TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta High-Density Lipoprotein (HDL), Lemak Baik bagi Tubuh

Menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke

ilustrasi high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik (flickr.com/Jernej Furman)

Banyak yang menganggap bahwa lemak berbahaya bagi kesehatan. Lemak juga sering dianggap sebagai pemicu berbagai penyakit, seperti penyakit jantung dan stroke. Memang, anggapan tersebut tidak salah. Namun, perlu diketahui bahwa dalam tubuh kita ada yang disebut dengan "lemak baik", yaitu kolesterol high-density lipoprotein (HDL). 

Apa itu kolesterol HDL? Apa bedanya HDL dengan "lemak jahat" yang digadang-gadang dapat memicu banyak masalah kesehatan? Simak penjelasan di bawah ini sampai tuntas untuk mengetahui jawabannya!

1. HDL berfungsi menyingkirkan kolesterol jenis lain dari peredaran darah

ilustrasi HDL dan LDL (healthnavigator.org.nz/Heart Foundation, NZ)

Mengutip Mayo Clinic, kolesterol adalah substansi yang ditemukan dalam semua sel tubuh dan memiliki fungsi untuk pembentukan sel tersebut. Kolesterol beredar dalam peredaran darah dengan cara berikatan dengan suatu protein yang disebut lipoprotein. Tubuh kita memiliki dua jenis lipoprotein, yaitu LDL dan HDL.

HDL adalah lipoprotein yang berfungsi untuk menyingkirkan kolesterol berlebih dari peredaran darah. Kadar HDL yang tinggi akan menurunkan beragam risiko penyakit, salah satunya penyakit jantung. 

Berbeda dengan HDL, low-density lipoprotein (LDL) adalah lipoprotein kolesterol yang dapat menumpuk di dinding pembuluh darah dan menghambat aliran darah. Ini menimbulkan sumbatan dan dapat menyebabkan penyakit seperti jantung koroner atau stroke.

Baca Juga: 4 Tanda Kolesterol Tinggi di Mata, Coba Periksakan Ya!

2. HDL memiliki tiga peran utama dalam menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke

ilustrasi kolesterol (flickr.com/Bobi Muceto)

Dilansir Heart UK, kolesterol HDL memiliki tiga peran penting, yaitu sebagai berikut:

  • Menyingkirkan lemak berlebih dari sirkulasi darah dan organ lain dan membawanya ke organ hati untuk kemudian dibuang keluar tubuh.
  • Memiliki efek antiinflamasi atau antiperadangan yang dapat melindungi dinding pembuluh darah dari kolesterol LDL.
  • Memiliki efek antioksidan yang berfungsi melindungi sel tubuh dari kerusakan.

3. Makin tinggi kadar HDL, makin rendah risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke

ilustrasi pengambilan sampel darah untuk tes kolesterol (unsplash.com/Hush Naidoo Jade Photography)

Kadar HDL dapat diketahui dengan pemeriksaan darah. Level kolesterol diukur dengan satuan miligram (mg) per desiliter (dl) darah atau milimol (mmol) per liter (l). Makin tinggi kadar HDL, maka akan makin baik. Kadar HDL yang sebaiknya dicapai adalah di atas 60 mg/dl baik untuk perempuan maupun laki-laki.

Pada laki-laki, kadar HDL di bawah 40 mg/dl akan meningkatkan risiko penyakit. Sementara pada perempuan, risiko penyakit menjadi lebih tinggi jika kadar HDL di bawah 50 mg/dl. Orang dengan kadar HDL yang lebih tinggi akan berisiko lebih rendah terkena serangan jantung dan stroke.

Kadar HDL sering kali rendah pada orang dengan sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah sekumpulan kondisi yang meliputi obesitas, tekanan darah tinggi, dan gula darah tinggi

4. Kadar HDL dapat ditingkatkan dengan pola makan sehat dan olahraga

ilustrasi makanan yang dapat meningkatkan HDL (unsplash.com/Georg Regauer)

Selain membantu menurunkan berat badan, olahraga juga bermanfaat untuk menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan HDL. Manfaatnya bisa dirasakan dengan rutin olahraga minimal olahraga aerobik intensitas sedang selama 60 menit dalam seminggu.

Dalam hal pola makan, hindari konsumsi makanan yang mengandung lemak trans. Lemak trans dapat meningkatkan kadar LDL dan menurunkan HDL.

Contoh makanan dengan kadar lemak trans tinggi adalah aneka gorengan, margarin, serta makanan yang menggunakan shortening seperti kue tar dan kukis. Dilansir Healthline, berikut adalah beberapa makanan yang dapat meningkatkan kadar HDL dalam tubuh:

  • Minyak zaitun.
  • Biji-bijian utuh (whole grains).
  • Kacang-kacangan.
  • Buah tinggi serat.
  • Ikan yang kaya akan omega-3 (salmon, makerel, tuna, sarden, kembung, dan lain-lain).
  • Alpukat.
  • Biji chia.
  • Soya.

Baca Juga: 8 Penyebab Kenapa Kolesterol Tidak Kunjung Turun

Verified Writer

Gilberta Rebecca

Health enthusiast ❤️

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya