TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hiponatremia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan

Kondisi yang terjadi pada tubuh saat kekurangan natrium

ilustrasi seseorang yang mengalami kondisi hiponatremia (digestivehealthuk.com)

Natrium (sodium) adalah salah satu elektrolit penting yang berperan dalam pengaturan kadar air dan zat lain dalam tubuh. Fungsi penting lainnya adalah menjaga kestabilan fungsi otot, fungsi saraf, dan membantu menjaga tingkat tekanan darah.

Namun, bagaimana bila kadar natrium dalam darah kurang? Itu merupakan kondisi hiponatremia. Normalnya, kadar natrium dalam darah berkisar antara 135-145 miliequivalent per liter (mEq/L). Seseorang dikatakan mengalami hiponatremia bila kadar natriumnya di bawah 135 mEq/L.

Untuk mengenali hiponatremia dan dampaknya pada tubuh kita, simak penjelasannya berikut ini, ya.

1. Gejala hiponatremia bervariasi pada setiap orang

ilustrasi gejala hiponatremia (pixabay.com/RobinHiggins)

Kamu mungkin tidak memiliki gejala apa pun bila hiponatremia yang terjadi ringan. Gejala biasanya muncul saat kadar natrium tiba-tiba naik atau turun. Dilansir WebMD, tanda dan gejala hiponatremia mungkin termasuk:

  • Mual disertai muntah
  • Kelelahan
  • Sakit kepala atau kebingungan
  • Kram atau kejang pada otot
  • Iritabilitas dan kegelisahan
  • Kelemahan

Bila kamu berisiko mengalami hiponatremia dan mulai mengalami gejalanya, segera hubungi dokter. Bila gejala yang dialami parah, mungkin perlu perawatan segera. Segera cari pertolongan medis bila mengalami gejala ini:

  • Muntah atau mual
  • Kebingungan
  • Kejang
  • Kehilangan kesadaran atau koma

2. Penyebab dan faktor risiko hiponatremia

pixabay.com/Engin_Akyurt

Natrium punya peran penting dalam tubuh kita. Di antaranya adalah membantu menjaga tekanan darah normal, mendukung kerja saraf dan otot, dan mengatur keseimbangan cairan tubuh.

Seperti dijelaskan di laman Mayo Clinic, ada banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:

  • Obat-obatan tertentu. Beberapa obat, seperti beberapa obat diuretik, antidepresan, dan obat nyeri, dapat mengganggu proses hormonal dan ginjal normal yang menjaga konsentrasi natrium dalam kisaran normal.
  • Masalah jantung, ginjal dan hati. Gagal jantung kongestif dan penyakit tertentu yang memengaruhi ginjal atau hati dapat menyebabkan cairan menumpuk di tubuh, yang mengencerkan natrium dalam tubuh, menurunkan kadarnya secara keseluruhan.
  • Syndrome of inappropriate anti-diuretic hormone (SIADH). Dalam kondisi ini, tingkat tinggi hormon anti-diuretik (ADH) diproduksi, menyebabkan tubuh menahan air alih-alih mengeluarkannya secara normal dalam urine.
  • Muntah atau diare kronis dan parah dan penyebab dehidrasi lainnya. Ini membuat tubuh kehilangan elektrolit, seperti natrium, dan juga meningkatkan kadar ADH.
  • Minum air terlalu banyak. Asupan cairan dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan natrium rendah karena kemampuan ginjal untuk mengeluarkan air berlebihan. Karena kamu kehilangan natrium melalui keringat, minum terlalu banyak air selama aktivitas ketahanan, seperti maraton dan triatlon, juga dapat mengencerkan kandungan natrium dalam darah.
  • Perubahan hormonal. Insufisiensi kelenjar adrenal (penyakit Addison) memengaruhi kemampuan kelenjar adrenal untuk menghasilkan hormon yang membantu menjaga keseimbangan natrium, kalium, dan cairan tubuh. Kadar hormon tiroid yang rendah juga dapat menyebabkan kadar natrium darah rendah.
  • Narkoba. Amfetamin meningkatkan risiko hiponatremia yang parah dan bahkan fatal.

Selain itu, ada pula beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hiponatremia, yang mencakup:

  • Usia. Orang dewasa yang lebih tua mungkin memiliki lebih banyak faktor penyebab hiponatremia, termasuk perubahan terkait usia, konsumsi obat-obatan tertentu, dan kemungkinan lebih besar terkena penyakit kronis yang mengubah keseimbangan natrium tubuh.
  • Obat-obatan tertentu. Obat-obatan yang meningkatkan risiko hiponatremia termasuk diuretik thiazide serta beberapa antidepresan dan obat nyeri. Selain itu, penggunaan ekstasi juga telah dikaitkan dengan kasus fatal hiponatremia.
  • Kondisi yang menurunkan ekskresi air tubuh. Kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko hiponatremia termasuk penyakit ginjal, SIADH, diabetes insipidus, sindrom Cushing, dan gagal jantung.
  • Aktivitas fisik yang intensif. Minum terlalu banyak air saat mengikuti aktivitas fisik seperti maraton, ultramaraton, triatlon, dan aktivitas intensitas tinggi jarak jauh lainnya meningkatkan risiko hiponatremia.

Baca Juga: Demam Rematik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Komplikasi

3. Diagnosis hiponatremia

ilustrasi comprehensive metabolic panel (CMP) (visithealth.london)

Penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap dan menanyakan gejala. Tes darah dan urine akan dilakukan.

Tes laboratorium yang bisa mengonfirmasi dan membantu menegakkan diagnosis hiponatremia meliputi:

  • Panel metabolik komprehensif atau comprehensive metabolic panel (termasuk natrium darah, kisaran normal adalah 135 hingga 145 mEq/L, atau 135 hingga 145 mmol/L).
  • Tes darah osmolalitas.
  • Osmolalitas urine.
  • Natrium urine (tingkat normal adalah 20 mEq/L dalam sampel urine acak, dan 40 hingga 220 mEq per hari untuk tes urine 24 jam).

4. Pengobatan hiponatremia

ilustrasi pemberian cairan intravena pada pasien dengan hiponatremia (pexels.com/Anna Shvets)

Penyebab rendahnya kadar natrium harus didiagnosis dan ditangani. Bila kanker adalah penyebab kondisi tersebut, maka radiasi, kemoterapi, atau operasi untuk mengangkat tumor atau kanker bisa memperbaiki keseimbangan natrium.

Perawatan lain tergantung pada jenis hiponatremia tertentu. Perawatan mungkin termasuk:

  • Cairan melalui vena (IV)
  • Obat untuk meredakan gejala
  • Membatasi asupan air 

6. Komplikasi yang dapat terjadi

ilustrasi pasien yang mengalami koma (vertigo.starts.eu)

Bila seseorang sering mengalami hiponatremia (hiponatremia kronis), kadar natrium mungkin akan turun sangat lambat selama beberapa hari, dan kemungkinannya kecil untuk mengalami komplikasi. Namun, pada hiponatremia akut, kadar natrium akan turun dengan sangat cepat dan ini dapat menyebabkan:

  • Pembengkakan otak yang cepat
  • Koma
  • Kematian

Perempuan yang belum menopause berisiko lebih tinggi mengalami kerusakan otak akibat hiponatremia. Para ahli menduga ini mungkin karena cara hormon seks perempuan memengaruhi kadar natrium. 

Baca Juga: Mengenal AMD, Penyebab Kebutaan Paling Umum Ketiga di Dunia

Verified Writer

Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya