TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sebenarnya Apa yang Terjadi pada Karies atau Gigi yang Berlubang? 

Yuk, menambah ilmu seputar karies gigi!

ilustrasi gigi (unsplash.com/Elsa Olofsson)

Gigi berlubang atau dikenal juga sebagai karies adalah penyakit yang menyerang jaringan keras gigi dan menyebabkan rongga pada gigi. Karies bersifat progresif. Artinya, bila lubang gigi tidak segera ditangani, maka bisa terus meluas dan semakin dalam. Ini tentu akan berdampak buruk baik bagi kesehatan gigi, mulut, maupun kesehatan secara umum.

Menurut keterangan dalam publikasi StatPearls, karies menjadi masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak terjadi di dunia. Tercatat pada beberapa penelitian, prevalensi karies di dunia masih sangat tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan dan kesadaran dari kita semua untuk bisa mencegah dan mengurangi risiko terjadinya karies.

1. Penyebab utama terjadinya gigi berlubang 

ilustrasi karies atau gigi berlubang (freepik.com/prostooleh)

Gigi berlubang adalah penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor, sehingga sering disebut sebagai multifactorial disease. Akan tetapi, faktor utama yang terlibat dalam proses terjadinya gigi berlubang yaitu zat asam yang diproduksi oleh bakteri di rongga mulut.

Proses ini diawali dengan terbentuknya plak yang melingkupi gigi. Plak merupakan kombinasi dari kumpulan bakteri dan sisa sisa makanan. Kumpulan bakteri yang berkoloni membentuk suatu komunitas yang disebut sebagai biofilm, memiliki kemampuan metabolisme untuk mengubah sisa-sisa makanan yang mengandung gula menjadi zat asam.

Zat asam tersebut akan merusak gigi melalui proses yang dinamakan demineralisasi atau proses penghilangan mineral gigi. Proses tersebut akan menyebabkan gigi menjadi rapuh dan lama-lama akan terbentuk suatu rongga atau lubang.  

Baca Juga: 5 Penyebab Gigi Goyang, Nggak Boleh Disepelekan Ya!

2. Faktor lain yang mendukung terjadinya gigi berlubang 

ilustrasi permen (unsplash.com/Bill Craighead)

Dilansir Mayo Clinic, seperti yang telah disebutkan, karies adalah penyakit multifaktorial sehingga banyak faktor lain yang berkontribusi. Salah satunya yaitu mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung kandungan gula tinggi dan lengket pada gigi, yang mana akan memudahkan bakteri dalam memproduksi asam.

Faktor lain yang sering mendukung terjadinya gigi berlubang yaitu cara dan waktu yang salah dalam menyikat gigi. Menyikat gigi sebaiknya dilakukan setelah makan dan sebelum tidur, serta pastikan setiap sisi gigi telah dibersihkan sehingga tidak ada plak yang tersisa.

Selain itu masih terdapat banyak faktor lain yang berkontribusi terhadap munculnya karies, seperti frekuensi makan, anatomi gigi, mulut kering, kekurangan fluorida, dan gangguan makan. Semua faktor tersebut akan memengaruhi kelangsungan hidup bakteri dalam rongga mulut.

3. Tanda-tanda umum gigi mengalami karies 

ilustrasi pemeriksaan gigi (unsplash.com/atikahakhtar)

Sebelum gigi mengalami karies, ada tanda-tanda awal yang menunjukkan proses penghilangan mineral. Tanda yang paling mudah ditemukan yaitu terjadi perubahan warna yang berupa bercak bewarna putih atau cokelat pada permukaan gigi.

Bercak tersebut biasanya juga disertai dengan kondisi permukaan gigi yang kasar. Akan tetapi, tidak semua bercak putih pada gigi merupakan tanda karies. Bercak tersebut juga bisa terjadi karena kelebihan fluorida pada gigi (fluorosis).

Tanda karies pada tahap selanjutnya yaitu gigi menjadi lebih sensitif, terutama ketika mengonsumsi makanan atau minuman yang manis, dingin, atau panas. Ini disebabkan karena kerapatan mineral pada lapisan gigi berkurang, sehingga saraf pada ruang tengah gigi (pulpa) mudah menerima rangsangan.

Tahap selanjutnya yang biasanya terjadi pada karies yang dalam dan sudah parah yaitu nyeri. Nyeri dapat muncul baik secara spontan maupun karena adanya rangsangan.

4. Efek lanjut bila karies tidak segera ditangani

ilustrasi pemeriksaan gigi (unsplash.com/jonathanborba)

Gigi berlubang yang tidak ditangani dapat menyebabkan lubang yang semakin dalam. Dalamnya suatu lubang gigi akan berakibat pada rasa nyeri yang kuat dan akan sangat mengganggu ketika beraktivitas.

Selain itu, gigi dengan lubang yang luas dan dalam dapat menyebabkan infeksi pada bagian pulpa dan bisa menyebar ke akar gigi. Infeksi dapat meluas ke gigi yang lain dan akan menurunkan kekuatan gigi, membuatnya mudah lepas. Infeksi yang tidak ditangani dapat menyebabkan penyebaran infeksi yang lebih serius, bahkan bisa mengancam nyawa.

5. Pengobatan gigi berlubang

ilustrasi pengobatan gigi berlubang oleh dokter gigi (pexels.com/Evelina Zhu)

Menurut keterangan dari National Health Service, karies gigi tahap awal, yaitu sebelum adanya lubang atau rongga terbentuk pada gigi, bisa ditangani dengan:

  • Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis
  • Menyikat gigi setidaknya dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluorida
  • Dokter gigi mungkin akan mengoleskan gel fluorida atau pasta fluorida ke gigi yang terdampak

Fluorida membantu melindungi gigi dengan memperkuat enamel, membuat gigi lebih tahan terhadap asam dari plak yang dapat menyebabkan gigi berlubang.

Pada gigi yang sudah berlubang, perawatan yang bisa dilakukan meliputi:

  • Tambalan atau pemasangan crown gigi, yang mana ini melibatkan penghilangan kerusakan gigi dan mengisi lubang atau menutupi gigi
  • Perawatan saluran akar gigi, ini mungkin diperlukan untuk menghilangkan kerusakan gigi yang menyebar ke bagian tengah gigi tempat darah dan saraf berada (pulpa)
  • Mencabut sebagian atau seluruh gigi yang terdampak, ini biasanya disarankan jika gigi rusak parah tidak bisa dipulihkan. Dokter gigi mungkin bisa mengganti gigi dengan gigi tiruan (partial denture), gigi palsu (dental bridge), atau implan gigi

Konsultasikan dengan dokter gigi tentang jenis perawatan yang paling sesuai dengan kondisi gigi yang terdampak.

Baca Juga: Awas! Ini 5 Kebiasaan Sehat yang Nyatanya Tidak Baik buat Gigi

Writer

Ignasius Oktadewien

Seseorang yang tertarik pada bidang kesehatan, terutama kesehatan gigi dan mulut.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya