TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Terapi Gestalt: Konsep, Teknik, Manfaat, dan Pertimbangan

Termasuk ke dalam jenis psikoterapi humanistik

ilustrasi perempuan berpelukan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Terapi gestalt merupakan bentuk psikoterapi dengan pendekatan humanistik, holistik, serta berpusat pada kehidupan dan tantangan saat ini. Pada praktiknya, terapi gestalt menitikberatkan konteks tanggung jawab secara penuh terhadap diri sendiri.

Penekanan terapi gestalt mengacu pada peningkatan kesadaran, kebebasan, dan pengarahan. Dengan demikian, terapi ini tidak terlalu mengulik pengalaman di masa lalu. Individu yang mempraktikkan terapi ini diharapkan dapat lebih sadar untuk menerima kenyataan yang ada. 

1. Konsep

ilustrasi sesi konseling dengan terapis (pexels.com/Timur Weber)

Terapi gestalt awalnya dirancang sebagai alternatif dalam psikoanalisis konvensional. Para praktisi menggunakan teknik kreatif dan pengalaman untuk meningkatkan kesadaran, kebebasan, dan pengarahan diri sendiri.

Sementara itu, terdapat sejumlah ide prinsip yang berperan dalam terapi gestalt, di antaranya adalah:

  • Pengalaman mempengaruhi persepsi: Seorang terapis akan memberikan ruang bagi klien untuk berbagi kebenaran, tidak memaksakan penilaian secara subjektif, serta menerima kebenaran dari pengalaman klien.
  • Konteks penting: Terapis menggunakan teknik tertentu untuk membantu klien menjadi lebih sadar akan pengalaman, persepsi, dan tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi saat ini.
  • Fokus pada kejadian saat ini: Terapis akan membantu klien kembali ke masa "sekarang" jika ada perasaan yang tertinggal di masa lalu atau kecemasan terhadap masa depan.
  • Bekerja melalui rasa sakit: Bekerja untuk bertahan dari pengalaman yang menyakitkan. Seorang terapis gestalt memahami bahwa hal-hal seperti peristiwa menyakitkan akan disadari saat klien siap untuk menyembuhkannya.
  • Kesadaran diri: Mengacu pada aktivitas terapeutik yang dapat membantu meningkatkan kesadaran. Intinya, ketimbang hanya duduk dan berdiskusi dengan terapis, klien mungkin akan diminta untuk berpartisipasi aktif dalam suatu aktivitas, seperti permainan peran, imajinasi terpandu, atau penggunaan alat peraga.

2. Teknik

ilustrasi praktik terapi gestalt (pexels.com/SHVETS production)

Dalam terapi gestalt, klien memiliki ruang untuk mengeksplorasi pengalaman tanpa takut dihakimi. Terapis pun dapat memandu klien menggunakan beberapa teknik, seperti:

  • Penggunaan kata-kata (bahasa): Perhatian terhadap bahasa sangat penting dalam terapi gestalt. Ketika belajar menerima tanggung jawab, klien belajar menggunakan bahasa yang mencerminkan rasa kepemilikan pribadi. Misalnya, daripada mengatakan, "jika dia tidak melakukan hal tersebut, saya tidak akan marah." klien didorong untuk mengatakan, "Saya merasa marah ketika dia melakukan hal tersebut karena membuat saya merasa tidak nyaman." 
  • Bangku kosong: Merupakan latihan bermain peran yang memungkinkan klien untuk membayangkan dan berpartisipasi dalam percakapan dengan orang lain atau bagian lain dari dirinya sendiri. Latihan dengan bangku kosong dapat membantu menggambarkan persepsi, makna, dan informasi lain yang dapat membantu klien menjadi lebih sadar akan pengalaman emosionalnya. 
  • Bermain peran: Kunci dari teknik bermain peran adalah menyadari konflik batin. Untuk kemudian, klien dapat lebih mudah belajar mengintegrasikan bagian-bagian tertentu dalam dirinya menjadi lebih utuh. 
  • Bahasa tubuh: Selama sesi terapi berlangsung, terapis akan mengamati bahasa tubuh klien dan mengkomunikasikannya kepada klien.
  • Exaggeration: Jika sulit bagi klien menentukan kata-kata untuk menjelaskan apa yang terjadi pada bahasa tubuhnya, klien mungkin akan diminta untuk "membesar-besarkan" gerakan tersebut atau mengulangi beberapa kali untuk menarik pengalaman klien.
  • Menemukan emosi: Berbicara tentang emosi berbeda dengan mengalami emosi. Saat klien membicarakan tentang emosinya, terapis mungkin bertanya mengenai letak emosi tersebut dalam tubuh klien.
  • Seni kreatif: Melibatkan aktivitas kreatif seperti menggambar, melukis, dan memahat. Kegiatan tersebut dapat membantu meningkatkan kesadaran dan memproses momen.

Baca Juga: 15 Cara Memperbaiki Tekstur Kulit, dari Alami hingga Terapi

3. Kondisi yang dapat diatasi dengan terapi gestalt

ilustrasi laki-laki mendatangi psikolog (pexels.com/Timur Weber)

Dilansir WebMD, terapi gestalt telah menjadi pendekatan terapeutik dalam menangani berbagai kondisi kesehatan mental. Beberapa kondisi tersebut adalah:

  • Kecemasan: terapi gestalt membantu orang untuk lebih fokus pada momen saat ini. Hal demikian memungkinkan penemuan pikiran, perasaan, atau perilaku terhadap potensi kecemasan. 
  • Depresi: Terapi gestalt dapat membantu penderita depresi menyadari kemungkinan situasi tertentu yang memicu hadirnya depresi.
  • Masalah perilaku: Dapat membantu orang dengan kondisi perilaku seperti gangguan bipolar. Orang yang berjuang dengan kondisi ini dapat mengembangkan pandangan baru tentang kehidupan melalui terapi gestalt.
  • Masalah hubungan: Membantu pasangan mengenali perilaku destruktif yang berdampak negatif pada hubungan. Ini dapat membantu meningkatkan perubahan positif dalam hubungan.
  • Masalah harga diri: Terapi gestalt membantu mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor dasar pemicu harga diri rendah.

4. Manfaat

ilustrasi mendapatkan manfaat dari sesi terapi (pexels.com/Polina Zimmerman)

Beberapa manfaat potensial terapi gestalt mencakup:

  • Membantu meningkatkan rasa pengendalian diri.
  • Membantu memantau dan mengatur kondisi mental.
  • Mengoptimalkan kesadaran akan kebutuhan diri sendiri.
  • Mengupayakan toleransi terhadap emosi negatif.
  • Meningkatkan perhatian, pemahaman emosional, dan keterampilan komunikasi.

Penelitian menunjukkan bahwa terapi gestalt dapat bekerja secara efektif untuk mengobati berbagai kondisi, termasuk kecemasan dan gangguan kepribadian. Studi dalam Journal of Evidence-Informed Social Work mengungkap, efek terapi gestalt menghasilkan tingkat kecemasan lebih rendah dan lebih banyak perhatian serta kebaikan terhadap diri sendiri.

Baca Juga: 7 Jenis Terapi Musik yang Jarang Orang Ketahui!

Verified Writer

Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya