TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kecemasan Memicu Diare? Begini Penjelasannya dari Perspektif Medis

Adanya korelasi antara otak dan usus #IDNTimesHealth

ilustrasi wanita merasa cemas dan sakit perut bersamaan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kecemasan merupakan gangguan terhadap kesehatan mental yang tidak hanya memengaruhi perasaan, tapi juga kondisi fisik. Salah satu masalah umum yang disebabkan oleh kecemasan adalah diare.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini ulasan mengenai hubungan antara kecemasan dan diare. Kenapa keduanya bisa saling terkait? Simak penjelasan sampai akhir, ya.

1. Diare didefinisikan sebagai kondisi buang air besar dengan tinja bersifat cair

ilustrasi wanita merasa tidak bersemangat (unsplash.com/Zohre Nemati)

Diare merupakan kondisi di mana seseorang mengalami periode buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan volume lunak sampai encer. Kondisi ini bisa dikelompokkan ke dalam beberapa tingkatan, di antaranya:

  • Diare akut: dikenal juga dengan diare singkat. Kondisi ini biasanya terjadi selama beberapa hari, bersifat ringan, dan cenderung tidak perlu dikhawatirkan.
  • Diare persisten: berlangsung lebih lama dengan kisaran 2 sampai 4 minggu. Dampak yang ditunjukkan berupa dehidrasi dan malabsorpsi (gangguan penyerapan nutrisi).
  • Diare kronis: berlangsung lebih dari 4 minggu dan kemungkinan merupakan gejala dari masalah kesehatan lain, seperti sindrom iritasi usus atau penyakit radang usus.

Baca Juga: Mekanisme Koping Ini Bantu Mengatasi Kecemasan, yuk Coba!

2. Bagaimana kecemasan bisa menyebabkan diare?

ilustrasi pengidap kecemasan yang merasakan efek fisik (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Walau umumnya diare disebabkan oleh masalah yang terkait dengan pencernaan, kondisi ini juga bisa dipicu oleh kondisi psikologis. Khususnya, kecemasan. Yang jadi pertanyaan, kenapa hal ini bisa terjadi?

Gut-brain axis atau sistem jaringan dua arah antara otak dan mikrobiota di usus memungkinkan otak memengaruhi pergerakan organ tersebut. Selain dapat mengatur proses di saluran gastrointestinal (lambung dan usus), sistem ini juga memiliki efek terhadap emosi dan perilaku kita. Oleh karena itu, seseorang yang merasa tertekan akan lebih mungkin mengalami gejala fisik, seperti diare.

Dilansir Anxiety and Depression Association of America (ADAA), ketika seseorang mengalami perasaan cemas, tubuh secara otomatis melepaskan hormon dan zat kimia tertentu. Kedua hal ini dapat memasuki saluran pencernaan hingga memicu terjadinya diare.

3. Penjelasan ilmiah mengenai hubungan antara kecemasan dan diare

ilustrasi kecemasan memengaruhi kehidupan secara signifikan (unsplash.com/Joice Kelly)

Studi tahun 2016 dalam The Lancet: Gastroenterology and Hepatology menjelaskan kemungkinan efek kecemasan terhadap mekanisme terjadinya diare. Dalam studi tersebut, dikatakan bahwa kecemasan dapat mengubah cara kerja otak dalam memproses informasi dari saraf otonom sebagai indikasi rasa sakit atau percepatan gerakan usus.

Akibat cara kerja otak tersebut, maka terganggunya fungsi pada area gastrointestinal yang membuat perut dan usus terasa tidak nyaman. Disfungsi ini menyebabkan makanan yang dicerna bergerak lebih cepat ke saluran usus dan menyebabkan diare.

4. Pengobatan untuk kecemasan dan diare

ilustrasi menjalankan pengobatan komplementer (unsplash.com/Conscious Design)

Jika kecemasan merupakan penyebab utama diare, maka meminimalkan perasaan tersebut dapat membantu mengurangi gejala. Opsi untuk meredakan kecemasan meliputi:

  • Menghindari makan makanan yang dapat menyebabkan sakit perut seperti makanan pedas, kafein, dan makanan yang mengandung laktosa.
  • Mengelola gejala kecemasan dengan bantuan terapis. Umumnya, terapis akan menggunakan pendekatan dengan terapi perilaku kognitif.
  • Memaksimalkan manfaat dari pengobatan sampingan seperti akupunktur, meditasi, yoga, dan hipnoterapi.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu yang diresepkan oleh dokter, seperti antidiare, antispasmodik, dan alosetron hidroklorida.

Baca Juga: 7 Tanda Agoraphobia: Kecemasan pada Keramaian dan Fakta Ilmiahnya

Verified Writer

Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya