TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Prolaktinoma: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Diagnosis, Pengobatan

Bisa menyebabkan infertilitas

ilustrasi sakit perut pada orang dengan prolaktinoma (pexels.com/Sora Shimazaki)

Prolaktinoma adalah tumor jinak (nonkanker) dari kelenjar pituitari. Kelenjar pituari menghasilkan hormon prolaktin. Nah, prolaktinoma menyebabkan hipofisis memproduksi terlalu banyak prolaktin.

Prolaktin, atau yang juga dikenal sebagai hormon latogenik, merupakan hormon yang memicu payudara untuk memproduksi ASI (laktasi). Selain itu, hormon ini juga penting untuk kesehatan reproduksi perempuan dan laki-laki.

Efek utama prolaktinoma adalah penurunan kadar beberapa hormon seks, yaitu estrogen pada perempuan dan testosteron pada laki-laki. Meskipun prolaktinoma tidak mengancam jiwa, tetapi kondisi ini bisa menyebabkan infertilitas, kesulitan penglihatan, dan masalah lainnya, seperti dilansir Mayo Clinic.

Mengutip National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease (NIDDK), prolaktinoma merupakan jenis tumor hipofisis yang paling umum, yang membentuk sekitar 40 persen dari seluruh tumor hipofisis.

Perempuan lebih mungkin mengembangkan prolaktinoma daripada laki-laki. Tumor ini jarang terjadi pada anak-anak dan remaja. Pada anak-anak, prolaktinoma bisa mencegah awal atau memblokir perkembangan pubertas.

1. Penyebab

ilustrasi prolaktinoma (mayoclinic.org)

Meskipun penelitian terus menemukan penyebab pertumbuhan sel yang tidak teratur, sumber dari banyak tumor hipofisis, termasuk prolaktinoma, masih belum diketahui. Sebagian besar penyebab tumor hipofisis muncul secara sporadis, yang artinya tidak ada orang dalam keluarga yang mengidapnya.

Seperti dijelaskan di laman MedicineNet, beberapa orang dengan prolaktinoma memiliki kelainan genetik multiple endokrin neoplasia tipe 1 (MEN 1). MEN 1 merupakan kondisi bawaan yang ditandai dengan frekuensi tinggi penyakit tukak lambung dan produksi hormon abnormal dari pankreas, paratiroid, dan kelenjar pituitari. Prolaktinoma merupakan ciri khas dari MEN 1.

Baca Juga: 7 Jenis Tumor Jinak yang Sering Muncul di Tubuh, Kenali!

2. Tanda dan gejala

ilustrasi aplikasi kalender kesuburan perempuan (pexels.com/cottonbro)

Prolaktinoma kemungkinan tidak menimbulkan tanda atau gejala yang nyata. Namun, prolaktin yang berlebihan dalam darah (disebut hiperprolaktinemia) atau tekanan pada jaringan di sekitarnya dari tumor besar bisa menyebabkan tanda atau gejala.

Karena peningkatan prolaktin bisa mengganggu sistem reproduksi (hipogonadisme), beberapa tanda dan gejala prolaktinoma yaitu meliputi:

Pada perempuan

  • Periode menstruasi tidak teratur atau tidak ada periode menstruasi.
  • Keluarnya cairan susu dari payudara ketika tidak hamil atau menyusui.
  • Hubungan intim yang menyakitkan karena kekeringan vagina.
  • Jerawat dan pertumbuhan rambut tubuh dan wajah yang berlebihan.

Pada laki-laki

  • Disfungsi ereksi.
  • Rambut tubuh dan wajah berkurang.
  • Payudara membesar (jarang terjadi).

Pada laki-laki dan perempuan

  • Kepadatan tulang rendah.
  • Sakit kepala.
  • Gangguan penglihatan.
  • Kehilangan minat dalam aktivitas seksual.
  • Pengurangan produksi hormon oleh kelenjar pituitari sebagai akibat dari tekanan tumor.
  • Infertilitas.

Perempuan cenderung menyadari tanda dan gejala lebih cepat atau awal ketimbang laki-laki ketika tumor berukuran kecil, yang kemungkinan karena periode haid yang terlewat atau tidak teratur. Laki-laki cenderung terlambat memperhatikan tanda dan gejala. saat tumor berukuran lebih besar dan lebih 

cenderung memperhatikan tanda dan gejala lebih awal daripada pria, ketika tumor berukuran lebih kecil, kemungkinan karena periode menstruasi yang terlewat atau tidak teratur. Pria cenderung memperhatikan tanda dan gejala kemudian, saat tumor lebih besar dan lebih mungkin menyebabkan sakit kepala atau masalah penglihatan.

3. Komplikasi yang bisa terjadi

ilustrasi gangguan penglihatan pada orang dangan prolaktinoma (pexels.com/Karolina Grabowska)

Prolaktinoma yang tidak segera diobati bisa menyebabkan komplikasi. Ini termasuk:

  • Pengeroposan tulang (osteoporosis): Terlalu banyak prolaktin bisa mengurangi produksi hormon estrogen dan testosteron. Ini mengakibatkan penurunan kepadatan tulang dan peningkatan risiko osteoporosis.
  • Komplikasi kehamilan: Selama kehamilan normal, produksi estrogen meningkat. Jika seseorang hamil dan memiliki prolaktinoma yang besar, maka kadar estrogen yang tinggi ini bisa menyebabkan pertumbuhan tumor serta tanda dan gejala yang terkait, seperti sakit kepala dan perubahan penglihatan.
  • Kehilangan penglihatan: Jika tidak diobati, prolaktinoma bisa tumbuh cukup besar untuk menekan saraf optik penderitanya. Hal ini bisa menyebabkan hilangnya penglihatan tepi.
  • Rendahnya kadar hormon hipofisis lainnya: Dengan prolaktinoma yang lebih besar, tekanan pada kelenjar hipofisis normal bisa menyebabkan penurunan kadar hormon lain yang dikendalikan oleh hipofisis, termasuk hormon tiroid dan kortisol (hormon respons stres)

Jika kamu menderita prolaktinoma dan ingin hamil atau sudah hamil, bicarakan dengan dokter yang menanganimu. Penyesuaian dalam perawatan atau pemantauan kondisimu kemungkinan dibutuhkan.

4. Diagnosis

ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro)

Jika dokter mencurigai pasien menderita prolaktinoma berdasarkan tanda dan gejala yang ditunjukkan, maka beberapa tes kemungkinan akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis, seperti:

  • Tes darah: Tes darah bisa mendeteksi kelebihan produksi prolaktin dan apakah kadar hormon lain yang dikendalikan oleh hipofisis, berada dalam kisaran normal. Perempuan usia subur juga akan menjalani tes kehamilan.
  • Pencitraan otak: Dokter kemungkinan bisa mendeteksi hipofisis pada gambar yang dihasilkan oleh pemindaian pencitraan resonansi magnetik otak pasien.
  • Tes penglihatan: Ini bisa menentukan apakah tumor hipofisis telah mengganggu penglihatan pasien.

Selain tes di atas, dokter mungkin akan merujuk pasien untuk pengujian yang lebih ekstensif dengan dokter yang berspesialisasi dalam mengobati gangguan sistem endokrin (ahli endokrinologi).

Baca Juga: Sering Diabaikan, 5 Gejala Utama Tumor Otak dan Cara Mengobatinya!

Verified Writer

Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya