TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penyakit Wilson: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Kondisi saat tembaga menumpuk dalam tubuh

ilustrasi seseorang dengan penyakit Wilson (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Penyakit Wilson adalah kelainan genetik langka yang ditandai dengan penumpukan tembaga di dalam tubuh, terutama di otak, hati, dan mata.

Tubuh memerlukan sedikit tembaga dari makanan untuk membantu menghasilkan energi, pembuluh darah, dan jaringan ikat, serta membantu menjaga sistem kekebalan dan sistem saraf pusat.

Menurut catatan dari The Office of Dietary Supplements, rata-rata orang dewasa yang berusia 19 tahun ke atas memerlukan sekitar 900 mikrogram (mcg) tembaga per hari. Namun, kalau terlalu banyak bisa berbahaya bagi kesehatan.

Biasanya, hati melepaskan kelebihan tembaga ke dalam empedu. Empedu membawa tembaga keluar dari tubuh melalui saluran pencernaan. Pada penyakit Wilson, hati tidak melepaskan cukup tembaga ke dalam empedu, sehingga menyebabkan penumpukan tembaga di dalam tubuh.

Tembaga dengan jumlah yang besar bisa merusak jaringan, yang kemudian menggantikan jaringan parut. Ketika jumlah jaringan parut meningkat pada organ yang terkena, maka organ tersebut akan kehilangan kemampuannya untuk berfungsi dengan baik dan memicu gejala keracunan tembaga.

Menurut National Organization for Rare Disorders (NORD), penyakit Wilson bersifat progresif. Artinya, bila tidak diobati dapat menyebabkan penyakit hati, disfungsi sistem saraf pusat, bahkan kematian.

1. Penyebab

ilustrasi DNA (pixabay.com/geralt)

Penyakit Wilson diturunkan sebagai sifat resesif autonom. Gangguan genetik resesif terjadi saat seseorang mewarisi dua salinan gen abnormal untuk sifat yang sama, satu dari setiap orang tua.

Jika seseorang mewarisi satu gen normal dan satu gen dari penyakit tersebut, maka orang tersebut akan menjadi pembawa penyakit (carrier), tetapi biasanya tidak menunjukkan gejala.

Risiko dua orang tua carrier untuk mewariskan gen yang diubah dan memiliki anak yang terpengaruh yaitu 25 persen pada setiap kehamilan, sedangkan risiko memiliki anak yang carrier seperti orang tua yaitu 50 persen pada tiap kehamilan. Sementara itu, kesempatan seorang anak untuk menerima gen normal dari kedua orang tuanya adalah sebanyak 25 persen.

Laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama. Selain itu, orang tua yang merupakan kerabat dekat (consanguineous atau pernikahan sedarah) mempunyai risiko lebih tinggi dibanding yang tidak untuk sama-sama membawa gen abnormal yang sama, yang meningkatkan risiko memiliki anak dengan kelainan genetik resesif.

Menurut peneliti, penyakit Wilson disebabkan oleh gangguan atau perubahan (mutasi) dari gen ATP7B, yang berperan penting dalam pergerakan kelebihan tembaga dari hati ke empedu, yang nantinya dikeluarkan dari tubuh melalui usus. Lebih dari 300 mutasi berbeda dari gen ATP7B telah teridentifikasi.

Baca Juga: Muncul Garis Hitam di Kuku? Bisa Jadi Itu Tanda Penyakit Serius

2. Gejala

ilustrasi sakit perut (pexels.com/cottonbro)

Dilansir National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), gejala penyakit Wilson biasanya muncul pertama kali pada usia 5 hingga 40 tahun. Meski begitu, gejala bisa muncul pada usia 9 bulan dan di atas 70 tahun, dan bisa saja gejala tidak muncul sama sekali sebelum penyakit terdiagnosis dan pengidapnya mendapat perawatan.

Menambahkan dari Healthline, tanda dan gejala penyakit Wilson bervariasi tergantung pada organ yang terpengaruh:

  • Penumpukan tembaga di hati: Gejala yang muncul akibat penumpukan tembaga di hati yaitu kelemahan, mual, muntah, hilang selera makan, penurunan berat badan, merasa lelah, gatal, penyakit kuning, edema atau pembengkakan pada kaki dan perut, nyeri atau kembung di perut, kram otot, dan spider angiomas atau pembuluh darah seperti cabang yang terlihat di kulit. Banyak dari gejala tersebut, seperti penyakit kuning dan edema, mirip dengan kondisi lain seperti ginjal dan gagal hati.
  • Penumpukan tembaga di otak: Ini bisa menyebabkan gejala seperti gangguan memori, bicara, atau penglihatan, serta gangguan berjalan, insomnia, air liur, migrain, depresi, perubahan suasana hati, dan masalah di sekolah. Pada stadium lanjut, gejala ini kemungkinan termasuk kejang otot, kejang, dan nyeri otot ketika bergerak.
  • Penumpukan tembaga di mata: Dokter juga akan memeriksa cincin Kayser-Fleischer (KF) dan sunflower cataract. Cincin KF merupakan perubahan warna cokelat keemasan yang tidak normal pada mata yang disebabkan oleh timbunan tembaga berlebih. Cincin KF muncul pada sekitar 97 persen penderita penyakit Wilson. Sementara itu, sunflower cataract muncul pada 1 dari 5 pasien. Ini merupakan pusat warna-warni yang khas dengan jari-jari yang menjalar ke luar.
  • Gejala lainnya: Penumpukan tembaga di organ lain bisa menyebabkan gejala seperti batu ginjal, osteoporosis dini, radang sendi, perubahan warna kebiruan pada kuku, menstruasi tidak teratur, dan tekanan darah rendah.

3. Komplikasi yang bisa ditimbulkannya

ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (flickr.com/NIH Clinical Center)

Penyakit Wilson yang tidak segera diobati bisa menimbulkan berbagai macam komplikasi. Dilansir Medical News Today, komplikasi penyakit Wilson meliputi:

  • Gagal hati akut.
  • Kerusakan otak.
  • Sirosis.

Selain itu, penyakit ini juga bisa menyebabkan kondisi kesehatan lain seperti:

  • Radang sendi.
  • Kardiomiopati.
  • Batu ginjal.
  • Asidosis tubulus ginjal.
  • Anemia hemolitik.
  • Osteoporosis.

4. Diagnosis

ilustrasi berobat ke dokter (pexels.com/cottonbro)

Seorang dokter bisa mendiagnosis penyakit Wilson berdasarkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan diagnostik. Bila memang ada riwayat penyakit ini dalam keluarga, diagnosis mungkin bisa ditegakkan lebih cepat

Pemeriksaan fisik yang kemungkinan akan dokter pesan untuk mendiagnosis penyakit Wilson yaitu:

  • Tes mata: Untuk mencari cincin Kayser-Fleischer atau sunflower cataract.
  • Pemeriksaan fisik: Untuk mencari perubahan pada kulit, pembesaran hati, pembengkakan di perut dan tungkai bawah, serta penyakit kuning.
  • Tes urine 24 jam: Untuk memeriksa berapa banyak tembaga dalam urine.
  • Biopsi hati: Jika tes darah dan urine tidak meyakinkan, maka dokter akan melakukan biopsi hati untuk memeriksa kerusakan hati dan untuk mengidentifikasi berapa banyak tembaga yang ada di jaringan.
  • Tes pencitraan: Pemindaian MRI dan CT scan bila pasien memiliki gejala neurologis.

Dokter juga akan melakukan tes darah untuk memeriksa:

  • Tingkat tembaga.
  • Sel darah merah untuk mencari anemia.
  • Tingkat serulopasmin, yaitu protein yang membawa tembaga dalam darah.
  • Enzim hati yang disebut dengan alanine transaminase dan aspartate transaminase.

Baca Juga: 10 Penyakit Paling Mematikan di Dunia, Habisi Jutaan Jiwa

Verified Writer

Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya