TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Siringomielia: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatan

Kondisi saat kista terbentuk di sumsum tulang belakang

ilustrasi nyeri bahu (freepik.com/drobotdean)

Siringomielia atau syringomyelia adalah kelainan langka ketika kista berisi cairan (syrinx) terbentuk di sumsum tulang belakang. Seiring waktu, syrinx bisa semakin membesar dan memanjang, yang bisa merusak sumsum tulang belakang dan menekan serta melukai serabut saraf yang membawa informasi ke otak dan dari otak ke seluruh tubuh.

Cairan encer yang dikenal sebagai cairan serebrospinal (CSF) biasanya mengelilingi dan melindungi otak dan sumsum tulang belakang. CSF juga mengisi rongga yang terhubung di tengah otak yang disebut ventrikel, yang berlanjut ke saluran sentral kecil yang membentang di sepanjang sumsum tulang belakang.

Saat seseorang mengidap siringomielia, cairan ini terkumpul di dalam jaringan sumsum tulang belakang, memperluas saluran sentral, dan membentuk syrinx.

Umumnya, syrinx berkembang saat aliran normal cairan CSF di sekitar sumsum tulang belakang atau batang otak bagian bawah terganggu. Saat syrinx memengaruhi batang otak, kondisi ini disebut dengan syringobulbia.

Dilansir Medical News Today, orang dengan syringobulbia mempunyai celah kecil di batang otak yang memengaruhi saraf kranial dan jalur yang mengontrol reaksi sensorik dan motorik.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut deretan fakta seputar siringomielia yang perlu kamu ketahui.

1. Sebagian besar kasus siringomielia berkaitan dengan malformasi Chiari

ilustrasi penyebab siringomielia (myalgia.com)

Siringomielia mungkin mempunyai beberapa kemungkinan penyebab, tetapi kebanyakan berkaitan dengan malformasi Chiari. Malformasi Chiari merupakan suatu kondisi abnormal ketika jaringan otak meluas melalui lubang di bagian bawah tengkorak (foramen magnum) dan masuk ke kanal tulang belakang, serta menghalangi aliran CSF.

Menurut keterangan dari National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), siringomielia juga bisa disebabkan oleh cedera tulang belakang, tumor tulang belakang, dan kerusakan yang disebabkan oleh peradangan di sekitar sumsum tulang belakang.

Dalam beberapa kasus, penyebab siringomielia tidak diketahui. Dokter menyebut kondisi tersebut sebagai siringomielia idiopatik.

Baca Juga: Mengenal Malformasi Chiari, Penyakit Langka yang Diidap Dayana

2. Jenis

ilustrasi siringomielia (researchgate.net)

Berdasarkan keterangan dari NINDS, ada dua bentuk utama siringomielia, yaitu:

  • Siringomielia bawaan (communicating syringomyelia) 

Dalam kebanyakan kasus, siringomielia disebabkan oleh malformasi Chiari yang memungkinkan untuk syrinx berkembang, yang paling sering di daerah serviks (leher) tulang belakang.

Gejala umumnya muncul antara usia 25 dan 40 tahun. Orang yang menderita siringomielia bawaan kemungkinan juga akan menderita hidrosefalus, yaitu penumpukan CSF berlebih di otak dengan pembesaran ventrikel serebral.

Mengejan atau batuk bisa memaksa CSF untuk masuk ke ventrikel dan menyebabkan orang tersebut mengalami sakit kepala atau bahkan kehilangan kesadaran (disebut dengan batuk sinkop).

Selain itu, mereka mungkin juga mempunyai kelainan yang disebut dengan arachnoiditis. Arachnoiditis merupakan peradangan arachnoid, salah satu dari tiga membran yang mengelilingi sumsum tulang belakang.

  • Siringomielia didapat (juga dikenal sebagai siringomielia spinal primer atau non-communicating syringomyelia)

Penyebab jenis ini meliputi cedera tulang belakang, meningitis (radang otak dan selaput sumsum tulang belakang yang biasanya disebabkan oleh infeksi), arachnoiditis, sindrom tali pusat (kondisi yang hadir ketika lahir yang menyebabkan sumsum tulang belakang menempel secara tidak normal ke jaringan di tulang belakang bagian bawah dan membatasi pergerakannya), tumor sumsum tulang belakang, dan perdarahan ke tali pusat.

3. Tanda dan gejala

ilustrasi nyeri bahu (spineuniverse.com)

Gejala siringomielia umumnya berkembang perlahan seiring waktu. Jika misalnya siringomielia disebabkan oleh penonjolan jaringan otak ke dalam kanal tulang belakang (malformasi Chiari), maka gejala biasanya dimulai antara usia 25 dan 40 tahun.

Dalam beberapa kasus, batuk atau mengejan bisa memicu gejala siringomielia, meski tidak menyebabkan siringomielia. Dilansir Mayo Clinic, tanda dan gejala siringomielia yang mungkin memengaruhi punggung, bahu, lengan, atau kaki, bisa meliputi:

  • Kelemahan dan pengecilan otot (atrofi)
  • Hilangnya refleks
  • Hilangnya kepekaan terhadap nyeri dan suhu
  • Sakit kepala
  • Kekakuan di punggung, bahu, lengan, dan kaki
  • Sakit di leher, lengan, dan punggung
  • Kelengkungan tulang belakang (skoliosis)

4. Komplikasi yang dapat terjadi

ilustrasi skoliosis (scientificanimations.com)

Pada beberapa orang, siringomielia bisa berkembang dan menyebabkan komplikasi yang serius, sementara yang lainnya mungkin tidak memiliki gejala. 

Komplikasi yang mungkin terjadi saat syrinx membesar atau jika itu merusak saraf di dalam sumsum tulang belakang meliputi:

  • Lekukan abnormal pada tulang belakang (skoliosis)
  • Nyeri kronis akibat kerusakan sumsum tulang belakang pada sumsum tulang belakang
  • Kesulitan motorik, seperti kelemahan dan kekakuan pada otot kaki yang bisa memengaruhi cara berjalan
  • Kelumpuhan

5. Diagnosis

ilustrasi diagnosis siringomielia (humanhealthproject.org)

Dalam proses diagnosis, dokter pertama-tama akan memeriksa riwayat kesehatan dan mengajukan pertanyaan seputar gejala pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan berbagai tes.

Dokter kemungkinan akan melakukan pemindaian MRI. Tes ini juga bisa menunjukkan apakah pasiennya menderita skoliosis. Pemindaian MRI bergerak yang disebut cine atau dynamic MRI, akan menunjukkan pergerakan CSF. Tes tersebut juga bisa menentukan apakah syrinx memengaruhi aliran CSF.

Dokter juga bisa merekomendasikan CT scan untuk memberi gambaran rinci akan sumsum tulang belakang dan jaringan di sekitarnya. Pasien kemungkinan juga perlu menjalani tes motorik dan sensorik untuk menilai gerakan, keseimbangan, dan koordinasi.

Baca Juga: Agranulositosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Verified Writer

Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya