobatan

Ileus Paralitik: Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Ileus paralitik biasanya sembuh sendiri, artinya sering kali hanya butuh waktu untuk sembuh. Sementara itu, pengobatan umumnya berupa tindakan suportif untuk meningkatkan kenyamanan dan mencegah komplikasi. Perawatannya mungkin termasuk:

  • Penggantian elektrolit.
  • Cairan dan nutrisi IV (intravena) jika diperlukan.
  • Pembatasan makanan dan cairan oral untuk memungkinkan usus beristirahat.
  • Berjalan, yang mungkin memerlukan bantuan fisik.

Penggunaan obat-obatan terbatas dalam mengobati ileus paralitik. Beberapa bukti menunjukkan bahwa mengunyah permen karet dapat membantu ileus dengan meningkatkan peristaltik.

Apabila pasien mengalami muntah dan distensi abdomen (proses peningkatan tekanan abdominal yang menghasilkan peningkatan tekanan dalam perut dan menekan dinding perut), dokter mungkin menempatkan selang nasogastrik ke dalam perut untuk mengeluarkan udara dan mengalirkan cairan. Mengobati kondisi yang mendasarinya, seperti infeksi, juga diperlukan.

Karena tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengobatinya, pencegahan menjadi penting. Ini termasuk menggunakan anestesi regional dan pereda nyeri non-opioid. Ambulasi (berjalan yang bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain baik menggunakan alat bantu jalan maupun tanpa alat bantu jalan) dini setelah operasi juga dapat membantu.

5. Pencegahan

Ileus paralitik sebenarnya tidak bisa dicegah, apalagi jika ada kondisi riwayat penyakit sebelumnya seperti cedera atau penyakit kronis lainnya. Terutama jika pascaoperasi pencernaan, kondisi ini berpotensi terjadi. Jadi, sebelum operasi, tanyakan terlebih dulu kepada dokter untuk mengantisipasi ileus paralitik.

Gejala dan tandanya perlu dikenali sehingga pengobatan dapat segera dilakukan. Jika tidak, ada kemungkinan ini bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius dan parah. 

Kondisi ini perlu kesadaran tinggi akan gejala dan tandanya sehingga pengobatan bisa segera dilakukan, karena jika tidak kemungkinan bisa menjadi penyakit yang lebih serius dan parah.

6. Komplikasi yang bisa terjadi

Ileus Paralitik: Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi perawatan pasien di rumah sakit (247nursing.com.au)

Mengutip Healthline, ileus bisa berkembang menjadi kondisi yang serius, bahkan berpotensi mengancam nyawa. Dua dari komplikasi yang paling parah adalah nekrosis dan peritonitis.

Nekrosis adalah kematian sel atau jaringan sebelum waktunya. Ini bisa terjadi ketika obstruksi memotong suplai darah ke usus. Tanpa darah, oksigen tidak bisa sampai ke jaringan, sehingga menyebabkannya mati. Jaringan yang mati melemahkan dinding usus, sehingga usus mudah robek dan mengeluarkan isi usus. Kondisi ini dikenal sebagai perforasi usus.

Perforasi usus karena nekrosis dapat menyebabkan peritonitis. Ini adalah peradangan serius di rongga perut yang disebabkan oleh bakteri atau jamur.

Usus kita mengandung banyak bakteri, seperti E. coli. Bakteri seharusnya tetap berada di usus, tidak berkeliaran bebas di rongga tubuh. Peritonitis bakterial dapat berubah menjadi sepsis, suatu kondisi berbahaya yang dapat mengakibatkan syok dan kegagalan organ.

Ileus paralitik adalah jeda dalam gerakan usus normal tanpa kehadiran penyumbatan fisik. Ini adalah komplikasi umum dari operasi perut. Kondisi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi prospeknya baik karena sering sembuh tanpa pengobatan, hanya butuh waktu.

Untuk gejala parah atau ileus paralitik yang berkepanjangan, pengobatan mungkin termasuk menghentikan makanan dan cairan oral, penggantian cairan intravena, dan mengeringkan udara yang terperangkap untuk mengurangi tekanan di usus.

Baca Juga: Sindrom Costello: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya