TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Xanthelasma: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Xanthelasma sering dialami orang dengan kolesterol tinggi

ilustrasi xantelesma atau xanthelasma (dermnetnz.org)

Menemukan bercak kuning di dalam kelopak mata atau sekitar area mata? Kemungkinan itu adalah xanthelasma (xanthelasma palpebrarum atau XP). XP adalah jenis xantoma (xanthoma) kulit yang paling umum. Xantoma adalah penumpukan lemak di bawah kulit, sementara xanthelasma atau xantelesma merupakan xantoma yang di area mata.

Biasanya xanthelasma tidak berbahaya. Namun, kehadirannya dapat merusak penampilan. Selain itu, pada beberapa kasus kehadirannya merupakan salah satu indikator seseorang memiliki penyakit jantung.

Menurut laporan berjudul “A Study Evaluating Xanthelasma Palpebrarum Clinically and Biochemically” dari International Journal of Contemporary Medical Research tahun 2016, istilah xanthelasma diciptakan oleh Erasmus Wilson lebih dari 100 tahun yang lalu. Kata "xanthelasma" berasal dari dua istilah Yunani yakni "xanthos" yang berarti kuning dan "elasma" yang berarti pelat logam yang dipukul.

1. Siapa yang berisiko mengalami xanthelasma?

ilustrasi lansia (unsplash.com/Philippe Leone)

Walaupun bisa menyerang siapa saja, tetapi xanthelasma lebih umum dialami lansia. Selain itu, xanthelasma juga lebih sering dialami perempuan. Dilansir Healthline, berikut ini adalah orang-orang yang berisiko mengembangkannya:

  • Keturunan Asia atau Mediterania
  • Perokok
  • Gemuk
  • Memiliki tekanan darah tinggi
  • Mengidap diabetes
  • Kadar lipid (lemak dalam darah) dan kolesterol sangat tinggi

Baca Juga: 6 Penyebab Glaukoma, Penyakit Mata yang Bisa Sebabkan Kebutaan

2. Penyebab

ilustrasi kelebihan berat badan atau obesitas (pixabay.com/Joenomias)

Dilansir WebMD, sekitar setengah dari orang-orang dengan xanthelasma memiliki kadar kolesterol tinggi. Jadi, kolesterol tinggi bisa jadi merupakan penyebab xanthelasma.

Kadar low-density lipoprotein (LDL) alias kolesterol jahat yang tinggi dan high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik yang rendah, kolesterol tinggi turunan (hiperkolesterolemia familial), dan penyakit hati sirosis bilier primer yang dapat meningkatkan kadar kolesterol juga dapat memicu xanthelasma.

Meski demikian, orang dengan kadar kolesterol yang normal juga bisa mengembangkannya. Maka dari itu, pemeriksaan dokter dibutuhkan untuk memastikan penyebab kemunculan xanthelasma.

3. Diagnosis

ilustrasi mengambil darah (pexels.com/Pranidchakan Boonrom)

Diagnosis xanthelasma dapat dilakukan secara visual oleh dokter dengan memeriksa kulit di sekitar mata pengidapnya. Karena tampak dari luar, xanthelasma bisa lebih mudah dikenali sejak dini.

Ketika memeriksa ke dokter, serangkaian profil lipid atau tes kolesterol biasanya dilakukan untuk memeriksa apakah kadar lipid merupakan penyebab gejala ini. Untuk menguji kadar lipid, pengambilan darah dan uji darah di laboratorium diperlukan. Hasilnya biasanya keluar dalam waktu seminggu.

4. Penyakit yang berkaitan dengan xanthelasma

ilustrasi serangan jantung (pixabay.com/pexels)

Adanya xanthelasma bisa jadi merupakan tanda bahwa kolesterol sudah mulai menumpuk di pembuluh darah. Bila dibiarkan, penumpukan ini dapat membentuk gumpalan keras dan lengket yang disebut dengan aterosklerosis. Kondisi ini selanjutnya dapat menyebabkan penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke.

Masih bersumber dari laporan dalam International Journal of Contemporary Medical Research tahun 2016, hipertensi dan diabetes melitus adalah dua komorbid yang sering dikaitkan dengan xanthelasma.

5. Pengobatan

ilustrasi operasi mata (pixabay.com/TheShiv76)

Kendati tidak berbahaya sekalipun, keberadaan xanthelasma dapat mengganggu penampilan. Beberapa pilihan pengobatan untuk menghilangkannya antara lain: 

  • Cryotherapy: pembekuan dengan nitrogen cair atau bahan kimia lain.
  • Operasi laser: menghilangkan xanthelasma melalui metode laser. Pilihan pengobatan ini terbukti sangat efektif.
  • Operasi tradisional: pengangkatan xanthelasma lewat prosedur operasi.
  • Radiofrequency advanced electrolysis (RAF): teknik ini dianggap efektif dalam menghilangkan atau mengurangi xanthelasma agar tidak kambuh kembali.
  • Pengelupasan kimia: dalam salah satu penelitian, perawatan dengan asam trikloroasetat (TCA) menghasilkan hasil memuaskan dan sangat baik untuk mengobati xanthelasma.
  • Obat: statin simvastatin, yang merupakan obat untuk menurunkan kolesterol tinggi, juga efektif untuk mengobati xanthelasma.

Perlu diingat, meskipun prosedur di atas mungkin dapat menghilangkan xanthelasma, tetapi ada kemungkinan xanthelasma bisa kembali muncul walaupun perawatan sudah dilakukan.

Baca Juga: Banyak Dialami Masyarakat Indonesia, Ini 5 Fakta Abses Gigi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya