Dismenore (Nyeri Haid): Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan
Bisa dirasakan amat menyiksa dan mengganggu aktivitas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Nyeri haid merupakan kondisi umum pada perempuan. Istilah medis dari nyeri haid adalah dismenore atau dismenorea. Ini ditandai dengan kram di perut bagian bawah saat menstruasi atau haid. Jenisnya ada dua, yaitu dismenore primer dan sekunder.
Nyeri yang terjadi sebelum atau saat periode haid merupakan dismenore primer, sementara dismenore sekunder merupakan nyeri atau kram perut yang terjadi akibat masalah kesehatan tertentu yang mendasarinya.
Walaupun nyeri haid umum terjadi, tetapi bila nyerinya parah, ini bisa membawa ketidaknyamanan bahkan bisa mengganggu aktivitas harian perempuan. Nah, inilah yang perlu diwasapadai, terlebih bila disertai gejala lain yang tidak biasa.
1. Penyebab
Menurut keterangan dari American College of Obstetricians and Gynecologists, nyeri haid disebabkan oleh bahan kimia alami yang disebut prostaglandin yang dibuat di lapisan rahim. Prostaglandin menyebabkan otot dan pembuluh darah rahim berkontraksi.
Pada hari pertama menstruasi, tingkat prostaglandin tinggi. Saat perdarahan berlanjut dan lapisan rahim luruh, kadarnya turun. Inilah penyebab nyeri berkurang setelah beberapa hari pertama menstruasi. Makin tinggi tingkat prostaglandin, makin intens kram yang dirasakan.
Penjelasan di atas merupakan penyebab dari dismenore primer. Sementara itu, dismenore sekunder dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, yang dilansir Healthline dapat meliputi:
- Premenstrual syndrome (PMS) atau sindrom pramenstruasi: PMS adalah kondisi yang umum terjadi karena perubahan hormonal yang terjadi 1–2 minggu sebelum haid. Selain perubahan suasana hati, PMS juga bisa menyebabkan kram perut mirip nyeri haid.
- Endometriosis: Kondisi ketika sel-sel dari lapisan rahim tumbuh di bagian tubuh lain seperti saluran tuba, ovarium, atau jaringan yang melapisi panggul.
- Fibroid rahim: Fibroid adalah tumor nonkanker yang dapat menekan rahim dan menyebabkan menstruasi serta nyeri yang tidak normal, meskipun kondisi ini kerap tidak menunjukkan gejala.
- Penyakit radang panggul: Merupakan infeksi yang pada rahim, saluran tuba, atau ovarium yang sering disebabkan oleh bakteri penyebab penyakit menular seksual.
- Adenomiosis: Kondisi langka yang terjadi ketika lapisan rahim tumbuh ke dalam dinding otot rahim, menyebabkan peradangan, tekanan, dan nyeri.
- Stenosis serviks: Merupakan kondisi langka ketika serviks berukuran sangat kecil atau sempit, sehingga aliran menstruasi menjadi lebih lambat. Imbasnya, tekanan dalam rahim dapat meningkat sehingga menyebabkan rasa sakit.
Baca Juga: 7 Gerakan Yoga untuk Meredakan Nyeri Haid, Gak Lagi-lagi Kram
Baca Juga: 7 Penyebab Pendarahan Abnormal di Luar Siklus Menstruasi